Pengertian Ekonomi Menurut para Ahli dan Secara Bahasa

Pengertian Ekonomi

Pengertian ekonomi adalah fondasi untuk memahami bagaimana dunia bekerja, dari transaksi kecil sehari-hari hingga kebijakan suatu negara. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak pernah lepas dari aktivitas ekonomi. Setiap hari, kita terlibat dalam berbagai kegiatan, mulai dari membeli kopi pagi, bekerja, menabung di bank, hingga memutuskan anggaran bulanan. Semua ini merupakan bagian dari sebuah sistem besar yang kita sebut ekonomi. Namun, apa sebenarnya arti mendalam dari kata tersebut? Artikel ini akan membahas definisi ekonomi, mulai dari makna harfiah, menurut para ahli, jenis-jenisnya, hingga penerapannya dalam kehidupan modern.

Memahami konsep dasar ilmu ekonomi sangat penting bagi siapa saja, baik pelaku bisnis, mahasiswa, maupun masyarakat umum. Pengetahuan ini membantu kita membuat keputusan finansial yang lebih cerdas, memahami berita ekonomi, dan melihat pola dalam dinamika pasar.

Asal Usul dan Makna Dasar Kata Ekonomi

Secara etimologis, istilah “ekonomi” berasal dari bahasa Yunani kuno, “oikonomia”. Kata ini merupakan gabungan dari dua kata: “oikos” yang berarti rumah tangga atau keluarga, dan “nomos” yang berarti aturan, hukum, atau pengelolaan. Jadi, secara harfiah, pengertian ekonomi pada awalnya adalah “aturan atau manajemen rumah tangga.”

Pada masa Yunani kuno, konsep ini mengacu pada cara seorang kepala keluarga mengelola sumber daya yang terbatas seperti makanan, anggaran, dan tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan semua anggota keluarganya. Prinsip dasar ini ternyata tidak berubah hingga kini, hanya skalanya yang membesar. Jika dulu mengelola satu rumah tangga, sekarang ilmu ekonomi mengelola sumber daya untuk tingkat perusahaan, masyarakat, bahkan negara dan global.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memberikan beberapa arti ekonomi yang lebih kontemporer:

  • Ilmu tentang asas-asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang-barang serta kekayaan.
  • Pemanfaatan uang, tenaga, waktu, dan sebagainya yang berharga.
  • Tata kehidupan perekonomian suatu negara.
  • Urusan keuangan rumah tangga, organisasi, atau negara.

Dari semua definisi ini, benang merahnya adalah pengelolaan terhadap sumber daya yang memiliki nilai.

Pengertian Ekonomi Menurut Para Ahli

Para pemikir dan ahli telah merumuskan definisi ekonomi dari berbagai sudut pandang. Pemahaman mereka memperkaya cara kita mencerna ilmu ini.

  • Adam Smith – Sering disebut Bapak Ekonomi Modern, Smith mendefinisikan ekonomi sebagai “penyelidikan tentang keadaan dan sebab adanya kekayaan negara.” Fokusnya adalah pada pertumbuhan dan sumber kemakmuran suatu bangsa.
  • N. Gregory Mankiw – Menurut Mankiw, ilmu ekonomi adalah “studi tentang cara masyarakat mengelola sumber-sumber daya yang langka.” Definisi ini menekankan pada masalah kelangkaan (scarcity) sebagai jantung dari semua masalah ekonomi.
  • Richard G. Lipsey – Lipsey menyempurnakan definisi dengan menyatakan ekonomi adalah “ilmu yang mempelajari pemanfaatan sumber daya yang langka untuk memenuhi keinginan manusia yang tidak terbatas.” Di sini, kontras antara sumber daya terbatas dan keinginan tanpa batas menjadi sangat jelas.
  • J. S. Mill – Mill melihat ekonomi lebih sebagai “sains praktikal tentang pengeluaran dan penagihan (pemasukan).” Definisi ini sangat aplikatif dan terkait langsung dengan aktivitas finansial.
  • Alfred Marshall – Marshall memperluas pengertian ekonomi sebagai ilmu yang mempelajari usaha-usaha individu dalam kehidupannya sehari-hari dan bagaimana ia memperoleh serta menggunakan pendapatannya. Definisi ini menyoroti sisi manusiawi dan perilaku (behavioral) dalam ekonomi.

