PPIC (Production Planning and Inventory Control)Â merupakan salah satu aspek yang tidak bisa diabaikan dalam dunia industri manufaktur. PPIC adalah tulang punggung yang memastikan proses produksi berjalan lancar, bahan baku tersedia, dan produk akhir sampai ke tangan konsumen tepat waktu. Tanpa PPIC, perusahaan manufaktur bisa mengalami keterlambatan produksi, kelebihan atau kekurangan stok, dan bahkan kerugian finansial yang signifikan.
Pengertian PPIC Menurut Para Ahli
Heizer dan Render (2014) menyatakan bahwa PPIC adalah bagian dari sistem manajemen operasi yang bertanggung jawab untuk merencanakan produksi serta mengelola persediaan bahan baku dan barang jadi guna memastikan efisiensi proses manufaktur.
Krajewski, Ritzman, dan Malhotra (2013) mendefinisikan PPIC sebagai suatu sistem yang mengintegrasikan perencanaan produksi dan pengendalian persediaan untuk memastikan kelancaran aliran produksi sesuai dengan permintaan pasar dan kapasitas produksi perusahaan.
Sedangkan Chase, Jacobs, dan Aquilano (2006) menjelaskan bahwa PPIC adalah kombinasi strategi dan metode yang digunakan untuk mengelola bahan baku, proses produksi, serta persediaan barang jadi agar perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan dengan biaya seminimal mungkin.
Vollmann, Berry, Whybark, dan Jacobs (2005) dalam buku Manufacturing Planning and Control for Supply Chain Management mengartikan PPIC sebagai proses perencanaan dan pengendalian yang bertujuan untuk menyelaraskan produksi dengan kebutuhan pasar melalui pengelolaan persediaan dan jadwal produksi.
Simchi-Levi, Kaminsky, dan Simchi-Levi (2008) menyatakan bahwa PPIC merupakan elemen kunci dalam rantai pasok yang berfokus pada koordinasi produksi dan manajemen persediaan guna mengoptimalkan efisiensi operasional dan pelayanan pelanggan.
Dalam struktur organisasi perusahaan manufaktur, Production Planning and Inventory Control biasanya menjadi departemen tersendiri yang bertanggung jawab atas perencanaan produksi, pengendalian inventaris, dan koordinasi antara divisi produksi, pemasaran, dan logistik. Tanpa Production Planning and Inventory Control, perusahaan akan kesulitan mengatur alur produksi, yang pada akhirnya dapat mengganggu operasional secara keseluruhan.
Tugas Manajer PPIC
Manajer PPIC memegang peran strategis dalam mengarahkan dan mengawasi seluruh aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian produksi. Berikut ini beberapa tugas yang menjadi tanggung jawab seorang manajer Production Planning and Inventory Control:
1. Perencanaan Produksi
Manajer PPIC bertanggung jawab untuk menyusun rencana produksi yang detail dan terstruktur. Rencana ini dibuat berdasarkan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber, seperti permintaan pasar, kapasitas produksi, dan ketersediaan bahan baku. Dalam tahap ini, manajer Production Planning and Inventory Control harus menentukan berapa jumlah produk yang perlu diproduksi, kapan produksi harus dimulai, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap tahap produksi. Selain itu, manajer Production Planning and Inventory Control juga harus memastikan bahwa kebutuhan bahan baku telah dihitung dengan cermat agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan stok.
2. Koordinasi Antar Departemen
Sebagai penghubung antara departemen produksi dan departemen lain seperti pemasaran, keuangan, dan logistik, manajer Production Planning and Inventory Control harus memiliki kemampuan komunikasi dan koordinasi yang baik. Tugasnya adalah memastikan bahwa semua departemen bekerja secara harmonis untuk mencapai tujuan produksi. Misalnya, jika departemen pemasaran melaporkan peningkatan permintaan produk, manajer Production Planning and Inventory Control harus segera menyesuaikan rencana produksi dan berkoordinasi dengan departemen logistik untuk memastikan bahwa bahan baku tersedia. Jika ada kendala atau masalah selama proses produksi, manajer PPIC juga harus mengambil inisiatif untuk mencari solusi bersama dengan departemen terkait.
