6 Jenis-Jenis Content Marketing yang Efektif untuk Bisnis

Content Marketing 

Di era digital, content marketing bukan lagi sekadar pilihan melainkan kebutuhan. Setiap bisnis, mulai dari UMKM hingga korporasi, memerlukan strategi konten yang matang untuk menjangkau audiens, membangun kepercayaan, dan meningkatkan penjualan.

Namun, tidak semua jenis konten bekerja dengan cara yang sama. Beberapa lebih cocok untuk meningkatkan brand awareness, sementara yang lain efektif untuk konversi. Lalu, bagaimana memilih format yang tepat?

Jenis-Jenis Content Marketing 

 Berikut ini jenis-jenis content marketing berdasarkan data terbaru, studi kasus, dan pendapat ahli.

1. Artikel Blog dan Website

Meskipun termasuk bentuk content marketing yang paling tradisional, artikel blog tetap menjadi pilihan utama bagi banyak bisnis di era digital ini. Fakta menarik dari riset HubSpot (2023) mengungkapkan bahwa perusahaan yang secara konsisten mempublikasikan konten blog mengalami peningkatan traffic website hingga 55% lebih tinggi dibandingkan yang mengabaikan strategi ini. Terdapat beberapa alasan utama mengapa Blog tetap relevan

Pertama, konten blog yang berkualitas dengan penerapan kata kunci yang tepat secara signifikan dapat meningkatkan performa SEO sebuah website. Sebagaimana dijelaskan oleh Chaffey dan Ellis-Chadwick (2022), optimasi konten berbasis SEO tidak hanya membantu peringkat di mesin pencari tetapi juga menarik traffic organik yang lebih berkualitas.

Kedua, konten blog yang mendalam seperti panduan komprehensif atau whitepaper berperan penting dalam membangun otoritas brand. Ketika sebuah perusahaan secara rutin mempublikasikan konten bernilai tinggi, audiens secara alami akan menganggapnya sebagai sumber terpercaya di industri tersebut.

Ketiga, blog merupakan alat yang efektif untuk lead generation. Dengan menyisipkan call-to-action (CTA) yang strategis, pembaca dapat diarahkan secara natural untuk mengenal produk atau layanan yang ditawarkan.

Ahrefs, sebuah platform tools SEO ternama, secara cerdas memanfaatkan blog mereka dengan menyediakan berbagai tutorial dan panduan SEO gratis. Konten-konten bernilai tinggi ini kemudian menjadi pintu masuk bagi pengguna untuk mencoba fitur berbayar yang mereka tawarkan.

Contoh lain datang dari Shopee yang melalui blog resminya rutin mempublikasikan artikel bermanfaat seputar tips berjualan online. Konten semacam ini tidak hanya edukatif tetapi juga sekaligus menjadi magnet bagi calon merchant yang ingin bergabung di platform mereka.

Seperti dikemukakan oleh Pulizzi dan Barrett (2020), “Blogging tetap menjadi fondasi utama dalam content marketing karena sifat kontennya yang evergreen dan kemudahannya untuk dioptimasi demi tujuan SEO.”

2. Video Marketing

Perkembangan terbaru dalam dunia pemasaran digital menunjukkan bahwa video telah menjadi format konten yang paling efektif dalam menarik perhatian audiens. Data dari Wyzowl (2024) menyatakan bahwa 92% profesional marketing menganggap video sebagai elemen krusial dalam strategi konten mereka. Hal ini didukung oleh temuan ilmiah dari Forbes (2023) yang mengungkap bahwa otak manusia ternyata mampu memproses informasi visual 60.000 kali lebih cepat dibandingkan informasi dalam bentuk teks.

Format tutorial atau how-to video menjadi salah satu yang paling diminati, seperti yang dilakukan oleh merek kosmetik dengan membuat video tutorial “Cara Makeup Natural” yang tidak hanya informatif tetapi juga menunjukkan langsung keunggulan produk mereka.

Video testimoni pelanggan juga terbukti ampuh dalam membangun social proof. Ketika calon konsumen melihat pengalaman nyata dari pengguna lain, tingkat kepercayaan terhadap brand akan meningkat signifikan.

