Pentingnya Marketing Mix 9P dalam Bisnis Modern

Marketing Mix 9P

Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, perusahaan perlu mengadopsi strategi pemasaran yang komprehensif untuk tetap relevan dan unggul di pasar. Salah satu konsep yang telah terbukti efektif adalah Marketing Mix 9P. Konsep ini sebagai respons terhadap kebutuhan pemasaran yang lebih holistik, terutama dalam industri jasa.

Apa Itu Marketing Mix 9P?

Marketing Mix 9P adalah kerangka strategi pemasaran yang menggabungkan sembilan elemen utama yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan untuk merancang dan mengoptimalkan strategi pemasaran mereka. Konsep ini berkembang dari Marketing Mix 4P (Product, Price, Place, Promotion) yang lebih berfokus pada pemasaran produk, menjadi pendekatan yang lebih luas dengan menambahkan lima elemen tambahan yang sangat relevan dalam pemasaran jasa: People, Process, Physical Evidence, Public Opinion, dan Political Power.

Menurut Booms dan Bitner (1981),

“Marketing Mix 9P dirancang untuk memenuhi kebutuhan pemasaran yang lebih kompleks, terutama dalam industri jasa, di mana interaksi manusia dan pengalaman pelanggan memainkan peran penting.” (Booms & Bitner, 1981).

Konsep ini memungkinkan perusahaan untuk lebih fleksibel dalam menyesuaikan strategi pemasaran mereka sesuai dengan perubahan tren, kebutuhan pelanggan, dan kondisi pasar yang dinamis.

Komponen Marketing Mix 9P

Berikut ini penjelasan mendetail tentang sembilan komponen Marketing Mix 9P:

1. Produk (Product)

Produk merupakan inti dari strategi pemasaran karena merupakan barang atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Dimana produk harus mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan menawarkan nilai tambah seperti kualitas tinggi, fitur inovatif, desain menarik, serta manfaat yang jelas bagi pengguna.

Menurut Kotler dan Keller (2016), “Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide.”

Sebagai contoh, Apple dengan iPhone-nya berhasil menciptakan produk yang tidak hanya fungsional tetapi juga memiliki desain yang ikonik dan inovatif. Hal ini membuat iPhone menjadi pilihan utama di pasar global.

2. Harga (Price)

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk memperoleh produk atau jasa. Strategi penetapan harga harus mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk biaya produksi, tingkat persaingan, daya beli konsumen, serta persepsi nilai yang ditawarkan oleh produk.

Nagle dan Holden (2002), “Strategi penetapan harga yang efektif harus mempertimbangkan nilai yang dirasakan oleh konsumen, bukan hanya biaya produksi.”

Starbucks menerapkan strategi harga premium untuk menciptakan kesan eksklusivitas dan kualitas tinggi, yang pada akhirnya menarik segmen pasar tertentu yang menginginkan pengalaman minum kopi yang lebih dari sekadar konsumsi biasa.

3. Tempat (Place)

Tempat mengacu pada bagaimana produk atau jasa didistribusikan kepada pelanggan. Pemilihan lokasi penjualan, baik secara fisik maupun digital, serta efektivitas saluran distribusi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pemasaran.

Rosenbloom (2013), “Saluran distribusi yang efektif dapat memberikan keunggulan kompetitif dengan memastikan produk tersedia di tempat dan waktu yang tepat.”

Amazon menggunakan sistem distribusi berbasis e-commerce yang luas, memungkinkan pelanggan untuk membeli berbagai produk dengan mudah dari mana saja dan kapan saja.

4. Promosi (Promotion)

Promosi mencakup segala bentuk komunikasi yang digunakan perusahaan untuk memperkenalkan produk kepada konsumen. Ini termasuk iklan, pemasaran digital, media sosial, penjualan langsung, serta program loyalitas pelanggan.

Belch dan Belch (2018), “Promosi adalah alat komunikasi yang digunakan untuk memengaruhi perilaku konsumen dan mendorong pembelian.”

Coca-Cola secara konsisten meluncurkan kampanye iklan kreatif yang membangun hubungan emosional dengan konsumennya di seluruh dunia, seperti kampanye “Share a Coke” yang sangat sukses.