Dari berbagai pendapat ahli tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa inti dari pengertian ilmu ekonomi adalah studi tentang pilihan (choices). Bagaimana individu, bisnis, dan pemerintah membuat pilihan dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai kepuasan dan tujuan tertentu.

Inti Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

Mengapa kita perlu mempelajari ekonomi? Jawabannya terletak pada konsep fundamental: kelangkaan (scarcity). Sumber daya di dunia ini—seperti waktu, uang, bahan mentah, dan tenaga kerja jumlahnya terbatas. Sebaliknya, kebutuhan dan keinginan manusia bersifat tidak terbatas dan terus berkembang. Ketidakseimbangan inilah yang melahirkan masalah pokok ekonomi.

Dari masalah kelangkaan ini, muncul tiga pertanyaan mendasar yang harus dijawab oleh setiap sistem ekonomi (dikenal sebagai masalah ekonomi modern):

1. What? (Barang apa yang akan diproduksi?)

Merupakan pilihan paling awal dan paling krusial karena sumber daya terbatas, sebuah masyarakat harus menentukan prioritas alokasinya. Pilihan-pilihan strategis dan seringkali sulit harus dibuat: apakah mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk membangun infrastruktur seperti rumah sakit dan sekolah, atau untuk pusat perbelanjaan dan hiburan? Apakah fokus pada produksi bahan pangan pokok seperti beras untuk ketahanan pangan, atau pada industri manufaktur seperti kendaraan untuk pertumbuhan ekonomi? Setiap pilihan mengandung konsekuensi dan pengorbanan atas pilihan lain yang tidak diambil (biaya peluang).

2. How? (Bagaimana cara memproduksinya?)

Setelah menentukan apa yang akan diproduksi, pertanyaan berikutnya adalah mengenai metode dan teknik produksi. Ini menyangkut efisiensi dan teknologi. Apakah suatu barang akan diproduksi dengan metode padat modal, yaitu mengandalkan mesin-mesin otomatis dan teknologi canggih yang membutuhkan investasi besar tetapi dengan output yang konsisten? Atau justru dengan metode padat karya, yang memanfaatkan lebih banyak tenaga manusia, mungkin lebih sesuai dengan kondisi ketersediaan pekerja dan tujuan penciptaan lapangan kerja? Pertanyaan ini juga mencakup keputusan tentang siapa yang akan melakukan pekerjaan, keterampilan apa yang dibutuhkan, serta sumber daya alam dan bahan baku apa yang akan digunakan.

3. For Whom? (Untuk siapa barang/jasa itu diproduksi?)

Setelah barang dan jasa tercipta, pertanyaannya adalah siapa yang berhak menikmati hasil dari perekonomian tersebut. Bagaimana kekayaan dan pendapatan nasional didistribusikan di antara anggota masyarakat? Apakah berdasarkan kontribusi (seperti upah bagi pekerja), berdasarkan kepemilikan modal (seperti dividen bagi pemegang saham), atau berdasarkan kebutuhan (seperti bantuan sosial bagi yang kurang mampu)? Sistem distribusi ini menentukan struktur sosial, tingkat ketimpangan, dan akhirnya, kesejahteraan kolektif suatu bangsa.

    Jawaban atas ketiga pertanyaan mendasar ini tidaklah sama di setiap tempat dan waktu. Variasi jawaban inilah yang kemudian melahirkan berbagai sistem perekonomian yang berbeda. Sebuah negara dengan sistem ekonomi kapitalis murni akan menjawabnya melalui mekanisme pasar bebas, di mana kekuatan penawaran dan permintaan yang menjadi penentu utama. Sementara negara dengan sistem sosialis akan menjawabnya melalui perencanaan terpusat oleh pemerintah. Kebanyakan negara, termasuk Indonesia, menganut sistem ekonomi campuran, di mana pasar dan pemerintah berinteraksi untuk menjawab ketiga pertanyaan tersebut, seringkali dengan pemerintah berperan dalam mengoreksi kegagalan pasar dan menjamin distribusi yang lebih adil.