Format behind-the-scenes memberikan sentuhan personal dengan memperlihatkan proses produksi atau keseharian tim, menciptakan kesan transparansi yang disukai audiens modern.

Sedangkan live streaming telah menjadi tren tersendiri, khususnya di platform seperti TikTok dan Instagram, karena memungkinkan interaksi langsung dan real-time antara brand dengan pengikutnya.

Gojek membuktikan keampuhan video marketing melalui kampanye #AmanBersamaGojek yang berhasil meningkatkan engagement hingga 40%. Sementara Nike melalui video inspirasional “Dream Crazy” yang dibintangi Colin Kaepernick tidak hanya viral tetapi juga sukses memperkuat positioning brand mereka.

Brenner (2023) dengan tepat menyimpulkan, “Video bukan lagi sekadar masa depan pemasaran—video adalah realitas pemasaran saat ini.”

3. Konten Media Sosial

Platform media sosial telah menjadi ruang di mana audiens menghabiskan sebagian besar waktu online mereka. Laporan We Are Social (2024) mengungkapkan bahwa rata-rata pengguna internet Indonesia menghabiskan 3,5 jam setiap hari di berbagai platform seperti Instagram, TikTok, dan Facebook.

Carousel di Instagram atau LinkedIn terbukti efektif untuk menyajikan konten berbasis data yang padat informasi namun tetap menarik secara visual. Format ini memungkinkan brand menyampaikan pesan kompleks secara bertahap.

Thread di Twitter/X menawarkan cara baru dalam bercerita melalui rangkaian tweet yang terhubung, memungkinkan penyampaian narasi panjang yang tetap mudah dicerna.

Reels dan short video di TikTok serta Instagram telah menjadi primadona baru dengan kemampuan viralitasnya yang tinggi. Format konten singkat 15-60 detik ini sempurna untuk menyampaikan pesan cepat yang mengena.

User-Generated Content (UGC) menjadi strategi cerdas dengan memanfaatkan konten yang dibuat sendiri oleh pelanggan, menciptakan kesan autentik yang sulit ditiru oleh konten buatan brand.

Traveloka sukses memanfaatkan UGC melalui kampanye #Travelokapedia yang mengajak traveler berbagi pengalaman liburan mereka. Sedangkan Tokopedia menciptakan gelombang partisipasi massal melalui kampanye #MulaiAjaDulu yang mendorong kreativitas pengguna.

Scott (2022) menegaskan, “Media sosial telah berevolusi menjadi lebih dari sekadar platform promosi—ini adalah ruang untuk membangun komunitas yang solid.”

4. Infografis

Infografis telah membuktikan diri sebagai salah satu format content marketing paling efektif untuk menyampaikan informasi kompleks dengan cara yang sederhana dan menarik. Menurut penelitian Venngage (2023), konten berbentuk infografis memiliki kemungkinan 30 kali lebih besar untuk dibaca dibandingkan artikel berbentuk teks biasa. Fakta ini sejalan dengan cara kerja otak manusia yang secara alami lebih mudah menyerap informasi visual daripada teks panjang. Yang menjadi pertanyaan, kapan Infografis menjadi solusi tepat?

Pertama, ketika bisnis perlu menyajikan data statistik atau hasil riset. Misalnya, sebuah laporan yang menyatakan “75% UMKM mengalami peningkatan penjualan setelah menerapkan strategi digital marketing” akan jauh lebih mudah dipahami jika disajikan dalam bentuk grafik atau diagram warna-warni dibandingkan deretan angka dalam paragraf.

Kedua, infografis sangat berguna untuk membandingkan produk atau layanan. Sebuah perusahaan software bisa menggunakan format ini untuk menjelaskan perbedaan fitur antara paket gratis dan berbayar, sehingga calon pengguna dapat mengambil keputusan dengan lebih cepat.

Ketiga, infografis mampu menyederhanakan proses yang rumit. Alur kerja suatu sistem, tahapan penggunaan produk, atau bahkan penjelasan konsep teknis dapat diubah menjadi visual yang mudah diikuti.

