Devisa merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian suatu negara, terutama dalam konteks perdagangan internasional. Istilah ini mungkin tidak asing bagi mereka yang berkecimpung di dunia ekonomi atau bisnis internasional, namun bagi masyarakat awam, devisa seringkali dianggap sebagai konsep yang rumit. Padahal, pemahaman tentang devisa sangat penting untuk mengetahui bagaimana suatu negara mengelola hubungan ekonominya dengan negara lain.Â
Pengertian Devisa Menurut Beberapa Sumber
Berikut ini penjelasan pengertian devisa berdasarkan sumber terpercaya.
1. Bank Indonesia (BI)
Menurut Bank Indonesia (BI), devisa merujuk pada berbagai bentuk aset finansial, baik berupa uang tunai maupun instrumen keuangan lainnya, yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dalam transaksi internasional.
Aset ini dapat dimiliki oleh berbagai entitas dalam suatu negara, termasuk pemerintah, bank sentral, dan masyarakat umum. Devisa memainkan peran penting dalam perdagangan internasional dan stabilitas ekonomi suatu negara, terutama dalam menjaga keseimbangan neraca pembayaran dan kestabilan nilai tukar mata uang domestik.
2. Investopedia
Situs Investopedia mendefinisikan devisa sebagai mata uang asing yang dimiliki oleh pemerintah atau bank sentral suatu negara. Devisa ini memiliki berbagai fungsi, termasuk membayar impor barang dan jasa, melunasi utang luar negeri, serta berperan sebagai cadangan untuk menjaga stabilitas nilai tukar mata uang domestik. Dalam konteks globalisasi ekonomi, cadangan devisa yang cukup menjadi indikator penting bagi kredibilitas dan stabilitas finansial suatu negara.
3. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, devisa dapat diartikan sebagai kekayaan dalam bentuk mata uang asing yang diperoleh melalui berbagai sumber, seperti hasil ekspor, pinjaman luar negeri, investasi asing, serta sumber lainnya. Keberadaan devisa sangat penting dalam mendukung kelangsungan ekonomi nasional, khususnya dalam hal transaksi internasional dan pembayaran utang luar negeri.
4. A. Haris Arief
A. Haris Arief menjelaskan bahwa devisa merupakan seluruh bentuk mata uang asing yang diterima oleh suatu negara dari berbagai aktivitas ekonomi, termasuk perdagangan internasional dan pengiriman uang dari luar negeri. Devisa ini digunakan untuk membiayai berbagai kebutuhan terkait valuta asing, seperti impor barang dan jasa serta transaksi ekonomi lainnya yang membutuhkan mata uang asing.
Jenis-Jenis Devisa
Devisa dapat dikategorikan ke dalam beberapa bentuk berdasarkan karakteristik dan penggunaannya dalam transaksi internasional. Berikut adalah beberapa jenis devisa yang umum digunakan dalam perekonomian global:
1. Valuta Asing (Foreign Exchange)
Valuta asing merupakan mata uang yang diakui secara global dan dapat digunakan dalam transaksi internasional. Contoh valuta asing yang umum digunakan adalah Dolar Amerika Serikat (USD), Euro (EUR), Yen Jepang (JPY), dan Poundsterling Inggris (GBP).
Mata uang ini sering digunakan oleh negara-negara dalam perdagangan internasional, investasi lintas negara, serta sebagai alat pembayaran dalam transaksi global. Valuta asing memiliki peran strategis dalam menjaga stabilitas ekonomi dan menjadi bagian penting dari cadangan devisa suatu negara.
2. Emas (Gold Reserve)
Emas adalah salah satu bentuk devisa yang diakui secara luas dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran internasional, emas batangan sering dimiliki oleh bank sentral suatu negara sebagai bagian dari cadangan devisanya untuk mendukung kestabilan nilai tukar mata uang dan ekonomi nasional.
Sejak dahulu, emas digunakan sebagai jaminan transaksi perdagangan dan investasi internasional karena sifatnya yang memiliki nilai intrinsik serta daya tahan terhadap inflasi.