5. Orang (People)

Orang dalam marketing mix mencakup seluruh individu yang terlibat dalam proses bisnis, baik karyawan, manajemen, maupun pelanggan. Kualitas interaksi antara staf dengan pelanggan sangat menentukan pengalaman pelanggan dan loyalitas terhadap merek.

Gronroos (2007), “Karyawan adalah wajah perusahaan dan memainkan peran kunci dalam menciptakan pengalaman pelanggan yang positif.”

Ritz-Carlton dikenal dengan standar layanan pelanggan yang luar biasa, di mana setiap karyawan dilatih untuk memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi tamu hotel.

6. Proses (Process)

Proses merujuk pada cara kerja atau prosedur yang diterapkan dalam bisnis untuk menyampaikan produk atau layanan kepada pelanggan, dengan proses yang efisien dapat meningkatkan pengalaman pelanggan dan mengurangi biaya operasional.

Menurut Lovelock dan Wirtz (2011), “Proses yang dirancang dengan baik dapat meningkatkan efisiensi operasional dan kepuasan pelanggan.”

McDonald’s memiliki sistem operasional yang sangat terstandarisasi di seluruh dunia, memastikan konsistensi rasa dan pelayanan cepat di setiap cabangnya.

7. Bukti Fisik (Physical Evidence)

Bukti fisik adalah elemen nyata yang membantu pelanggan dalam menilai kualitas suatu produk atau layanan. Ini mencakup desain toko, kemasan produk, logo, dan atmosfer di tempat penjualan.

Bitner (1992), “Bukti fisik adalah elemen penting dalam pemasaran jasa karena membantu konsumen mengevaluasi kualitas layanan sebelum membeli.”

Apple Store dirancang dengan estetika modern dan pengalaman interaktif, menciptakan daya tarik tersendiri bagi pelanggan yang ingin mencoba produk sebelum membelinya.

8. Pendapat Masyarakat (People Opinion)

Pendapat masyarakat mencerminkan bagaimana pelanggan dan publik secara umum menilai suatu merek atau produk. Testimoni pelanggan, ulasan online, dan rekomendasi dari mulut ke mulut sangat memengaruhi keputusan pembelian.

Keller (2009), “Opini publik dan ulasan konsumen adalah faktor kunci dalam membangun kepercayaan dan loyalitas merek.”

Contohnya seperti TripAdvisor memanfaatkan ulasan dan rating pengguna untuk membantu wisatawan membuat keputusan dalam memilih hotel, restoran, atau destinasi wisata.

9. Kekuatan Politik (Political Power)

Kekuatan politik mencakup pengaruh regulasi pemerintah, kebijakan publik, serta faktor hukum yang dapat memengaruhi strategi pemasaran dan operasional bisnis. Perusahaan harus memahami dinamika politik dan regulasi di pasar yang mereka masuki.

Hillman dan Hitt (1999), “Perusahaan perlu memahami dan memengaruhi lingkungan politik untuk melindungi kepentingan bisnis mereka.”

Perusahaan energi seperti Shell dan BP harus mematuhi berbagai regulasi lingkungan yang ketat di berbagai negara untuk menjaga izin operasional mereka dan mempertahankan citra perusahaan di mata publik.

Pentingnya Marketing Mix 9P dalam Bisnis Modern

Marketing Mix 9P memberikan kerangka yang lebih holistik untuk merancang strategi pemasaran, terutama dalam konteks pasar yang dinamis dan kompetitif. Konsep ini merupakan pengembangan dari Marketing Mix 4P (Product, Price, Place, Promotion) yang diperluas menjadi 7P dengan menambahkan People, Process, dan Physical Evidence, serta akhirnya berkembang menjadi 9P dengan tambahan Partnership dan Performance (Kotler & Keller, 2016). Dengan mempertimbangkan sembilan elemen ini, perusahaan dapat mengembangkan strategi pemasaran yang lebih komprehensif dan adaptif.

1. Meningkatkan Daya Saing

Dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif, perusahaan perlu memahami dan mengoptimalkan setiap elemen dalam marketing mix 9P agar dapat bersaing secara efektif. Menurut Kotler & Keller (2016), strategi pemasaran yang holistik memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi keunggulan kompetitifnya, baik dalam aspek produk, harga, distribusi, maupun promosi. Dengan kombinasi yang tepat dari elemen-elemen pemasaran, perusahaan dapat menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dan membedakan diri dari pesaing.