3. Monitoring Stok Persediaan
Salah satu tugas krusial manajer PPIC adalah memantau tingkat stok persediaan, baik bahan baku maupun produk jadi. Manajer Production Planning and Inventory Control harus memastikan bahwa persediaan tidak terlalu banyak, karena hal ini dapat menyebabkan biaya penyimpanan yang tinggi dan risiko kerusakan bahan baku. Di sisi lain, persediaan yang terlalu sedikit juga dapat mengganggu kelancaran produksi. Oleh karena itu, manajer Production Planning and Inventory Control harus mampu menyeimbangkan antara kebutuhan produksi dan kapasitas penyimpanan, serta memastikan bahwa bahan baku selalu tersedia saat dibutuhkan.
Tugas Staf PPIC
Sementara manajer PPIC lebih fokus pada perencanaan dan pengawasan, staf PPIC bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana produksi yang telah dibuat. Berikut adalah beberapa tugas utama staf Production Planning and Inventory Control:
1. Pelaksanaan Proses Produksi
Staf PPIC bertugas untuk menjalankan proses produksi sesuai dengan rencana yang telah disusun oleh manajer Production Planning and Inventory Control. Ini termasuk mengatur jadwal produksi, memastikan bahwa mesin dan peralatan berfungsi dengan baik, serta mengawasi kualitas produk selama proses produksi berlangsung. Staf PPIC juga harus memastikan bahwa bahan baku yang dibutuhkan tersedia di lokasi produksi tepat waktu, sehingga tidak ada penundaan yang mengganggu kelancaran produksi.
2. Penanganan Komplain dan Perbaikan Produk
Staf PPIC juga bertanggung jawab untuk menangani komplain atau keluhan dari konsumen terkait produk yang dihasilkan. Ini termasuk mengidentifikasi akar masalah, mencari solusi yang tepat, dan memastikan bahwa masalah tersebut tidak terulang di masa depan. Misalnya, jika ada produk yang cacat atau tidak memenuhi standar kualitas, staf Production Planning and Inventory Control harus bekerja sama dengan tim quality control untuk melakukan perbaikan dan memastikan bahwa produk yang dikirim ke konsumen berikutnya memenuhi standar yang ditetapkan.
3. Pengontrolan Distribusi Produk
Setelah produk selesai diproduksi, staf Production Planning and Inventory Control bertugas untuk memastikan bahwa produk tersebut didistribusikan ke konsumen tepat waktu. Ini termasuk mengatur jadwal pengiriman, memastikan bahwa produk dikemas dengan baik, dan memverifikasi bahwa produk sampai ke tangan konsumen dalam kondisi yang sempurna. Staf Production Planning and Inventory Control juga harus memastikan bahwa dokumen pengiriman, seperti invoice dan packing list, telah disiapkan dengan benar untuk menghindari kesalahan administrasi.
Tujuan dan Fungsi PPIC
PPIC (Production Planning and Inventory Control) memiliki peran yang sangat krusial dalam operasional perusahaan manufaktur. Tujuan dan fungsinya tidak hanya terbatas pada pengaturan proses produksi, tetapi juga mencakup aspek-aspek strategis yang berdampak langsung pada efisiensi, profitabilitas, dan keberlanjutan perusahaan. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Efisiensi Produksi
Salah satu tujuan Production Planning and Inventory Control adalah memastikan bahwa proses produksi berjalan dengan efisien. Efisiensi produksi mencakup berbagai aspek, mulai dari penggunaan bahan baku, waktu produksi, hingga pemanfaatan mesin dan peralatan. Production Planning and Inventory Control bertugas untuk meminimalisir pemborosan bahan baku, yang sering kali menjadi sumber biaya tinggi dalam produksi. Dengan perencanaan yang matang, PPIC dapat mengidentifikasi area-area di mana bahan baku dapat digunakan secara lebih efektif, sehingga mengurangi limbah dan biaya produksi.
Selain itu, PPIC juga berperan dalam mengurangi waktu produksi. Dengan mengatur jadwal produksi secara optimal, PPIC memastikan bahwa setiap tahap produksi berjalan lancar tanpa penundaan yang tidak perlu. Hal ini tidak hanya mempercepat proses produksi tetapi juga memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan pasar dengan lebih cepat. Terakhir, Production Planning and Inventory Control memastikan bahwa mesin dan peralatan produksi digunakan secara optimal. Dengan memonitor kinerja mesin dan melakukan perawatan rutin, PPIC dapat mencegah kerusakan yang dapat mengganggu proses produksi.
2. Optimalisasi Modal
Production Planning and Inventory Control juga berperan penting dalam membantu perusahaan memanfaatkan modal produksi semaksimal mungkin. Modal produksi, yang mencakup biaya bahan baku, tenaga kerja, dan peralatan, merupakan komponen penting dalam menentukan profitabilitas perusahaan. Dengan perencanaan yang baik, Production Planning and Inventory Control dapat menghindari pemborosan dan memastikan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan untuk produksi memberikan hasil yang maksimal.
