Laporan Keuangan Perusahaan Jasa: Fungsi, dan Contohnya

Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

Laporan keuangan perusahaan jasa merupakan salah satu aspek krusial dalam mengelola bisnis. Bagi pelaku bisnis di bidang jasa, memahami cara menyusun laporan keuangan yang akurat dan komprehensif adalah langkah penting untuk memastikan keberlangsungan dan pertumbuhan bisnis. Namun, tidak sedikit yang masih merasa kesulitan dalam menyusun laporan keuangan perusahaan jasa, terutama bagi mereka yang baru memulai bisnis di bidang ini.

Pengertian Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa adalah entitas bisnis yang fokus pada penyediaan layanan atau jasa kepada pelanggan, bukan pada produksi barang fisik. Berbeda dengan perusahaan manufaktur atau dagang, perusahaan jasa mengandalkan keahlian, pengetahuan, dan pengalaman untuk memberikan nilai tambah kepada pelanggan.

Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield dalam buku Intermediate Accounting (2016), perusahaan jasa memiliki karakteristik unik karena tidak melibatkan inventaris barang. Sebaliknya, pendapatan perusahaan jasa berasal dari layanan yang diberikan, seperti konsultasi, perawatan, atau dukungan teknis.

Contoh perusahaan jasa antara lain:

  • Perusahaan konsultasi manajemen
  • Perusahaan akuntansi dan audit
  • Perusahaan jasa hukum
  • Perusahaan penerbangan
  • Perusahaan perhotelan dan restoran
  • Perusahaan teknologi informasi
  • Perusahaan logistik

Karena tidak menghasilkan produk fisik, perusahaan jasa harus berfokus pada kualitas layanan dan kepuasan pelanggan. Hal ini juga tercermin dalam laporan keuangan mereka, yang memiliki beberapa perbedaan dengan laporan keuangan perusahaan manufaktur atau dagang.

Komponen Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

Laporan keuangan perusahaan jasa umumnya terdiri dari empat komponen utama:

Laporan keuangan perusahaan jasa umumnya terdiri dari empat komponen utama:

1. Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Laporan laba rugi adalah laporan yang mencerminkan kinerja keuangan perusahaan selama periode tertentu, biasanya dalam satu tahun. Pelaporan ini menunjukkan apakah perusahaan menghasilkan laba atau mengalami rugi. Komponen utama dalam laporan laba rugi meliputi:

  • Pendapatan Usaha: Pendapatan yang diperoleh dari penjualan jasa.
  • Biaya Operasional: Biaya yang terkait langsung dengan penyediaan jasa, seperti gaji karyawan, biaya bahan pendukung, dan biaya overhead.
  • Laba Kotor: Selisih antara pendapatan usaha dan biaya operasional.
  • Biaya Non-operasional: Biaya yang tidak terkait langsung dengan operasional utama, seperti bunga pinjaman atau pajak.
  • Laba Bersih: Laba atau rugi bersih setelah memperhitungkan semua pendapatan dan biaya.

Menurut Horngren, Harrison, dan Oliver dalam buku Accounting, laporan laba rugi adalah alat utama untuk mengevaluasi profitabilitas perusahaan.

2. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows)

Laporan arus kas menunjukkan arus kas masuk dan keluar perusahaan selama periode tertentu, laporan ini penting untuk memahami bagaimana perusahaan mengelola kasnya, terutama dalam hal operasional, investasi, dan pendanaan. Pelaporan arus kas dibagi menjadi tiga aktivitas utama:

  • Operasional: Arus kas dari aktivitas utama perusahaan, seperti penerimaan dari pelanggan dan pembayaran biaya operasional.
  • Investasi: Arus kas dari pembelian atau penjualan aset tetap.
  • Pendanaan: Arus kas dari aktivitas pendanaan, seperti penerimaan pinjaman atau pembayaran dividen.

Menurut Brigham dan Houston dalam buku Fundamentals of Financial Management, laporan arus kas membantu perusahaan memantau likuiditas dan kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek.

3. Laporan Neraca (Balance Sheet)

Laporan neraca mencerminkan posisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu tertentu, biasanya pada akhir periode pelaporan, ini terdiri dari tiga komponen utama:

  • Aset: Sumber daya ekonomi yang dimiliki perusahaan, seperti kas, piutang, dan aset tetap.
  • Kewajiban: Kewajiban finansial perusahaan, seperti utang usaha dan utang jangka panjang.
  • Ekuitas: Modal pemilik atau saham perusahaan, termasuk modal disetor dan laba ditahan.

Menurut Wild, Larson, dan Chiappetta dalam buku Fundamental Accounting Principles, laporan neraca adalah “snapshot” keuangan perusahaan yang memberikan gambaran tentang kesehatan finansial.