3. Surat Berharga (Securities)
Surat berharga merupakan instrumen keuangan yang dapat diperdagangkan dan memiliki nilai sebagai alat pembayaran internasional. Jenis-jenis surat berharga yang termasuk dalam kategori devisa meliputi:
- Special Drawing Rights (SDR), merupakan hak penarikan khusus yang diberikan kepada negara anggota International Monetary Fund (IMF) sebagai bentuk kredit yang dapat digunakan dalam transaksi internasional. SDR berfungsi sebagai aset cadangan internasional yang membantu negara-negara dalam mengatasi ketidakseimbangan pembayaran.
- Cable Order, atau lebih dikenal sebagai Telegraphic Transfer (TT), adalah metode pembayaran internasional di mana dana dikirim melalui sistem komunikasi seperti telegram, radiogram, atau telepon. Sistem ini memungkinkan transfer uang antarnegara dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan metode konvensional.
- Bill of Exchange, atau wesel, merupakan instrumen keuangan berupa surat perintah kepada bank atau pihak tertentu untuk melakukan pembayaran sejumlah uang kepada penerima yang ditentukan dalam dokumen tersebut. Wesel sering digunakan dalam perdagangan internasional untuk mempermudah transaksi lintas negara dan memberikan jaminan pembayaran.
- Traveller’s Cheque atau cek perjalanan, jenis cek yang dapat digunakan oleh individu saat bepergian ke luar negeri sebagai alternatif pembayaran. Cek ini dapat dicairkan di bank atau lembaga keuangan yang menerimanya, sehingga memberikan keamanan lebih bagi pemegangnya dibandingkan membawa uang tunai dalam jumlah besar.
Macam-Macam Devisa
Devisa dapat dikategorikan berdasarkan sumber perolehannya serta pihak yang memiliki dan mengelolanya. Berikut beberapa jenis devisa yang digunakan dalam sistem keuangan suatu negara:
1. Devisa Umum (General Foreign Exchange)
Devisa umum merupakan jenis devisa yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu negara, seperti ekspor barang dan jasa, penjualan jasa kepada pihak asing, serta pendapatan dari bunga modal yang diinvestasikan di luar negeri.
Sumber devisa ini bersifat tidak terikat karena diperoleh melalui transaksi ekonomi yang bersifat bebas dan sah menurut ketentuan perdagangan internasional. Keberadaan devisa umum sangat penting dalam menjaga keseimbangan neraca pembayaran suatu negara dan mendukung stabilitas nilai tukar mata uang domestik.
2. Devisa Kredit (Credit Foreign Exchange)
Devisa kredit adalah devisa yang diperoleh dari pinjaman luar negeri. Jenis devisa ini berbeda dengan devisa umum karena sifatnya terikat pada kewajiban pengembalian. Pinjaman luar negeri bisa berasal dari lembaga keuangan internasional seperti International Monetary Fund (IMF), Bank Dunia (World Bank), atau dari pemerintah negara lain dalam bentuk utang bilateral.
Meskipun devisa kredit dapat membantu negara dalam pembiayaan proyek infrastruktur dan pembangunan ekonomi, penggunaan yang tidak tepat dapat meningkatkan beban utang luar negeri dan mempengaruhi stabilitas ekonomi.
3. Devisa Negara (Government Foreign Exchange Reserves)
Devisa negara merupakan devisa yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah serta diatur dalam cadangan devisa nasional. Dana ini digunakan untuk membiayai kebutuhan negara dalam transaksi internasional, termasuk pembayaran impor, pelunasan utang luar negeri, serta intervensi pasar valuta asing untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Devisa negara biasanya disimpan oleh bank sentral, seperti Bank Indonesia, dalam bentuk mata uang asing, emas, atau surat berharga internasional.
4. Devisa Pelengkap (Complementary Foreign Exchange)
Devisa pelengkap adalah devisa yang dimiliki oleh pihak swasta, tetapi penggunaannya diawasi oleh pemerintah. Jenis devisa ini umumnya berasal dari sektor swasta, seperti perusahaan multinasional atau eksportir yang memperoleh pendapatan dalam bentuk valuta asing.
Meskipun devisa ini bukan bagian dari cadangan devisa negara, pemerintah memiliki kewenangan untuk mengontrol penggunaannya guna memastikan kestabilan ekonomi dan menghindari spekulasi yang dapat mempengaruhi nilai tukar.