    Kegiatan Ekonomi: Produksi, Distribusi, dan Konsumsi

    Aktivitas ekonomi dalam masyarakat terbagi menjadi tiga jenis kegiatan utama yang saling berkaitan. Memahami kegiatan ekonomi ini berarti memahami alur hidup sebuah produk atau jasa.

    1. Kegiatan Produksi

    Kegiatan pertama dan paling mendasar adalah produksi. Ini adalah proses menciptakan, mengolah, atau menambah nilai guna (utility) suatu barang dan jasa sehingga menjadi lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan manusia. Pelaku dalam kegiatan ini disebut produsen, yang dapat berupa individu (pengrajin, petani), perusahaan, atau bahkan negara. Tujuan utama produksi melampaui sekadar membuat sesuatu; bertujuan untuk memenuhi permintaan pasar sekaligus menghasilkan keuntungan atau profit sebagai imbalan atas risiko dan sumber daya yang dikeluarkan.

    Produksi dapat berupa menciptakan barang baru dari bahan mentah, seperti petani yang menghasilkan padi dari sawah atau pabrik yang mengolah kayu menjadi furnitur. Ia juga bisa berupa meningkatkan nilai barang setengah jadi, seperti konveksi yang menjahit kain menjadi pakaian siap pakai. Di ranah jasa, produksi adalah aktivitas memberikan manfaat langsung, seperti dokter yang memberikan konsultasi kesehatan, guru yang mentransfer ilmu, atau penulis yang menciptakan buku. Tanpa produksi, tidak akan ada barang atau jasa yang dapat dinikmati oleh masyarakat.

    2. Kegiatan Distribusi

    Setelah barang dan jasa tercipta, mereka harus sampai ke tangan pihak yang membutuhkannya. Di sinilah kegiatan distribusi berperan. Distribusi adalah seluruh proses menyalurkan, mengangkut, dan menyampaikan barang atau jasa dari produsen kepada konsumen akhir. Proses ini sangat krusial dan melibatkan rantai perantara yang disebut distributor, yang menjembatani kesenjangan lokasi, waktu, dan kepemilikan. Rantai distribusi dapat meliputi agen, grosir (wholesaler), pengecer (retailer seperti supermarket dan warung), hingga platform toko online dan perusahaan logistik yang mengatur pengiriman.

    Distribusi yang efisien dan efektif sangat penting karena menentukan apakah suatu produk dapat tersedia di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, dalam kondisi yang baik, dan dengan harga yang kompetitif. Kegagalan dalam distribusi dapat berakibat pada barang yang menumpuk di gudang produsen sementara konsumen mengalami kelangkaan, yang pada akhirnya menghambat seluruh siklus ekonomi.

    3. Kegiatan Konsumsi

    Puncak dari seluruh rangkaian kegiatan ekonomi adalah konsumsi. Ini adalah aktivitas menggunakan, memanfaatkan, atau menghabiskan nilai guna suatu barang dan jasa secara bertahap atau sekaligus untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Pelaku kegiatan ini adalah konsumen, yang cakupannya luas, mulai dari individu, rumah tangga, hingga perusahaan (yang mengonsumsi bahan baku untuk diproduksi lebih lanjut). Setiap keputusan yang kita ambil dalam kehidupan sehari-hari—seperti membeli makanan, membayar tagihan listrik dan air, berlangganan layanan streaming, atau menggunakan jasa transportasi online—adalah bentuk konkrit dari kegiatan konsumsi.

    Konsumsi tidak hanya menjadi tujuan akhir dari produksi dan distribusi, tetapi juga menjadi penggerak utama permintaan (demand) di pasar. Pola dan tingkat konsumsi masyarakat memberikan sinyal kepada produsen tentang apa yang harus dan akan diproduksi di masa depan, sehingga menciptakan umpan balik yang terus-menerus.