4. Laporan Perubahan Modal/Ekuitas

Laporan perubahan modal atau ekuitas menunjukkan perubahan pada posisi ekuitas pemilik dari awal hingga akhir periode pelaporan. Ini penting untuk memahami bagaimana laba atau rugi, investasi pemilik, dan dividen memengaruhi ekuitas perusahaan. Komponen utama laporan perubahan modal meliputi:

  • Modal Awal: Modal pemilik pada awal periode.
  • Laba/Rugi Bersih: Laba atau rugi bersih yang diperoleh selama periode pelaporan.
  • Investasi Pemilik: Investasi tambahan dari pemilik.
  • Dividen: Dividen yang dibayarkan kepada pemilik atau pemegang saham.
  • Modal Akhir: Modal pemilik pada akhir periode.

Menurut Stice, Stice, dan Skousen dalam buku Intermediate Accounting, laporan perubahan modal membantu pemilik memahami bagaimana transaksi keuangan memengaruhi ekuitas mereka.

    Fungsi Laporan Keuangan Perusahaan

    Pembuatan laporan data keuangan memiliki beberapa fungsi utama yang sangat penting bagi pengelolaan perusahaan. Laporan ini tidak hanya menjadi alat untuk mencatat transaksi keuangan, tetapi juga memberikan wawasan yang mendalam tentang kesehatan finansial perusahaan. Berikut adalah beberapa fungsi utama pembuatan laporan keuangan beserta penjelasannya:

    1. Mengetahui Kondisi Keuangan Perusahaan

    Laporan data keuangan memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi finansial perusahaan. Melalui data pendapatan dan beban yang tercatat dalam laporan, perusahaan dapat menilai apakah bisnis mengalami perkembangan atau kemunduran. Menurut Warren, Reeve, dan Duchac dalam buku Financial Accounting (2018), laporan keuangan adalah alat utama untuk mengukur kinerja finansial perusahaan. Dengan memahami kondisi keuangan, manajemen dapat mengambil keputusan strategis, seperti melanjutkan ekspansi usaha atau menutup operasi yang tidak menguntungkan.

    2. Bahan untuk Melakukan Evaluasi

    Laporan keuangan berfungsi sebagai bahan evaluasi yang membantu perusahaan mengidentifikasi penyebab kemunduran atau perkembangan bisnis. Informasi yang tercantum dalam laporan menjadi parameter evaluasi untuk menentukan solusi terhadap masalah yang dihadapi. Evaluasi ini memungkinkan perusahaan untuk fokus pada penyelesaian masalah dan mencegah terulangnya kesalahan di masa depan. Seperti yang dijelaskan oleh Kieso, Weygandt, dan Warfield dalam Intermediate Accounting (2016), laporan keuangan adalah alat penting untuk analisis kinerja dan perencanaan strategis.

    3. Bentuk Pertanggungjawaban Perusahaan

    Laporan keuangan juga berperan sebagai bentuk pertanggungjawaban perusahaan kepada berbagai pihak, termasuk investor, pemerintah, dan regulator. Laporan yang rapi dan terperinci menciptakan citra kredibilitas perusahaan di mata pemegang saham. Namun, jika laporan keuangan berantakan atau tidak akurat, hal ini dapat merusak reputasi perusahaan dan menimbulkan keraguan dari investor. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) (2020), laporan keuangan yang transparan dan akurat adalah kunci untuk membangun kepercayaan stakeholders.

    4. Pemantauan Kinerja Staf Perusahaan

    Informasi dalam laporan keuangan dapat menjadi representasi kinerja staf perusahaan. Pemantauan kinerja dapat dilakukan dengan melihat bagaimana staf mengeksekusi tugas yang diberikan, terutama dalam hal pengelolaan keuangan. Oleh karena itu, laporan keuangan harus disusun oleh individu yang kompeten dan bertanggung jawab agar akurasinya dapat diandalkan. Seperti yang diungkapkan oleh Horngren, Harrison, dan Oliver dalam Financial Accounting (2012), akurasi laporan keuangan sangat bergantung pada profesionalisme tim yang menyusunnya.

    5. Memaksimalkan Produktivitas Kerja

    Dalam laporan data finansial, perusahaan dapat melihat secara akurat tingkat transaksi yang terjadi. Dengan bantuan laporan ini, perusahaan dapat menentukan tugas yang diperlukan untuk mencapai target yang diinginkan. Hal ini memudahkan perusahaan untuk memaksimalkan kinerja dan produktivitas seluruh pihak yang terlibat. Menurut Anthony dan Govindarajan dalam Management Control Systems (2007), laporan keuangan adalah alat penting untuk mengukur efisiensi operasional dan produktivitas perusahaan.