5. Devisa Ekspor (Export Foreign Exchange)
Devisa ekspor adalah devisa yang diperoleh oleh sektor swasta sebagai hasil dari kegiatan ekspor barang dan jasa ke luar negeri, devisa ini berperan penting dalam meningkatkan pendapatan nasional dan memperkuat posisi ekonomi suatu negara dalam perdagangan global. Pemerintah sering mendorong ekspor sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan cadangan devisa dan mengurangi defisit neraca perdagangan.
Fungsi Devisa dalam Perekonomian Suatu Negara
Devisa memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara, terutama dalam perdagangan dan stabilitas keuangan internasional. Keberadaan devisa memungkinkan suatu negara untuk menjalankan berbagai aktivitas ekonomi global, mulai dari perdagangan internasional hingga pembayaran utang luar negeri. Berikut adalah beberapa fungsi utama devisa:
1. Sebagai Alat Pembayaran dalam Perdagangan Internasional
Devisa berfungsi sebagai alat pembayaran utama dalam transaksi ekspor dan impor antara negara. Dalam perdagangan global, transaksi biasanya dilakukan menggunakan mata uang yang diterima secara luas, seperti Dolar AS (USD), Euro (EUR), atau Yen Jepang (JPY).
Misalnya, ketika suatu negara mengimpor barang dari luar negeri, pembayaran dilakukan dalam bentuk devisa untuk memenuhi kewajiban transaksi kepada pihak asing (Krugman & Obstfeld, 2020). Tanpa cadangan devisa yang cukup, suatu negara akan kesulitan dalam melakukan transaksi perdagangan global, yang pada akhirnya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.
2. Sebagai Sumber Pendapatan Negara
Devisa juga menjadi sumber pemasukan bagi negara, terutama yang berasal dari kegiatan ekonomi seperti ekspor barang dan jasa, sektor pariwisata, pengiriman tenaga kerja ke luar negeri, serta investasi asing yang masuk ke dalam negeri (Bank Indonesia, 2023).
Selain itu, pendapatan dari bunga modal yang diinvestasikan di luar negeri juga berkontribusi terhadap peningkatan cadangan devisa negara. Pendapatan devisa ini sangat penting karena dapat digunakan untuk membiayai berbagai program pembangunan nasional, termasuk infrastruktur dan sektor pendidikan.
3. Sebagai Alat Pembiayaan Hubungan Internasional
Keberadaan devisa memungkinkan suatu negara untuk menjalankan berbagai bentuk kerja sama internasional, seperti investasi asing, bantuan kemanusiaan, serta program kerja sama pembangunan dengan negara lain. Pemerintah sering menggunakan devisa untuk berinvestasi dalam proyek-proyek luar negeri atau mendukung perusahaan nasional yang beroperasi di pasar global (World Bank, 2022).
Selain itu, dalam situasi darurat, seperti bencana alam atau krisis keuangan, negara juga dapat menggunakan cadangan devisanya untuk memberikan bantuan kepada negara lain, yang memperkuat hubungan diplomatik dan memperluas pengaruh ekonomi negara tersebut.
4. Sebagai Alat Pembayaran Utang Luar Negeri
Salah satu fungsi utama devisa adalah sebagai alat pembayaran utang luar negeri yang dimiliki oleh suatu negara. Negara-negara berkembang sering kali memiliki utang luar negeri dalam bentuk pinjaman dari lembaga keuangan internasional seperti IMF (International Monetary Fund) atau Bank Dunia (World Bank).
Pembayaran utang tersebut harus dilakukan dalam bentuk devisa karena mata uang domestik umumnya tidak dapat digunakan secara langsung dalam transaksi internasional (International Monetary Fund, 2021). Oleh karena itu, cadangan devisa yang cukup menjadi faktor kunci dalam menjaga reputasi kredit suatu negara dan mencegah risiko gagal bayar.
