8 Strategi dan Tips Mengelola Pesangon PHK dengan Bijak

Mengelola pesangon PHK

Menerima pesangon PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) bisa menjadi momen yang penuh dengan emosi campur aduk. Di satu sisi, ada rasa lega karena memiliki dana cadangan yang cukup besar. Namun, di sisi lain, ada kekhawatiran tentang masa depan, terutama bila belum memiliki rencana keuangan yang matang. Tanpa pengelolaan yang tepat, uang pesangon bisa habis dengan cepat, bahkan sebelum kita menyadarinya. Apalagi jika gaya hidup masih sama seperti saat masih bekerja. Oleh karena itu, penting untuk memiliki strategi yang tepat dalam mengelola pesangon PHK agar dana tersebut bisa bertahan lebih lama dan memberikan manfaat optimal.

Mengelola Pesangon PHK dengan Bijak

Berikut ini langkah-langkah praktis dalam mengelola pesangon PHK, mulai dari membuat prioritas pengeluaran, mengurangi pengeluaran tidak mendesak, hingga mencari penghasilan tambahan.

1. Buat Prioritas Pengeluaran

Langkah pertama dalam mengelola pesangon PHK adalah membuat prioritas pengeluaran. Jangan langsung tergoda untuk menggunakan uang tersebut untuk hal-hal yang tidak penting. Ingat, pesangon PHK bukanlah uang kaget atau hadiah, melainkan dana yang harus dikelola dengan hati-hati untuk memenuhi kebutuhan selama masa transisi.

Mulailah dengan menghitung total pesangon yang diterima. Kemudian, pisahkan dana untuk kebutuhan utama seperti biaya makan, sewa rumah, listrik, dan cicilan. Pastikan bahwa kebutuhan dasar ini terpenuhi terlebih dahulu sebelum memikirkan pengeluaran lain. Menurut Financial Planning Standards Board (FPSB), membuat prioritas pengeluaran adalah langkah kunci dalam mengelola keuangan pasca-PHK (FPSB, 2020).

Setelah kebutuhan utama terpenuhi, sisihkan sebagian dana ke rekening khusus yang tidak mudah diakses. Dana ini bisa digunakan sebagai dana darurat untuk biaya hidup selama mencari pekerjaan baru atau menghadapi situasi tak terduga, seperti biaya kesehatan atau kebutuhan mendesak lainnya. Idealnya, alokasikan dana yang cukup untuk bertahan setidaknya tiga hingga enam bulan ke depan.

2. Gunakan Pesangon Secara Bertahap

Salah satu kesalahan umum yang sering dilakukan oleh penerima pesangon PHK adalah menghabiskan uang tersebut dalam waktu singkat. Untuk menghindari hal ini, aturlah penggunaan pesangon seperti gaji bulanan. Bagi total pesangon untuk beberapa bulan ke depan dan buat anggaran sederhana agar pengeluaran tetap terkontrol.

Bila perlu, pisahkan uang di rekening berbeda atau gunakan fitur tabungan berjangka agar tidak mudah tergoda menggunakannya untuk hal yang kurang penting. Dengan cara ini, keuangan tetap stabil selama masa transisi sebelum mendapatkan pekerjaan baru. Menurut seorang perencana keuangan, Prita Ghozie, “Mengelola pesangon seperti gaji bulanan membantu menghindari pemborosan dan memastikan dana bertahan lebih lama” (Ghozie, 2021).

3. Kurangi Pengeluaran Tidak Mendesak

Saat menerima pesangon PHK, godaan untuk belanja besar atau memenuhi keinginan yang selama ini tertunda bisa muncul. Namun, sebaiknya tahan diri dan fokus pada pengeluaran yang benar-benar penting. Hindari membeli barang yang tidak dibutuhkan, makan di tempat mahal, atau liburan mewah.

Fokuslah pada pengeluaran penting agar pesangon bisa bertahan lebih lama. Bila ada sesuatu yang diinginkan, tunda dulu dan pertimbangkan kembali apakah benar-benar perlu. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Bank Indonesia, pengeluaran tidak mendesak adalah salah satu penyebab utama habisnya dana pesangon dalam waktu singkat (Bank Indonesia, 2019).

4. Lunasi atau Restrukturisasi Utang

Bila masih memiliki utang, prioritas utama adalah melunasi atau merestrukturisasi utang tersebut. Cek terlebih dahulu utang mana yang berbunga tinggi, seperti kartu kredit atau pinjaman online. Utang dengan bunga tinggi bisa menjadi beban keuangan yang besar jika tidak segera dilunasi.

