Perbedaan Leader dan Manajer – Dunia bisnis dan organisasi, istilah “leader” dan “manajer” sering kali digunakan secara bergantian. Namun, meskipun keduanya memiliki peran penting dalam mencapai tujuan organisasi, mereka memiliki karakteristik, tanggung jawab, dan pendekatan yang berbeda. Memahami perbedaan antara leader dan manajer tidak hanya membantu dalam mengelola tim secara efektif tetapi juga dalam membangun budaya organisasi yang sehat dan berkelanjutan.Â
Perbedaan Leader dan Manajer
Secara singkat, seorang leader adalah individu yang memimpin, membimbing, dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Mereka fokus pada visi, inspirasi, dan perubahan. Di sisi lain, seorang manajer adalah individu yang bertanggung jawab untuk mengelola sumber daya, mengawasi proses, dan memastikan bahwa tujuan organisasi tercapai secara efisien. Meskipun keduanya memiliki peran yang saling melengkapi, perbedaan mendasar terletak pada cara mereka memandang dan menjalankan tanggung jawab mereka.
Menurut Kotter (1990), seorang leader adalah seseorang yang menciptakan visi dan strategi untuk perubahan, sementara manajer lebih fokus pada perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian sumber daya. Perbedaan ini menunjukkan bahwa leader dan manajer memiliki fokus yang berbeda dalam menjalankan peran mereka. Berikut ini penjelsan lebih rinci tentang perbedaan leader dan manajer:
1. Berdasarkan Model Kepemimpinan
Seorang leader cenderung menggunakan pendekatan kepemimpinan transformasional. Mereka berfokus pada menginspirasi dan memotivasi anggota tim untuk mencapai perubahan positif dan berkelanjutan. Leader tidak hanya memimpin tetapi juga terlibat aktif dalam proses dan mengharapkan partisipasi aktif dari anggota tim. Mereka menciptakan lingkungan di mana setiap individu merasa dihargai dan termotivasi untuk berkontribusi lebih.
Di sisi lain, seorang manajer lebih condong ke pendekatan kepemimpinan transaksional. Mereka berorientasi pada hasil dan pencapaian target melalui sistem reward dan punishment. Manajer memotivasi karyawan dengan imbalan finansial seperti bonus atau kenaikan gaji, sementara kinerja yang buruk akan dihadapkan pada konsekuensi negatif. Pendekatan ini lebih terstruktur dan berfokus pada efisiensi.
Bass dan Avolio (1994) menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional menekankan pada inspirasi dan perubahan, sementara kepemimpinan transaksional lebih berfokus pada transaksi atau pertukaran antara manajer dan karyawan. Perbedaan ini menunjukkan bahwa leader lebih berorientasi pada proses dan pengembangan individu, sedangkan manajer lebih berfokus pada hasil dan pencapaian target.
2. Berdasarkan Peran dan Fungsi dalam Tim
Seorang leader umumnya bekerja dengan mengajak dan menginspirasi para karyawan agar mereka dapat meningkatkan kinerja dan kontribusi mereka bagi tim. Mereka tidak hanya memfokuskan pada tugas dan target tetapi juga pada proses dan faktor manusia. Leader memahami bahwa keberhasilan organisasi tidak hanya ditentukan oleh hasil tetapi juga oleh bagaimana proses tersebut dijalankan.
Sebaliknya, seorang manajer melaksanakan fungsi manajerial seperti perencanaan, pengorganisasian, pengadaan sumber daya manusia, pengarahan, dan pengendalian. Mereka bekerja untuk mengelola sumber daya secara efisien dan berfokus pada tugas pekerjaan dan pencapaian keuntungan. Manajer memastikan bahwa semua proses berjalan sesuai rencana dan bahwa tujuan organisasi tercapai.
Peran manajer meliputi tiga kategori utama: peran interpersonal, peran informasional, dan peran pengambilan keputusan. Ini menunjukkan bahwa manajer memiliki tanggung jawab yang lebih terstruktur dan terfokus pada operasional sehari-hari (Mintzberg, 1973). Sementara itu, leader lebih berfokus pada pengembangan visi dan strategi jangka panjang.
3. Berdasarkan Pengambilan Risiko
Seorang leader adalah individu yang memiliki keberanian untuk mengambil risiko. Mereka tidak takut gagal dan selalu berani mencoba konsep-konsep baru yang membuka peluang. Leader memiliki minat terhadap tantangan, ide-ide kreatif, serta inovasi yang berpotensi membawa perubahan positif. Mereka memahami bahwa inovasi sering kali memerlukan keberanian untuk mengambil langkah-langkah yang tidak biasa.
Manajer cenderung menghindari risiko. Mereka lebih memilih cara-cara yang telah terbukti, teratur, dan terkendali. Manajer menerapkan strategi yang cocok untuk mengurangi kemungkinan kegagalan dan memastikan bahwa tugas-tugas yang dijalankan berjalan dengan lancar. Mereka jarang mencoba pendekatan baru yang memiliki risiko besar.
Pengambilan risiko adalah bagian integral dari kepemimpinan, terutama dalam konteks inovasi dan perubahan (Sitkin dan Pablo, 1992). Leader yang efektif memahami bahwa risiko adalah bagian dari proses mencapai tujuan yang lebih besar. Sementara itu, manajer lebih berfokus pada stabilitas dan konsistensi.