    Cara Membuat Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

    Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa memerlukan langkah-langkah sistematis. Berikut panduan lengkapnya:

    1. Identifikasi Pendapatan dan Biaya

    Langkah pertama dalam menyusun laporan keuangan adalah mengidentifikasi semua sumber pendapatan dan biaya yang terkait dengan operasional perusahaan. Pendapatan perusahaan jasa biasanya berasal dari penjualan layanan atau jasa yang diberikan kepada pelanggan, seperti pendapatan dari layanan konsultasi, jasa hukum, atau jasa teknologi informasi. Di sisi lain, biaya operasional mencakup semua pengeluaran yang diperlukan untuk menyediakan layanan tersebut, seperti gaji karyawan, biaya bahan pendukung, biaya overhead, dan biaya pemasaran. Penting untuk memastikan bahwa semua pendapatan dan biaya tercatat dengan lengkap dan akurat agar laporan keuangan dapat mencerminkan kondisi finansial perusahaan secara realistis.

    2. Susun Laporan Laba Rugi

    Setelah mengidentifikasi pendapatan dan biaya, langkah berikutnya adalah menyusun laporan laba rugi. Laporan ini bertujuan untuk menunjukkan kinerja keuangan perusahaan selama periode tertentu, biasanya satu tahun. Mulailah dengan mencatat total pendapatan usaha, kemudian kurangi biaya operasional untuk mendapatkan laba kotor. Selanjutnya, sertakan biaya non-operasional seperti bunga pinjaman atau pajak untuk menghitung laba bersih. Laporan laba rugi yang baik harus mencerminkan secara jelas bagaimana pendapatan dan biaya memengaruhi profitabilitas perusahaan.

    3. Buat Laporan Arus Kas

    Laporan arus kas adalah komponen penting yang menunjukkan arus kas masuk dan keluar perusahaan selama periode tertentu. Laporan ini dibagi menjadi tiga aktivitas utama: operasional, investasi, dan pendanaan. Aktivitas operasional mencakup arus kas yang berasal dari kegiatan utama perusahaan, seperti penerimaan dari pelanggan dan pembayaran biaya operasional. Aktivitas investasi meliputi arus kas yang terkait dengan pembelian atau penjualan aset tetap, sementara aktivitas pendanaan mencakup arus kas dari pinjaman atau pembayaran dividen. Laporan arus kas membantu perusahaan memantau likuiditas dan kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek.

    4. Susun Laporan Neraca

    Laporan neraca menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Laporan ini terdiri dari tiga komponen utama: aset, kewajiban, dan ekuitas. Aset mencakup semua sumber daya ekonomi yang dimiliki perusahaan, seperti kas, piutang usaha, dan aset tetap. Kewajiban mencerminkan kewajiban finansial perusahaan, seperti utang usaha dan utang jangka panjang. Ekuitas mewakili modal pemilik atau saham perusahaan, termasuk modal disetor dan laba ditahan. Pastikan neraca seimbang, di mana total aset sama dengan total kewajiban ditambah ekuitas.

    5. Buat Laporan Perubahan Modal

    Laporan perubahan modal atau ekuitas mencerminkan perubahan pada posisi ekuitas pemilik selama periode tertentu. Laporan ini dimulai dengan mencatat modal awal, kemudian menambahkan laba bersih atau mengurangkan rugi bersih yang diperoleh selama periode tersebut. Sertakan juga investasi tambahan dari pemilik dan kurangi dividen yang dibayarkan. Laporan perubahan modal memberikan gambaran tentang bagaimana transaksi keuangan memengaruhi ekuitas pemilik dan membantu pemilik memahami perubahan dalam kepemilikan mereka.

    6. Analisis dan Interpretasi

    Setelah semua laporan keuangan selesai disusun, langkah terakhir adalah melakukan analisis dan interpretasi. Analisis laporan keuangan bertujuan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, mengidentifikasi tren, dan menemukan pola yang dapat memberikan wawasan strategis. Beberapa rasio keuangan yang umum digunakan dalam analisis meliputi rasio profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas. Dengan memahami hasil analisis, manajemen dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dan merencanakan strategi bisnis yang efektif untuk masa depan.

    Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

    Berikut contoh sederhana laporan keuangan perusahaan jasa:

    1. Laporan Laba Rugi (Income Statement)

    KomponenKeteranganJumlah (Rp)
    Pendapatan UsahaPendapatan dari penjualan jasa utama750.000.000
    Pendapatan Lain-lainPendapatan di luar usaha utama50.000.000
    Total Pendapatan800.000.000
    Biaya Operasional
    – Gaji KaryawanBiaya gaji dan tunjangan200.000.000
    – Biaya Bahan PendukungBahan yang digunakan untuk layanan100.000.000
    – Biaya OverheadBiaya listrik, air, internet, dll.50.000.000
    – Biaya PemasaranBiaya iklan dan promosi30.000.000
    – Biaya AdministrasiBiaya administrasi kantor20.000.000
    Total Biaya Operasional400.000.000
    Laba KotorTotal Pendapatan – Biaya Operasional400.000.000
    Biaya Non-operasional
    – Beban BungaBunga pinjaman10.000.000
    – Beban PajakPajak penghasilan40.000.000
    Total Biaya Non-operasional50.000.000
    Laba BersihLaba Kotor – Biaya Non-operasional350.000.000

    2. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows)

    AktivitasKeteranganJumlah (Rp)
    Arus Kas dari Operasional
    – Penerimaan dari PelangganPembayaran dari pelanggan700.000.000
    – Pembayaran Biaya OperasionalPembayaran gaji, bahan, overhead, dll.-380.000.000
    Total Arus Kas Operasional320.000.000
    Arus Kas dari Investasi
    – Pembelian Aset TetapPembelian peralatan baru-100.000.000
    – Penjualan Aset TetapPenjualan peralatan lama20.000.000
    Total Arus Kas Investasi-80.000.000
    Arus Kas dari Pendanaan
    – Penerimaan PinjamanPinjaman dari bank150.000.000
    – Pembayaran DividenDividen kepada pemegang saham-50.000.000
    Total Arus Kas Pendanaan100.000.000
    Total Arus Kas Bersih340.000.000

    3. Laporan Neraca (Balance Sheet)

    Aset

    KomponenKeteranganJumlah (Rp)
    Aset Lancar
    – KasSaldo kas di bank dan tunai250.000.000
    – Piutang UsahaPiutang dari pelanggan300.000.000
    – PersediaanBahan pendukung yang tersedia50.000.000
    Total Aset Lancar600.000.000
    Aset Tetap
    – PeralatanNilai peralatan setelah penyusutan500.000.000
    – KendaraanNilai kendaraan setelah penyusutan200.000.000
    Total Aset Tetap700.000.000
    Total Aset1.300.000.000

    Kewajiban

    KomponenKeteranganJumlah (Rp)
    Kewajiban Lancar
    – Utang UsahaUtang kepada pemasok150.000.000
    – Utang Jangka PendekUtang yang jatuh tempo < 1 tahun100.000.000
    Total Kewajiban Lancar250.000.000
    Kewajiban Jangka Panjang
    – Utang BankPinjaman bank jangka panjang400.000.000
    Total Kewajiban Jangka Panjang400.000.000
    Total Kewajiban650.000.000

    Ekuitas

    KomponenKeteranganJumlah (Rp)
    – Modal DisetorModal awal dari pemilik500.000.000
    – Laba DitahanLaba yang tidak dibagikan sebagai dividen150.000.000
    Total Ekuitas650.000.000
    Total Kewajiban dan Ekuitas1.300.000.000

    4. Laporan Perubahan Modal (Statement of Changes in Equity)

    KomponenKeteranganJumlah (Rp)
    Modal AwalModal pada awal periode500.000.000
    Laba BersihLaba bersih periode berjalan350.000.000
    DividenDividen yang dibayarkan-50.000.000
    Modal AkhirModal pada akhir periode800.000.000

    Analisis Singkat

    • Perusahaan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 350.000.000, menunjukkan kinerja operasional yang baik.
    • Arus kas bersih sebesar Rp 340.000.000 menunjukkan perusahaan memiliki likuiditas yang sehat.
    • Aset perusahaan meningkat menjadi Rp 1.300.000.000, mencerminkan pertumbuhan bisnis.
    • Modal pemilik meningkat menjadi Rp 800.000.000, menunjukkan peningkatan kekayaan pemilik.

    Penutup

    Dengan memahami laporan keuangan perusahaan jasa, kamu dapat mengambil keputusan bisnis yang lebih tepat dan memastikan keberlangsungan usaha. Semoga informasi ini bermanfaat yaa.

    Baca juga:

    Referensi

    1. Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2016). Intermediate Accounting. John Wiley & Sons.
    2. Horngren, C. T., Harrison, W. T., & Oliver, M. S. (2018). Accounting. Pearson.
    3. Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2021). Fundamentals of Financial Management. Cengage Learning.
    4. Wild, J. J., Larson, K. D., & Chiappetta, B. (2020). Fundamental Accounting Principles. McGraw-Hill Education.
    5. Stice, E. K., Stice, J. D., & Skousen, K. F. (2017). Intermediate Accounting. Cengage Learning.
    Scroll to Top