Seperti dikatakan oleh Smiciklas (2021), “Infografis yang baik adalah yang mampu menyampaikan pesan utamanya dalam waktu 5 detik.” Artinya, desain harus langsung menarik perhatian dan menyampaikan inti informasi tanpa membuat audiens kebingungan.

5. Podcast

Industri podcast di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat, dengan peningkatan 67% sejak tahun 2020 (McKinsey, 2023). Format audio ini menjadi pilihan tepat untuk menjangkau segmen audiens yang lebih suka mengonsumsi konten secara auditory—baik saat berkendara, bekerja, atau berolahraga.

Salah satu daya tarik utama podcast adalah sifatnya yang multitasking-friendly. Pendengar bisa menikmati episode sambil melakukan aktivitas lain, berbeda dengan video atau teks yang membutuhkan fokus visual.

Selain itu, podcast menciptakan kedekatan emosional yang unik. Suara host yang berbicara langsung ke telinga pendengar menimbulkan kesan personal, seolah-olah mereka terlibat dalam percakapan intim. Hal ini memperkuat hubungan antara brand dengan audiensnya.

Dewaweb, penyedia layanan web hosting, sukses mengembangkan podcast “Cerita Startup” yang berisi wawancara dengan para founder bisnis digital. Konten ini tidak hanya mendidik tapi juga membangun citra Dewaweb sebagai bagian dari ekosistem teknologi di Indonesia.

Spotify Indonesia juga menghadirkan “Kata Pakar”, sebuah serial podcast yang mengundang ahli dari berbagai bidang untuk berdiskusi tentang tren terkini. Format ini berhasil menarik pendengar yang haus akan pengetahuan mendalam.

6. Email Marketing

Meski sering dianggap ketinggalan zaman, email marketing terbukti masih memberikan Return on Investment (ROI) menjadikannya salah satu saluran marketing tertinggi hingga saat ini. Adapun jenis-jenis Email yang paling efektif

Newsletter bulanan tetap menjadi andalan untuk menjaga engagement dengan pelanggan. Kontennya bisa berupa rangkuman artikel terbaru, promo, atau informasi industri yang relevan.

Email promo dan diskon eksklusif bekerja sangat baik untuk mendorong konversi. Memberikan penawaran khusus kepada subscriber setia seringkali memicu impulse buying.

Drip campaign (seri email otomatis) ideal untuk nurturing lead. Misalnya, sebuah kursus online bisa mengirim rangkaian email yang berisi tips gratis sebelum akhirnya menawarkan produk berbayar.

Penutup

Tidak ada satu format content marketing yang cocok untuk semua jenis bisnis. Kunci suksesnya terletak pada:

  • Memahami preferensi audiens – Di platform mana mereka paling aktif? Format konten apa yang paling mereka sukai?
  • Eksperimen dengan berbagai jenis konten – Coba kombinasi antara blog, video, podcast, dan infografis untuk melihat mana yang paling resonan.
  • Mengukur hasil secara berkala – Gunakan tools analitik seperti Google Analytics atau insight media sosial untuk mengevaluasi performa tiap konten.

Seperti kata ahli pemasaran terkenal, “Konten yang baik bukan tentang menjual produk, tapi tentang memecahkan masalah audiens.” Dengan fokus pada nilai tambah dan konsistensi, content marketing akan menjadi senjata ampuh untuk membangun brand sekaligus meningkatkan penjualan.

Siap memulai strategi content marketing kamu? Pilih satu format yang paling sesuai, buat dengan konsisten, dan lihat dampaknya dalam 3-6 bulan ke depan. Semoga bermanfaat.

Baca juga:

Referensi

  • Brenner, M. (2023). Video marketing trends. Forbes.
  • Chaffey, D., & Ellis-Chadwick, F. (2022). Digital marketing (8th ed.). Pearson.
  • HubSpot. (2023). The ultimate guide to blogging.
  • McKinsey & Company. (2023). Indonesia digital consumer trends.
  • Pulizzi, J. (2020). Content marketing strategy. Kogan Page.
  • Venngage. (2023). Infographic design trends report.
Scroll to Top