Manfaat Devisa dalam Perekonomian dan Hubungan Internasional
Devisa merupakan aset berharga bagi suatu negara karena berperan penting dalam berbagai aspek ekonomi dan diplomasi internasional. Keberadaan devisa yang cukup memungkinkan negara untuk menjalankan transaksi global dengan lancar serta mendukung berbagai aktivitas nasional dan internasional. Berikut adalah beberapa manfaat utama devisa:
1. Membantu Membayar Utang Luar Negeri
Salah satu manfaat utama devisa adalah untuk membayar kewajiban utang luar negeri yang dimiliki suatu negara. Negara sering kali mengambil pinjaman dari lembaga keuangan internasional seperti Bank Dunia (World Bank), Dana Moneter Internasional (IMF), atau lembaga keuangan asing lainnya untuk mendanai pembangunan infrastruktur, pendidikan, atau sektor kesehatan (International Monetary Fund, 2021).
Pembayaran utang tersebut harus dilakukan dalam mata uang asing yang berlaku secara internasional. Oleh karena itu, cadangan devisa yang cukup akan membantu negara dalam memenuhi kewajiban pembayaran utangnya tepat waktu, menjaga kepercayaan investor, dan menghindari risiko gagal bayar yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi.
2. Membiayai Kegiatan Perdagangan Internasional
Devisa juga memiliki peran vital dalam mendukung transaksi ekspor dan impor. Negara membutuhkan devisa untuk membayar barang dan jasa yang diimpor dari luar negeri, seperti bahan baku industri, teknologi canggih, atau produk konsumsi yang tidak tersedia di dalam negeri (Krugman & Obstfeld, 2020).
Sebaliknya, hasil dari ekspor barang dan jasa ke luar negeri juga menghasilkan devisa bagi negara. Dengan kata lain, devisa memastikan kelangsungan perdagangan internasional, yang pada gilirannya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
3. Membiayai Perjalanan Dinas Pejabat ke Luar Negeri
Dalam hubungan diplomasi dan kerja sama internasional, pejabat negara sering melakukan kunjungan kerja atau perjalanan dinas ke luar negeri untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi, konferensi global, atau negosiasi bilateral (World Economic Forum, 2022).
Untuk membiayai perjalanan ini, negara memanfaatkan cadangan devisa guna menanggung biaya transportasi, akomodasi, serta kebutuhan operasional lainnya. Keberadaan devisa yang cukup akan memastikan kelancaran kegiatan diplomasi dan meningkatkan hubungan bilateral atau multilateral dengan negara lain.
4. Mendukung Atlet dalam Kegiatan Olahraga Internasional
Devisa juga bermanfaat dalam bidang olahraga, terutama dalam mendukung keikutsertaan atlet nasional dalam ajang internasional, seperti Olimpiade, Piala Dunia, Asian Games, dan kejuaraan dunia lainnya (Olympic Committee Report, 2023).
Pemerintah menggunakan devisa untuk membiayai perjalanan, pelatihan, dan kebutuhan logistik atlet serta ofisial yang bertanding di luar negeri. Keikutsertaan dalam kompetisi internasional tidak hanya meningkatkan prestasi olahraga nasional tetapi juga memperkuat citra dan diplomasi olahraga suatu negara di kancah global.
5. Memudahkan Pengadaan Barang dan Jasa dari dan ke Luar Negeri
Dalam era globalisasi, banyak sektor industri dan perusahaan yang membutuhkan akses terhadap barang dan jasa dari luar negeri, baik dalam bentuk bahan baku, teknologi, peralatan medis, maupun produk konsumsi. Devisa berperan dalam memudahkan proses impor barang-barang tersebut, sehingga perusahaan dapat terus beroperasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi domestik (OECD, 2022).
Selain itu, devisa juga membantu eksportir dalam bertransaksi dengan pembeli dari luar negeri, memastikan kelangsungan bisnis dan meningkatkan daya saing produk nasional di pasar global.
Sumber Devisa: Berbagai Asal Pendapatan Valuta Asing bagi Negara
Devisa merupakan aset penting bagi stabilitas ekonomi suatu negara. Sumber devisa dapat berasal dari berbagai transaksi ekonomi, bantuan internasional, hingga aktivitas wisatawan asing. Berikut adalah beberapa sumber utama devisa yang berkontribusi terhadap cadangan negara:
1. Pinjaman atau Utang Luar Negeri
Salah satu sumber utama devisa adalah pinjaman atau utang luar negeri yang diberikan oleh lembaga keuangan internasional, seperti Bank Dunia (World Bank), Dana Moneter Internasional (IMF), atau bank sentral negara lain.