      Ketiga kegiatan ini dari produksi, distribusi, dan konsumsi membentuk sebuah siklus ekonomi yang terus berputar dan saling menguatkan. Uang yang dikeluarkan konsumen menjadi pendapatan bagi distributor dan produsen. Pendapatan ini kemudian digunakan kembali untuk membiayai produksi baru, membayar gaji tenaga kerja (yang juga merupakan konsumen), dan mengembangkan distribusi. Siklus inilah yang menciptakan aliran pendapatan (circular flow of income), menciptakan lapangan kerja, dan pada akhirnya menggerakkan roda perekonomian sebuah negara secara keseluruhan. Pemahaman akan interkoneksi ketiganya adalah kunci untuk memahami bagaimana kekayaan diciptakan dan didistribusikan dalam suatu masyarakat.

      Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi: Mikro dan Makro

      Ilmu ekonomi memiliki cakupan yang luas, yang secara umum dibagi menjadi dua cabang utama:

      1. Ekonomi Mikro

      Cabang ilmu ini fokus pada unit individu dalam perekonomian. Ekonomi mikro menganalisis perilaku dan interaksi dari konsumen, produsen, dan pasar. Analisis terhadap konsumen melihat bagaimana mereka membuat pilihan berdasarkan preferensi dan anggaran yang dimiliki. Sementara itu, analisis terhadap produsen meneliti bagaimana mereka memutuskan apa dan bagaimana memproduksi untuk memaksimalkan laba. Ekonomi mikro juga mempelajari mekanisme pembentukan harga untuk barang atau jasa tertentu di pasar, seperti pasar beras atau properti. Konsep-konsep kunci dalam cabang ilmu ini meliputi penawaran dan permintaan, elastisitas, struktur pasar seperti monopoli dan persaingan sempurna serta teori produksi.

      2. Ekonomi Makro

      Berbeda dengan pendekatan mikro, ekonomi makro melihat gambaran keseluruhan atau agregat dari perekonomian suatu negara bahkan global. Isu-isu yang dibahas dalam ruang lingkup ini lebih luas dan menyeluruh. Beberapa topik utama mencakup pertumbuhan ekonomi, yang biasanya diukur dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto atau PDB. Ekonomi makro juga membahas inflasi dan deflasi, yaitu fenomena kenaikan dan penurunan harga umum secara terus-menerus. Tingkat pengangguran, yang mengukur tenaga kerja yang tidak bekerja, juga menjadi fokus kajian. Selain itu, cabang ilmu ini menganalisis peran kebijakan fiskal dan moneter, di mana pemerintah dan bank sentral mengatur perekonomian melalui instrumen seperti pengeluaran negara, pajak, dan suku bunga. Neraca perdagangan, yang merekam ekspor dan impor suatu negara, juga merupakan bagian integral dari analisis makro.

      Kedua pendekatan ini, mikro dan makro, saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan. Keputusan mikro dari jutaan rumah tangga dan perusahaan, secara kolektif, pada akhirnya membentuk kondisi makro suatu negara. Sebaliknya, kondisi makro seperti periode resesi atau tingkat inflasi yang tinggi secara langsung dan sangat memengaruhi keputusan mikro setiap individu dan pelaku usaha.

      Pentingnya Memahami Ekonomi dalam Kehidupan Sehari-hari

      Mempelajari pengertian ekonomi dan prinsip-prinsip dasarnya jauh dari sekadar pengetahuan teoritis untuk akademisi atau pengambil kebijakan. Ilmu ini justru memiliki manfaat praktis yang sangat langsung dan dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan kita.

      Pertama, pemahaman ekonomi mendukung pengambilan keputusan finansial yang lebih baik. Konsep seperti biaya peluang atau opportunity cost mengajarkan kita untuk menimbang dengan cermat pilihan antara menabung, berinvestasi, atau membelanjakan uang untuk kebutuhan konsumtif. Sementara itu, pemahaman tentang prinsip inflasi menyadarkan kita akan pentingnya menempatkan dana pada instrumen yang dapat melampaui laju kenaikan harga, sehingga kekayaan tidak tergerus secara perlahan.

      Kedua, ilmu ini memampukan kita untuk memahami berita dan kebijakan publik dengan lebih kritis dan mendalam. Dengan dasar pengetahuan ekonomi, wacana tentang kenaikan harga BBM, perubahan suku bunga oleh bank sentral, atau pengaturan anggaran pemerintah tidak lagi menjadi informasi yang sulit dicerna. Kita dapat menganalisis dampak dan latar belakang kebijakan tersebut terhadap kondisi pribadi dan nasional.