2. Memahami Kebutuhan Konsumen

Marketing mix 9P membantu perusahaan memahami preferensi dan perilaku konsumen dengan lebih mendalam. Lovelock dan Wirtz (2011) menjelaskan bahwa elemen seperti People, Process, dan Physical Evidence berperan penting dalam menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih baik. Misalnya, keterlibatan tenaga penjual (People) dalam memberikan layanan berkualitas, serta proses yang efisien (Process), akan meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.

3. Meningkatkan Profitabilitas

Strategi pemasaran yang efektif tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan penjualan, tetapi juga menciptakan loyalitas pelanggan yang berdampak pada profitabilitas jangka panjang. Zeithaml et al. (2017) menekankan bahwa kombinasi strategi yang tepat dalam elemen 9P, seperti penentuan harga yang kompetitif (Price) dan promosi yang tepat sasaran (Promotion), dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. Selain itu, kemitraan yang strategis (Partnership) dapat memperluas jangkauan pasar dan menciptakan sumber pendapatan tambahan.

4. Adaptasi terhadap Perubahan Pasar

Pasar yang terus berubah, baik karena perkembangan teknologi, tren, maupun preferensi konsumen, menuntut perusahaan untuk lebih fleksibel dalam menyesuaikan strategi pemasarannya. Menurut Kotler et al. (2019), Marketing Mix 9P memungkinkan perusahaan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar dengan memanfaatkan data pelanggan dan teknologi digital. Misalnya, evaluasi terhadap kinerja pemasaran (Performance) dapat membantu perusahaan mengidentifikasi aspek mana yang perlu diperbaiki untuk menghadapi perubahan pasar secara lebih efektif.

Contoh Penerapan Marketing Mix 9P dalam Dunia Bisnis

Apple merupakan salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia yang berhasil menerapkan strategi Marketing Mix 9P untuk membangun brand yang kuat, menciptakan loyalitas pelanggan, dan meningkatkan profitabilitas. Berikut adalah bagaimana Apple mengimplementasikan sembilan elemen pemasaran dalam bisnisnya:

1. Produk (Product)

Apple dikenal dengan produk-produk inovatif dan premium, seperti iPhone, iPad, MacBook, Apple Watch, dan layanan digital seperti iCloud, Apple Music, dan Apple TV+. Produk Apple didesain dengan kualitas tinggi, user-friendly, serta integrasi ekosistem yang mulus antar perangkat. Selain itu, Apple terus melakukan pembaruan teknologi, seperti chipset terbaru dan fitur keamanan canggih untuk mempertahankan daya saingnya di pasar.

Peluncuran iPhone terbaru selalu menghadirkan inovasi baru, seperti Dynamic Island, kamera yang lebih canggih, dan fitur AI yang mendukung pengalaman pengguna.

2. Harga (Price)

Apple menggunakan strategi premium pricing, di mana produknya dijual dengan harga lebih tinggi dibandingkan pesaing. Strategi ini mendukung citra eksklusivitas dan kualitas produk Apple. Meskipun harga tinggi, pelanggan tetap loyal karena nilai dan pengalaman yang diberikan Apple.

Apple tidak bersaing dengan merek lain dalam harga murah, tetapi menawarkan nilai tambah seperti keamanan data, ekosistem eksklusif, dan layanan pelanggan yang superior.

3. Tempat (Place)

Apple memiliki jaringan distribusi yang luas, mencakup Apple Store, toko ritel premium, situs web resmi, dan mitra distributor seperti Best Buy, Amazon, dan operator seluler di seluruh dunia, dirancang sebagai experiential store, di mana pelanggan dapat mencoba produk dan mendapatkan layanan teknis dari Genius Bar.

Apple Store di lokasi strategis seperti New York, Tokyo, dan Singapura dirancang dengan arsitektur modern dan memberikan pengalaman eksklusif bagi pelanggan.

4. Promosi (Promotion)

Apple menggunakan strategi pemasaran yang minimalis tetapi sangat efektif. Kampanye mereka sering menonjolkan desain estetis, fitur inovatif, dan pengalaman pengguna tanpa banyak teks. Selain itu, Apple mengandalkan peluncuran produk yang spektakuler dan word-of-mouth marketing dari pelanggan loyal.