Misalnya, PPIC dapat mengidentifikasi kebutuhan bahan baku secara akurat, sehingga perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli bahan baku dalam jumlah yang berlebihan. Selain itu, Production Planning and Inventory Control juga dapat mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja dengan mengatur shift kerja secara efisien, sehingga biaya tenaga kerja dapat dikurangi tanpa mengorbankan produktivitas. Dengan demikian, PPIC membantu perusahaan mencapai efisiensi biaya yang tinggi, yang pada akhirnya meningkatkan profitabilitas.
3. Pengelolaan Persediaan
Fungsi lain yang tidak kalah penting dari Production Planning and Inventory Control adalah pengelolaan persediaan, baik bahan baku maupun produk jadi. PPIC bertanggung jawab untuk memastikan bahwa persediaan tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit. Persediaan yang terlalu banyak dapat menyebabkan biaya penyimpanan yang tinggi dan risiko kerusakan bahan baku, sementara persediaan yang terlalu sedikit dapat mengganggu kelancaran produksi.
Production Planning and Inventory Control menggunakan berbagai metode dan alat, seperti sistem inventaris berbasis teknologi, untuk memantau tingkat persediaan secara real-time. Dengan cara ini, PPIC dapat memastikan bahwa bahan baku selalu tersedia saat dibutuhkan, tanpa harus menimbun stok dalam jumlah besar. Selain itu, Production Planning and Inventory Control juga bertugas untuk mengelola persediaan produk jadi, memastikan bahwa produk yang telah selesai diproduksi dapat segera didistribusikan ke konsumen, sehingga tidak menumpuk di gudang.
4. Koordinasi Antar Divisi
PPIC berperan sebagai penghubung antara berbagai departemen dalam perusahaan, seperti produksi, pemasaran, dan keuangan. Koordinasi yang baik antar divisi sangat penting untuk memastikan bahwa semua departemen bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Misalnya, departemen pemasaran mungkin melaporkan peningkatan permintaan produk, dan PPIC harus segera menyesuaikan rencana produksi untuk memenuhi permintaan tersebut.
Selain itu, PPIC juga harus berkoordinasi dengan departemen keuangan untuk memastikan bahwa anggaran produksi tersedia dan digunakan secara efisien. Dengan koordinasi yang baik, PPIC dapat memastikan bahwa seluruh proses produksi, mulai dari perencanaan hingga distribusi, berjalan lancar dan sesuai dengan target perusahaan. Koordinasi ini juga membantu dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang mungkin timbul selama proses produksi, sehingga tidak mengganggu operasional perusahaan secara keseluruhan.
Manfaat PPIC
PPIC memberikan banyak manfaat bagi perusahaan manufaktur, di antaranya:
1. Ketepatan Waktu
Manfaat utama PPIC untuk memastikan bahwa proses produksi berjalan sesuai jadwal dan produk dapat dikirim ke konsumen tepat waktu. Dalam industri manufaktur, ketepatan waktu adalah faktor kritis yang memengaruhi reputasi perusahaan dan kepuasan pelanggan. Dengan perencanaan yang matang, PPIC mampu mengatur jadwal produksi secara detail, mulai dari tahap persiapan bahan baku hingga proses pengiriman produk jadi.
PPIC menggunakan berbagai alat dan metode, seperti Gantt Chart atau Critical Path Method (CPM), untuk memetakan setiap tahap produksi dan memastikan tidak ada penundaan yang mengganggu alur kerja. Selain itu, PPIC juga memonitor kemajuan produksi secara real-time, sehingga jika terjadi kendala, solusi dapat segera diimplementasikan tanpa mengganggu jadwal keseluruhan. Dengan demikian, perusahaan dapat memenuhi tenggat waktu yang telah disepakati dengan pelanggan, meningkatkan kepercayaan dan kepuasan mereka.
2. Penghematan Biaya
PPIC juga berperan penting dalam membantu perusahaan menghemat biaya produksi. Salah satu cara PPIC mencapai hal ini adalah dengan meminimalisir pemborosan bahan baku. Melalui perencanaan yang cermat, PPIC dapat menghitung kebutuhan bahan baku secara akurat, sehingga perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli stok yang berlebihan. Selain itu, PPIC juga memastikan bahwa bahan baku digunakan secara efisien selama proses produksi, mengurangi limbah dan kerugian yang tidak perlu.