Pinjaman ini dapat berbentuk kredit jangka panjang maupun jangka pendek, yang digunakan untuk mendanai proyek pembangunan, infrastruktur, atau kebijakan ekonomi (International Monetary Fund, 2021). Walaupun dapat meningkatkan cadangan devisa dalam jangka pendek, utang luar negeri perlu dikelola dengan baik agar tidak membebani keuangan negara di masa depan.
2. Hadiah, Bantuan, atau Sumbangan dari Luar Negeri
Bantuan internasional dalam bentuk hibah, sumbangan, atau bantuan kemanusiaan juga menjadi salah satu sumber devisa, ini bisa berasal dari negara lain, organisasi internasional, atau lembaga filantropi global dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi atau penanggulangan bencana (World Economic Forum, 2022). Bantuan dapat berupa uang tunai, barang, atau teknologi, yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memperkuat cadangan devisa negara penerima.
3. Penerimaan Dividen, Jasa, dan Bunga dari Luar Negeri
Devisa juga diperoleh dari pembayaran dividen, bunga investasi, dan pendapatan jasa dari luar negeri. Sumber ini berasal dari investasi yang dilakukan oleh perusahaan atau individu dalam negeri di luar negeri, seperti penyertaan modal pada perusahaan asing, kepemilikan saham di luar negeri, atau pengelolaan aset keuangan internasional (OECD, 2022). Selain itu, penerimaan jasa dari sektor seperti pengiriman tenaga kerja ahli, layanan konsultasi internasional, atau transportasi global juga berkontribusi terhadap pemasukan devisa.
4. Hasil Ekspor Barang dan Jasa
Ekspor merupakan sumber utama devisa bagi negara. Ketika suatu negara mengekspor produk-produk unggulan, seperti minyak, gas, hasil pertanian, barang manufaktur, dan jasa teknologi, negara importir akan membayar dengan valuta asing. Semakin tinggi volume ekspor suatu negara, semakin besar pula cadangan devisa yang diperoleh (Krugman & Obstfeld, 2020).
Oleh karena itu, kebijakan pemerintah yang mendukung ekspor, seperti peningkatan daya saing produk, diversifikasi ekspor, dan negosiasi perdagangan internasional, sangat berpengaruh terhadap penerimaan devisa.
5. Kiriman Valuta Asing dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Luar Negeri
Devisa juga diperoleh dari kiriman uang atau remitansi yang dikirim oleh tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri. Negara seperti Malaysia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Hong Kong, dan Korea Selatan merupakan tujuan utama TKI, dan mereka mengirimkan sebagian pendapatan mereka ke keluarga di Indonesia dalam bentuk valuta asing (World Bank, 2023). Remitansi ini tidak hanya menambah cadangan devisa negara tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah asal TKI.
6. Pengeluaran Wisatawan Asing di Dalam Negeri
Sektor pariwisata merupakan salah satu penyumbang devisa yang signifikan. Wisatawan asing yang berkunjung ke suatu negara akan melakukan transaksi dalam bentuk pembelian akomodasi, makanan, transportasi, dan suvenir.
Sebelum melakukan transaksi, wisatawan biasanya menukar mata uang mereka ke mata uang lokal, yang berkontribusi pada cadangan devisa negara tersebut (UNWTO, 2022). Oleh karena itu, pengembangan sektor pariwisata melalui peningkatan infrastruktur, promosi wisata, serta keamanan dan kenyamanan turis dapat menjadi strategi efektif dalam meningkatkan pemasukan devisa.
7. Pungutan Bea Masuk dari Barang Impor
Pemerintah juga memperoleh devisa dari pungutan bea masuk atas barang-barang yang diimpor dari luar negeri. Bea masuk adalah pajak yang dikenakan pada barang impor untuk melindungi industri dalam negeri serta menambah penerimaan negara (World Trade Organization, 2021).
Pengenaan tarif bea masuk ini tidak hanya membantu meningkatkan devisa tetapi juga dapat mengontrol arus barang yang masuk ke dalam negeri agar tidak mengganggu produksi lokal.