4. Berdasarkan Cara Pikir
Seorang leader cenderung memikirkan hal-hal untuk jangka panjang. Mereka mempertimbangkan bagaimana organisasi dapat bertahan dan berkembang dalam waktu yang lama. Leader memikirkan strategi untuk mempertahankan perusahaan dan memastikan bahwa organisasi tetap relevan di masa depan.
Manajer lebih memikirkan keberhasilan tujuan dalam jangka pendek. Mereka fokus pada pencapaian target dan memastikan bahwa operasional sehari-hari berjalan dengan lancar. Meskipun demikian, pemikiran jangka pendek yang dilakukan oleh manajer dapat membantu mengisi pemikiran jangka panjang yang sudah dilakukan oleh leader.
Pendapat Collins (2001), leader yang efektif adalah mereka yang mampu memikirkan visi jangka panjang sambil memastikan bahwa organisasi tetap stabil dalam jangka pendek. Ini menunjukkan bahwa leader dan manajer memiliki peran yang saling melengkapi dalam mencapai tujuan organisasi.
5. Berdasarkan Perspektif
Leader biasanya lebih banyak berhubungan dengan jajaran atas seperti direksi utama atau investor. Mereka melihat hasil pekerjaan karyawan dan memastikan bahwa organisasi bergerak ke arah yang benar. Leader berada di tingkat manajemen puncak (top level management) dan memiliki otoritas serta kekuasaan tertinggi.
Sebalinya manajer lebih memperhatikan proses dan berhubungan langsung dengan karyawan. Mereka terlibat dalam proses yang dilakukan karyawan dan memastikan bahwa semua tugas berjalan sesuai rencana. Manajer berada di tingkat manajemen menengah (middle level management) dan bertindak sebagai penghubung antara leader dan karyawan.
Perbedaan perspektif ini menunjukkan bahwa leader dan manajer memiliki peran yang berbeda dalam struktur organisasi (Yukl, 2013). Leader lebih berfokus pada strategi dan visi, sementara manajer lebih berfokus pada operasional dan implementasi.
6. Berdasarkan Cara Pandang
Seorang leader memiliki pemikiran yang kreatif dan selalu mencari cara untuk melahirkan inovasi. Mereka memikirkan tujuan baru yang ingin dicapai untuk membawa perubahan positif pada perusahaan. Leader memahami bahwa inovasi adalah kunci untuk tetap kompetitif dalam pasar yang terus berubah.
Di sisi lain, manajer memberikan pandangan tentang kenyataan yang ada di lapangan. Mereka membantu menyelaraskan inovasi-inovasi baru dari leader dengan kenyataan di lapangan. Manajer memastikan bahwa ide-ide baru dapat diimplementasikan dengan baik tanpa mengorbankan stabilitas organisasi.
Inovasi adalah tanggung jawab utama seorang leader, sementara manajer bertugas untuk memastikan bahwa inovasi tersebut dapat dijalankan dengan efektif (Drucker, 1999). Ini menunjukkan bahwa leader dan manajer memiliki peran yang saling melengkapi dalam menciptakan perubahan positif.
7. Berdasarkan Tindak Laku dalam Mengeksekusi Strategi
Seorang leader biasanya memiliki tingkat keberanian yang tinggi dalam mengambil keputusan, bahkan jika keputusan tersebut terlihat berisiko. Mereka memahami bahwa keberanian adalah kunci untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Leader tidak takut untuk mencoba hal-hal baru dan mengambil langkah-langkah yang tidak biasa.
Manajer lebih banyak memikirkan tindakan yang akan diambil. Mereka dipenuhi dengan berbagai pertimbangan dan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Manajer bertugas untuk menemukan solusi yang dapat meminimalisir risiko dalam proses mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Goleman (2000), keberanian mengambil risiko adalah salah satu ciri khas seorang leader yang efektif. Sementara itu, manajer lebih berfokus pada stabilitas dan konsistensi dalam menjalankan tugas-tugas mereka.
Penutup
Dengan memahami perbedaan antara leader dan manajer, organisasi dapat membangun tim yang lebih efektif dan menciptakan budaya kerja yang sehat. Leader dan manajer yang bekerja sama dengan baik akan membawa organisasi menuju kesuksesan yang berkelanjutan.
Baca juga:
- Interpersonal Skill: Pengertian, Contoh, dan Cara Meningkatkannya
- Apa itu Agile Leadership? Pengertian, Karater, dan Implementasinya
- Apa itu Communication Skill?Jenis dan Cara Meningkatkannya
- Marketing Officer Adalah: Peran, Tugas, dan Tantangan
Referensi
- Bass, B. M., & Avolio, B. J. (1994). Improving Organizational Effectiveness Through Transformational Leadership. Sage Publications.
- Collins, J. (2001). Good to Great: Why Some Companies Make the Leap… and Others Don’t. HarperBusiness.
- Drucker, P. F. (1999). Management Challenges for the 21st Century. HarperBusiness.
- Goleman, D. (2000). Leadership That Gets Results. Harvard Business Review.
- Kotter, J. P. (1990). A Force for Change: How Leadership Differs from Management. Free Press.
- Mintzberg, H. (1973). The Nature of Managerial Work. Harper & Row.
- Sitkin, S. B., & Pablo, A. L. (1992). Reconceptualizing the Determinants of Risk Behavior. Academy of Management Review.
- Yukl, G. (2013). Leadership in Organizations. Pearson Education.