Selain bahan baku, PPIC juga membantu mengoptimalkan biaya tenaga kerja. Dengan mengatur jadwal kerja dan shift secara efisien, PPIC memastikan bahwa tenaga kerja digunakan secara optimal tanpa perlu lembur atau penambahan karyawan yang tidak diperlukan. Penghematan biaya ini tidak hanya meningkatkan profitabilitas perusahaan tetapi juga memberikan ruang untuk investasi dalam aspek lain, seperti pengembangan produk atau teknologi.
3. Optimalisasi Mesin dan Peralatan
PPIC memastikan bahwa mesin dan peralatan produksi digunakan secara optimal, sehingga meningkatkan efisiensi produksi. Dalam industri manufaktur, mesin dan peralatan adalah aset berharga yang memerlukan perawatan dan penggunaan yang tepat. PPIC bertugas untuk mengatur jadwal penggunaan mesin, memastikan bahwa setiap mesin beroperasi pada kapasitas maksimal tanpa mengalami kelebihan beban.
Selain itu, PPIC juga memonitor kondisi mesin secara berkala untuk mencegah kerusakan yang dapat mengganggu proses produksi. Dengan penggunaan yang optimal, mesin dan peralatan dapat bertahan lebih lama, mengurangi biaya perbaikan dan penggantian. Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi produksi tetapi juga mengurangi downtime, sehingga perusahaan dapat memproduksi lebih banyak barang dalam waktu yang lebih singkat.
4. Meningkatkan ROA (Return On Assets)
Return on Assets (ROA) adalah indikator penting yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan keuntungan. Dengan proses produksi yang efisien, PPIC membantu perusahaan meningkatkan ROA. Ini dicapai melalui optimalisasi penggunaan aset, seperti mesin, peralatan, dan bahan baku, sehingga setiap aset memberikan kontribusi maksimal terhadap pendapatan perusahaan.
Misalnya, dengan mengurangi waktu produksi dan meminimalisir pemborosan, perusahaan dapat menghasilkan lebih banyak produk dengan biaya yang lebih rendah. Selain itu, PPIC juga memastikan bahwa persediaan bahan baku dan produk jadi dikelola dengan baik, sehingga tidak ada aset yang menganggur atau terbuang percuma. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan profitabilitas dan nilai asetnya, yang pada akhirnya meningkatkan ROA.
5. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan adalah kunci kesuksesan dalam bisnis apa pun, dan PPIC memainkan peran penting dalam mencapainya. Dengan memastikan bahwa produk diproduksi dan dikirim tepat waktu, PPIC membantu perusahaan memenuhi harapan pelanggan. Ketika pelanggan menerima produk sesuai dengan janji, mereka cenderung merasa puas dan lebih mungkin untuk kembali melakukan pembelian di masa depan.
Selain ketepatan waktu, PPIC juga memastikan bahwa produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Dengan mengontrol setiap tahap produksi, PPIC dapat mengidentifikasi dan memperbaiki masalah kualitas sebelum produk sampai ke tangan pelanggan. Hal ini tidak hanya meningkatkan kepuasan pelanggan tetapi juga membangun loyalitas dan kepercayaan terhadap merek perusahaan.
Cara Meningkatkan PPIC
Untuk meningkatkan kinerja PPIC, perusahaan dapat melakukan beberapa langkah berikut:
- Menggunakan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) dapat membantu perusahaan dalam mengelola proses produksi secara otomatis. Sistem ini dapat mengurangi kesalahan manusia, mempercepat proses produksi, dan meningkatkan efisiensi.
- Memberikan pelatihan kepada staf PPIC dapat meningkatkan keterampilan mereka dalam perencanaan dan pengendalian produksi. Ini termasuk pelatihan dalam penggunaan teknologi baru, analisis data, dan manajemen risiko.
- Menggunakan data untuk memprediksi permintaan pasar dan mengoptimalkan persediaan bahan baku. Dengan analisis data yang baik, perusahaan dapat menghindari kelebihan atau kekurangan stok.
- Meningkatkan komunikasi dan koordinasi antara departemen produksi, pemasaran, dan keuangan. Dengan kolaborasi yang baik, perusahaan dapat memastikan bahwa semua departemen bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
- Mengadopsi teknologi baru dalam proses produksi, seperti Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI), dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya.