Mekanisme Devisa
Sistem penyelesaian transaksi valuta asing antara Dolar Amerika Serikat (USD) dan Rupiah Indonesia (IDR) melalui mekanisme Payment-Versus-Payment (PVP) di BI-RTGS (Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement) dirancang untuk mengurangi risiko gagal bayar dan meningkatkan efisiensi operasional perbankan yang bergerak dalam transaksi devisa. Sistem ini memastikan bahwa pembayaran hanya akan terjadi jika kedua belah pihak memenuhi kewajibannya secara simultan, sehingga dapat mengurangi potensi risiko kredit dan likuiditas dalam transaksi valuta asing.
Penerapan PVP dalam sistem BI-RTGS sesuai dengan regulasi yang ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 10/37/2008, yang mengatur mekanisme penyelesaian transaksi valuta asing terhadap Rupiah. Regulasi ini bertujuan untuk menciptakan proses setelmen yang lebih aman, transparan, dan efisien bagi perbankan umum yang terlibat dalam transaksi valuta asing. Dengan sistem ini, dana akan diselesaikan secara real-time dan langsung dikreditkan ke rekening penerima setelah seluruh persyaratan transaksi dipenuhi.
Dengan adanya mekanisme ini, pasar valuta asing di Indonesia diharapkan menjadi lebih stabil dan efisien, karena dapat mengurangi volatilitas yang diakibatkan oleh kegagalan setelmen transaksi. Selain itu, sistem ini juga memberikan manfaat langsung bagi sektor perbankan dan perekonomian nasional, terutama dalam meningkatkan kepercayaan terhadap sistem pembayaran serta memperkuat infrastruktur keuangan di Indonesia.
Penerapan sistem PVP di BI-RTGS menunjukkan komitmen Bank Indonesia dalam mendukung stabilitas sistem keuangan dan meningkatkan daya saing industri perbankan dalam menghadapi dinamika pasar global. Melalui sistem yang lebih otomatis, cepat, dan aman, perbankan dapat mengoptimalkan manajemen risiko sekaligus mempercepat proses transaksi internasional, yang pada akhirnya akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Tantangan dalam Pengelolaan Devisa
Meskipun devisa memiliki peran penting, pengelolaannya tidak lepas dari tantangan. Beberapa masalah yang sering dihadapi antara lain:
- Fluktuasi nilai tukar mata uang asing.
- Ketergantungan pada sumber devisa tertentu, seperti ekspor komoditas.
- Risiko penurunan cadangan devisa akibat pembayaran utang luar negeri.
- Dampak krisis global yang dapat mengurangi arus devisa.
Penutup
Dengan memahami pengertian, jenis, sumber, dan fungsi devisa, kita dapat lebih menghargai betapa pentingnya peran devisa dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung pembangunan nasional. Bagi Indonesia, pengelolaan devisa yang baik akan menjadi kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga:
- Manajemen Persediaan: Fungsi, Tujuan, Jenis, dan Contohnya
- Manajemen Ritel: Fungsi, Strategi, Jenis, dan Contoh
- Berikut Ini 4 Perbedaan Reksa Dana dan Saham
- Investasi Saham: Jenis dan Strateginya
- Manajemen Keuangan: Fungsi, Prinsip, dan Tujuannya
- 7 Manfaat Hedging dalam Investasi
Referensi
- Bank Indonesia. (2023). Laporan Perekonomian dan Peran Devisa dalam Ekonomi Nasional.
- Investopedia. (2023). “Foreign Exchange Reserves: What They Are and Why They Matter.”
- Pusat Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). “Kamus Besar Bahasa Indonesia.”
- International Monetary Fund. (2021). Managing External Debt and Foreign Exchange Reserves.
- Krugman, P., & Obstfeld, M. (2020). International Economics: Theory and Policy.
- World Bank. (2022). Global Trade and Economic Cooperation.
- OECD. (2022). Trade and Investment Policies for a Globalized Economy.
- Olympic Committee Report. (2023). Funding and Support for International Athletes.
- UNWTO. (2022). Tourism Economic Contributions and Global Revenue.
- A. Haris Arief. (2019). “Ekonomi Internasional: Teori dan Praktik.”
- Darmin Nasution. (2010). “Mekanisme Setelmen USD/IDR PVP di Sistem BI-RTGS.”