      Ketiga, bagi para wirausaha atau calon pengusaha, menguasai prinsip ekonomi adalah fondasi untuk mengembangkan pola pikir bisnis yang tajam. Pemahaman tentang dinamika pasar, perilaku permintaan konsumen, dan peta kompetisi menjadi kunci kesuksesan dalam menyusun strategi dan mengelola usaha secara berkelanjutan.

      Keempat, pada tingkat yang paling personal, ilmu ekonomi menjadikan kita konsumen yang cerdas dan rasional. Pengetahuan ini membantu kita mengidentifikasi strategi pemasaran di balik penawaran diskon, program loyalitas, atau iklan, sehingga kita tidak terjebak dalam impuls belanja dan dapat membuat keputusan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan nilai.

      Terakhir, pengetahuan ekonomi adalah alat vital untuk mempersiapkan masa depan yang lebih terencana, membantu dalam merencanakan lintasan karier di sektor-sektor industri yang memiliki prospek pertumbuhan, dalam menyusun strategi persiapan dana pensiun yang matang, dan dalam mengambil langkah-langkah untuk melindungi nilai aset yang dimiliki dari berbagai risiko ekonomi.

      Penutup

      Ilmu ini mengajarkan kita bahwa setiap pilihan memiliki konsekuensi dan biaya. Dengan memahaminya, kita tidak hanya menjadi pelaku ekonomi yang pasif, tetapi menjadi agen yang lebih sadar, bertanggung jawab, dan strategis dalam panggung perekonomian.

      Apakah artikel tentang pengertian ekonomi ini memberikan pencerahan? Bagikan kepada teman atau kolega yang mungkin juga sedang mencari pemahaman dasar yang jelas dan aplikatif tentang ilmu ekonomi.

      Baca juga:

      Pertanyaan yang Sering Ditanyakan (FAQ)

      1. Apa perbedaan utama antara ekonomi mikro dan ekonomi makro?

      Ekonomi mikro mempelajari perilaku unit individu (konsumen, produsen, pasar spesifik), seperti bagaimana harga suatu barang ditentukan. Ekonomi makro menganalisis perekonomian secara keseluruhan, membahas isu seperti inflasi, pengangguran nasional, dan pertumbuhan PDB.

      2. Mengapa kelangkaan menjadi masalah utama dalam ekonomi?

      Karena sumber daya (alam, waktu, modal, tenaga kerja) terbatas, sedangkan kebutuhan dan keinginan manusia tidak terbatas. Kelangkaan memaksa kita untuk membuat pilihan dan mengalokasikan sumber daya secara efisien, yang menjadi esensi dari semua masalah ekonomi.

      3. Apa contoh kegiatan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari?

      Contohnya sangat banyak: membeli sarapan (konsumsi), bekerja sebagai karyawan atau wiraswasta (produksi jasa), menjual barang bekas secara online (distribusi), menabung di bank, dan membayar pajak.

      4. Apa itu prinsip ekonomi dan contohnya?

      Prinsip ekonomi adalah panduan bertindah untuk mendapat hasil tertentu dengan pengorbanan minimal, atau pengorbanan tertentu untuk hasil maksimal. Contoh: Memilih membeli bahan makanan di pasar grosir daripada minimarket untuk menghemat anggaran (dengan pengorbanan waktu lebih banyak).

      5. Sistem ekonomi apa yang dianut Indonesia?

      Indonesia menganut sistem ekonomi campuran (mixed economy), yang menggabungkan unsur pasar bebas dengan campur tangan pemerintah. Dasar konstitusionalnya adalah Pasal 33 UUD 1945, yang menekankan prinsip demokrasi ekonomi dengan peran negara dalam menguasai cabang-cabang produksi penting bagi hajat hidup orang banyak.

      Referensi

      1. Blaug, M. (2007). The fundamental theorems of modern welfare economics, historically contemplated. History of Political Economy, 39(2), 185–207. https://doi.org/10.1215/00182702-2007-001
      2. Davis, J. B. (2006). The turn in economics: Neoclassical dominance to mainstream pluralism? Journal of Institutional Economics, 2(1), 1–20. https://doi.org/10.1017/S1744137405000263
      Scroll to Top