Skill yang Diperlukan di Bidang PPIC
Bagi mereka yang tertarik untuk bekerja di bidang PPIC, ada beberapa keterampilan yang perlu dikuasai:
1. Analisis
Kemampuan analisis merupakan satu keterampilan paling krusial dalam PPIC. Seorang profesional PPIC harus mampu menganalisis data dari berbagai sumber, seperti permintaan pasar, kapasitas produksi, dan ketersediaan bahan baku. Analisis ini digunakan untuk membuat perencanaan produksi yang efektif dan realistis.
Dengan menganalisis tren permintaan pasar, PPIC dapat memprediksi berapa banyak produk yang perlu diproduksi dalam periode tertentu. Selain itu, analisis data juga membantu dalam mengidentifikasi potensi bottleneck (hambatan) dalam proses produksi, sehingga langkah-langkah pencegahan dapat diambil sebelum masalah terjadi. Kemampuan analisis yang baik memungkinkan PPIC untuk membuat keputusan yang didasarkan pada data, bukan sekadar asumsi, sehingga meningkatkan akurasi dan efisiensi produksi.
2. Manajemen Risiko
Proses produksi tidak selalu berjalan mulus; ada banyak risiko yang dapat muncul, seperti keterlambatan pengiriman bahan baku, kerusakan mesin, atau fluktuasi permintaan pasar. Oleh karena itu, kemampuan manajemen risiko sangat penting bagi seorang profesional PPIC.
Manajemen risiko melibatkan identifikasi potensi risiko, penilaian dampaknya terhadap produksi, dan pengembangan strategi untuk mengatasi atau meminimalkan risiko tersebut. Misalnya, jika ada risiko keterlambatan pengiriman bahan baku dari pemasok, PPIC dapat mengembangkan rencana cadangan dengan mencari pemasok alternatif atau menyesuaikan jadwal produksi. Dengan kemampuan manajemen risiko yang baik, PPIC dapat memastikan bahwa produksi tetap berjalan lancar meskipun ada tantangan yang muncul.
3. Negosiasi
Negosiasi merupakan keterampilan penting lainnya dalam PPIC, terutama ketika berhubungan dengan pemasok, departemen lain, atau bahkan tim internal. Seorang PPIC sering kali harus bernegosiasi dengan pemasok untuk mendapatkan harga bahan baku yang lebih kompetitif atau memastikan pengiriman yang tepat waktu.
Selain itu, negosiasi juga diperlukan ketika berkoordinasi dengan departemen lain, seperti pemasaran atau keuangan. Misalnya, jika departemen pemasaran meminta peningkatan produksi karena lonjakan permintaan, PPIC harus bernegosiasi dengan departemen keuangan untuk memastikan bahwa anggaran tambahan tersedia. Kemampuan negosiasi yang baik memungkinkan PPIC untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak, sehingga proses produksi dapat berjalan tanpa hambatan.
4. Problem Solving
Dalam dunia produksi, masalah adalah hal yang tidak terhindarkan. Mulai dari mesin yang tiba-tiba rusak, bahan baku yang tidak memenuhi standar kualitas, hingga kesalahan dalam proses produksi, semua ini membutuhkan solusi yang cepat dan efektif. Oleh karena itu, kemampuan problem solving adalah keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam PPIC.
Seorang profesional PPIC harus mampu mengidentifikasi akar masalah, menganalisis dampaknya terhadap produksi, dan mengembangkan solusi yang tepat. Misalnya, jika ada mesin yang rusak, PPIC harus segera memutuskan apakah produksi dapat dilanjutkan dengan mesin cadangan atau apakah perlu menyesuaikan jadwal produksi. Kemampuan problem solving yang baik memastikan bahwa masalah dapat diselesaikan dengan cepat, sehingga tidak mengganggu kelancaran produksi.
5. Komunikasi
Komunikasi, kunci dalam PPIC, terutama karena peran ini melibatkan koordinasi dengan berbagai departemen, seperti produksi, pemasaran, keuangan, dan logistik. Seorang PPIC harus mampu menyampaikan informasi dengan jelas dan efektif, baik secara lisan maupun tertulis.
PPIC perlu mengkomunikasikan rencana produksi kepada tim produksi, melaporkan kemajuan produksi kepada manajemen, dan berkoordinasi dengan departemen logistik untuk memastikan pengiriman produk tepat waktu. Kemampuan komunikasi yang baik juga membantu dalam membangun hubungan yang positif dengan pemasok dan pihak eksternal lainnya, sehingga proses produksi dapat berjalan lebih lancar.