Jika pesangon tidak cukup untuk melunasi semua utang, cari opsi restrukturisasi. Kamu bisa mencoba negosiasi cicilan lebih ringan atau perpanjangan tenor agar pembayaran lebih terjangkau. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), restrukturisasi utang adalah solusi yang efektif untuk mengurangi beban keuangan pasca-PHK (OJK, 2020).

5. Cari Penghasilan Tambahan

Jangan hanya mengandalkan pesangon PHK sebagai satu-satunya sumber penghasilan. Cari cara untuk tetap menghasilkan uang, baik melalui pekerjaan freelance, bisnis kecil-kecilan, atau menjual produk online. Manfaatkan keahlian yang dimiliki, seperti menulis, desain, atau editing, untuk mencari proyek di platform freelance.

Bila memiliki hobi tertentu, seperti memasak atau membuat kerajinan tangan, pertimbangkan untuk menjadikannya sumber penghasilan tambahan. Menurut data dari LinkedIn, banyak profesional yang berhasil beralih ke pekerjaan freelance atau wirausaha setelah terkena PHK (LinkedIn, 2021).

6. Pertimbangkan Asuransi Kesehatan

Jika sebelumnya asuransi kesehatan ditanggung oleh perusahaan, segera cari alternatif perlindungan setelah terkena PHK. Biaya medis bisa menjadi beban besar jika tidak ada jaminan kesehatan. Pertimbangkan untuk membeli asuransi mandiri dengan premi yang sesuai kemampuan atau manfaatkan BPJS Kesehatan sebagai opsi yang lebih terjangkau.

Menurut Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), memiliki asuransi kesehatan adalah langkah penting dalam mempersiapkan diri menghadapi risiko kesehatan yang tidak terduga (AAJI, 2020).

7. Evaluasi dan Sesuaikan Rencana Keuangan

Mengelola pesangon PHK bukan hanya soal membuat anggaran di awal, tetapi juga memastikan penggunaannya tetap sesuai rencana. Pantau pengeluaran secara berkala, catat setiap transaksi, dan evaluasi apakah dana masih cukup untuk jangka waktu yang ditargetkan.

Jika ada pengeluaran tak terduga atau pemasukan tambahan, sesuaikan anggaran agar tetap seimbang. Menurut seorang ahli keuangan, Aakar Aby, “Fleksibilitas dalam mengatur keuangan adalah kunci untuk menghadapi situasi tak terduga tanpa menguras dana lebih cepat dari yang seharusnya” (Aby, 2022).

8. Investasikan Sebagian Dana

Jika memungkinkan, alokasikan sebagian pesangon ke investasi yang aman dan mudah dicairkan. Pilihan seperti deposito atau reksa dana pasar uang bisa menjadi opsi karena risikonya rendah dan dana tetap bisa diakses saat dibutuhkan. Hindari investasi yang terlalu berisiko atau yang mengunci dana dalam jangka panjang, terutama jika belum ada penghasilan tetap.

Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), investasi jangka pendek dengan risiko rendah adalah pilihan yang tepat untuk mengelola dana pesangon PHK (BEI, 2021).

Penutup

Hal terpenting, jangan pernah menggunakan pesangon PHK untuk hal yang tidak bermanfaat seperti Judi Online atau menghisap barang-barang haram, itu akan mempercepat kehancuran kamu dan keluarga yaa.

Setiap keputusan keuangan yang diambil sekarang akan berpengaruh pada kondisi finansial di masa depan. Dengan strategi yang tepat, pesangon PHK bisa menjadi penyelamat keuangan, bukan sekadar uang yang cepat habis. Yang terpenting, gunakan dana tersebut dengan cermat dan tetap disiplin agar keuangan tetap aman sampai ada sumber penghasilan baru.

Baca juga:

Referensi

  • Financial Planning Standards Board (FPSB). (2020). Financial Planning After Job Loss.
  • Ghozie, P. (2021). Mengelola Keuangan Pasca-PHK.
  • Bank Indonesia. (2019). Studi tentang Pengelolaan Pesangon PHK.
  • Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (2020). Restrukturisasi Utang untuk Karyawan PHK.
  • LinkedIn. (2021). Freelancing and Entrepreneurship After Layoffs.
  • Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI). (2020). Pentingnya Asuransi Kesehatan Pasca-PHK.
  • Aby, A. (2022). Fleksibilitas dalam Perencanaan Keuangan.
  • Bursa Efek Indonesia (BEI). (2021). Investasi Aman untuk Dana Pesangon PHK.
Scroll to Top