Kampanye “Shot on iPhone” yang menampilkan foto dan video menakjubkan hasil jepretan pengguna, membuktikan keunggulan kamera iPhone secara organik.

5. Orang (People)

Sumber daya manusia adalah salah satu aset terpenting Apple. Karyawan Apple, baik di bagian desain, pengembangan, maupun layanan pelanggan, menjalani pelatihan intensif untuk memastikan standar tinggi dalam kualitas produk dan layanan.

Karyawan Apple Store diberikan pelatihan khusus untuk memahami kebutuhan pelanggan dan menawarkan solusi terbaik tanpa pendekatan sales yang agresif.

6. Proses (Process)

Apple memiliki proses yang efisien dalam operasional bisnisnya, mulai dari pengembangan produk hingga layanan pelanggan. Mereka menggunakan sistem supply chain yang sangat terorganisir dan strategi Just-In-Time (JIT) untuk mengoptimalkan produksi dan distribusi.

Apple bekerja sama dengan manufaktur seperti Foxconn untuk memastikan produksi perangkat dilakukan dengan standar kualitas tinggi dan dalam jumlah yang optimal.

7. Bukti Fisik (Physical Evidence)

Apple menciptakan pengalaman merek yang konsisten melalui desain produk, kemasan, dan desain toko mereka. Desain minimalis dan elegan menjadi identitas yang kuat bagi merek Apple.

Kemasan produk Apple yang simpel dan eksklusif mencerminkan filosofi desain mereka: elegan, premium, dan ramah pengguna.

8. Pendapat Masyarakat (Public Opinion)

Apple secara aktif memantau opini publik dan umpan balik pelanggan untuk meningkatkan produk dan layanan mereka. Mereka juga memiliki basis penggemar yang kuat yang selalu mengikuti perkembangan produk terbaru.

Ketika Apple menghilangkan port headphone dari iPhone, banyak kritik muncul, tetapi mereka berhasil mengubahnya menjadi tren dengan mendorong penggunaan AirPods.

9. Kekuatan Politik (Political Power)

Apple sangat memperhatikan regulasi global, kebijakan perdagangan, dan isu lingkungan. Mereka berinvestasi dalam energi terbarukan, daur ulang produk, dan memastikan rantai pasokan mereka mengikuti standar etis dan hukum di berbagai negara.

Apple berkomitmen menjadi perusahaan bebas karbon pada tahun 2030 dengan menggunakan material daur ulang dalam produk mereka dan mengurangi ketergantungan pada plastik.

Penutup

Marketing Mix 9P adalah alat strategis yang penting bagi perusahaan untuk merancang dan mengimplementasikan strategi pemasaran yang efektif. Dengan memahami dan mengoptimalkan setiap elemen, perusahaan dapat meningkatkan daya saing, memenuhi kebutuhan konsumen, dan mencapai tujuan bisnis mereka. Penerapan konsep ini memerlukan analisis mendalam terhadap pasar, konsumen, dan lingkungan bisnis untuk menciptakan strategi yang relevan dan berkelanjutan.

Baca juga:

Referensi

  • Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management (15th ed.). Pearson Education.
  • Lovelock, C., & Wirtz, J. (2011). Services Marketing: People, Technology, Strategy (7th ed.). Pearson Education.
  • Zeithaml, V. A., Bitner, M. J., & Gremler, D. D. (2017). Services Marketing: Integrating Customer Focus Across the Firm (7th ed.). McGraw-Hill Education.
  • Kotler, P., Kartajaya, H., & Setiawan, I. (2019). Marketing 4.0: Moving from Traditional to Digital. John Wiley & Sons.
  • Gronroos, C. (2007). Service Management and Marketing: Customer Management in Service Competition (3rd ed.). Wiley.
  • Nagle, T. T., & Holden, R. K. (2002). The Strategy and Tactics of Pricing: A Guide to Profitable Decision Making (3rd ed.). Prentice Hall.
  • Belch, G. E., & Belch, M. A. (2018). Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communications Perspective (11th ed.). McGraw-Hill Education.
Scroll to Top