6. Perhatian terhadap Detail
PPIC merupakan bidang yang membutuhkan perhatian terhadap detail yang tinggi. Setiap tahap produksi, dari persiapan bahan baku hingga pengiriman produk jadi, melibatkan banyak detail yang harus dipantau dengan cermat. Kesalahan kecil, seperti salah menghitung jumlah bahan baku atau melewatkan satu langkah dalam proses produksi, dapat berdampak besar terhadap keseluruhan operasi.
Oleh karena itu, seorang profesional PPIC harus memiliki kemampuan untuk memastikan bahwa setiap detail proses produksi berjalan dengan baik. Ini termasuk memeriksa kualitas bahan baku, memantau kondisi mesin, dan memastikan bahwa produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Perhatian terhadap detail yang tinggi membantu mencegah kesalahan dan memastikan bahwa produksi berjalan sesuai rencana.
7. Kepemimpinan
Terakhir, kepemimpinan adalah keterampilan yang sangat penting dalam PPIC, terutama bagi mereka yang menduduki posisi manajerial. Seorang manajer PPIC harus mampu memimpin timnya untuk mencapai tujuan produksi yang telah ditetapkan. Ini termasuk mengarahkan staf, memotivasi tim, dan memastikan bahwa setiap anggota tim memahami peran dan tanggung jawab mereka.
Kepemimpinan juga melibatkan kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat, terutama dalam situasi yang penuh tekanan. Misalnya, jika terjadi krisis produksi, seorang manajer PPIC harus mampu mengambil keputusan cepat dan tegas untuk meminimalkan dampaknya terhadap perusahaan. Kemampuan kepemimpinan yang baik memastikan bahwa tim PPIC dapat bekerja secara efektif dan mencapai target produksi dengan sukses.
Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga:
- Predictive Maintenance Adalah: Tujuan, Prinsip, dan Manfaat
- Maintenance Adalah, Pengertian, Tujuan, Jenis, dan Contohnya
- Apa yang dimaksud Estimator? Peran, dan Tantangannya
- Pengertian dan Tujuan Biaya Produksi
Referensi
- Hashmicro. (2021). Apa Itu PPIC? Pengertian, Tugas, dan Manfaatnya bagi Perusahaan. Diakses dari https://www.hashmicro.com/id/blog/apa-itu-ppic/
- Tigernix. (2022). Production Planning and Inventory Control: What You Need to Know. Diakses dari https://www.tigernix.com/blog/production-planning-and-inventory-control
- Kementerian Investasi/BKPM. (2023). Kontribusi Industri Manufaktur terhadap Perekonomian Nasional. Diakses dari https://www.bkpm.go.id/id/publikasi/berita/kontribusi-industri-manufaktur-terhadap-perekonomian-nasional
- Slack, N., Brandon-Jones, A., & Johnston, R. (2016). Operations Management (8th ed.). Pearson Education Limited.
- Heizer, J., Render, B., & Munson, C. (2020). Operations Management: Sustainability and Supply Chain Management (13th ed.). Pearson.
- Stevenson, W. J. (2021). Operations Management (14th ed.). McGraw-Hill Education.
- Jacobs, F. R., & Chase, R. B. (2018). Operations and Supply Chain Management (15th ed.). McGraw-Hill Education.
- Chopra, S., & Meindl, P. (2021). Supply Chain Management: Strategy, Planning, and Operation (7th ed.). Pearson.
- Monczka, R. M., Handfield, R. B., Giunipero, L. C., & Patterson, J. L. (2020). Purchasing and Supply Chain Management (7th ed.). Cengage Learning.
- APICS. (2020). APICS Operations Management Body of Knowledge Framework (3rd ed.). APICS.
- Chase, R. B., Jacobs, F. R., & Aquilano, N. J. (2006). Operations management for competitive advantage (11th ed.). McGraw-Hill.
- Heizer, J., & Render, B. (2014). Operations management: Sustainability and supply chain management (11th ed.). Pearson.
- Krajewski, L. J., Ritzman, L. P., & Malhotra, M. K. (2013). Operations management: Processes and supply chains (10th ed.). Pearson.
- Simchi-Levi, D., Kaminsky, P., & Simchi-Levi, E. (2008). Designing and managing the supply chain: Concepts, strategies, and case studies (3rd ed.). McGraw-Hill.
- Vollmann, T. E., Berry, W. L., Whybark, D. C., & Jacobs, F. R. (2005). Manufacturing planning and control for supply chain management (5th ed.). McGraw-Hill.