Perbedaan Purchasing dan Procurement – Istilah purchasing dan procurement sering digunakan secara bergantian pada dunia bisnis. Namun, meskipun keduanya berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa, mereka memiliki peran, fokus, dan proses yang berbeda. Bagi mereka yang tidak terlibat langsung dalam manajemen produksi atau pengadaan, membedakan keduanya bisa menjadi tantangan.
Apa Itu Procurement?
Procurement, atau pengadaan, adalah proses strategis yang mencakup seluruh siklus pengadaan barang dan jasa, mulai dari identifikasi kebutuhan hingga evaluasi kinerja pemasok. Menurut Monczka et al. (2015), procurement adalah “proses yang melibatkan perencanaan, pengadaan, dan pengelolaan sumber daya eksternal untuk memenuhi kebutuhan organisasi.” Ini berarti procurement tidak hanya fokus pada pembelian, tetapi juga pada bagaimana barang atau jasa tersebut dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Procurement melibatkan beberapa tahapan, termasuk:
- Menentukan apa yang dibutuhkan oleh perusahaan.
- Menemukan vendor atau pemasok yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
- Membahas harga, kualitas, dan syarat pengiriman.
- Melakukan transaksi pembelian.
- Memastikan barang atau jasa sampai tepat waktu dan dalam kondisi baik.
- Menilai apakah pemasok memenuhi harapan dan standar perusahaan.
Procurement bersifat proaktif dan strategis. Tujuannya untuk memastikan bahwa perusahaan mendapatkan barang atau jasa yang dibutuhkan dengan kualitas terbaik, harga yang kompetitif, dan dalam waktu yang tepat. Selain itu, procurement juga berfokus pada membangun hubungan jangka panjang dengan pemasok untuk menciptakan nilai tambah bagi perusahaan.
Apa Itu Purchasing?
Purchasing, atau pembelian, adalah bagian dari procurement yang fokus pada proses transaksional. Menurut Lysons dan Farrington (2016), purchasing adalah “proses memesan, menerima, dan membayar barang atau jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan.” Purchasing lebih bersifat operasional dan reaktif, karena biasanya dilakukan setelah kebutuhan telah diidentifikasi.
Tugas utama purchasing meliputi:
- Membuat pesanan pembelian berdasarkan kebutuhan yang telah ditentukan.
- Memastikan barang atau jasa yang diterima sesuai dengan pesanan.
- Mengatur pembayaran kepada pemasok.
Purchasing lebih fokus pada efisiensi transaksi dan harga. Tujuannya untuk membeli barang atau jasa dengan harga terbaik dan dalam waktu yang singkat. Namun, purchasing tidak melibatkan perencanaan strategis atau pengelolaan hubungan jangka panjang dengan pemasok.
Perbedaan Purchasing dan Procurement
Meskipun procurement dan purchasing saling terkait dan sering dianggap sebagai dua sisi dari mata uang yang sama, terdapat beberapa perbedaan mendasar yang perlu dipahami secara mendalam. Perbedaan-perbedaan ini tidak hanya terletak pada definisi dan ruang lingkup, tetapi juga pada tujuan, fokus, waktu keterlibatan, hubungan dengan pemasok, serta cakupan aktivitas yang dilakukan. Memahami perbedaan ini sangat penting bagi perusahaan untuk mengoptimalkan proses pengadaan dan pembelian, sehingga dapat mencapai efisiensi operasional dan menciptakan nilai tambah bagi bisnis.
1. Tujuan
Procurement memiliki tujuan yang lebih strategis dan holistik. Tujuannya memenuhi kebutuhan perusahaan secara menyeluruh, mulai dari perencanaan hingga evaluasi. Procurement tidak hanya sekadar membeli barang atau jasa, tetapi juga memastikan bahwa pengadaan tersebut selaras dengan tujuan bisnis jangka panjang.
Di sisi lain, purchasing memiliki tujuan yang lebih operasional dan spesifik, yaitu membeli barang atau jasa secara efisien. Purchasing fokus pada penyelesaian transaksi dengan cepat dan tepat, sesuai dengan kebutuhan yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain, procurement lebih berorientasi pada strategi, sementara purchasing lebih berorientasi pada eksekusi.
2. Fokus
Fokus procurement lebih luas dan berpusat pada nilai barang atau jasa yang diadakan. Nilai ini tidak hanya mencakup harga, tetapi juga kualitas, layanan, keandalan, dan dampak jangka panjang terhadap bisnis. Procurement juga menekankan pentingnya membangun hubungan yang kuat dengan pemasok, karena hubungan ini dapat memberikan keuntungan strategis seperti diskon, prioritas pengiriman, atau akses ke inovasi terbaru.
Sebaliknya, purchasing lebih fokus pada aspek harga dan efisiensi transaksi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pembelian dilakukan dengan biaya serendah mungkin dan dalam waktu yang singkat. Meskipun harga penting, purchasing cenderung kurang memperhatikan faktor-faktor seperti kualitas atau hubungan jangka panjang dengan pemasok.
3. Waktu Terlibat
Procurement terlibat dalam seluruh siklus pengadaan, mulai dari tahap awal hingga akhir. Proses ini dimulai dengan identifikasi kebutuhan, dilanjutkan dengan pencarian dan evaluasi pemasok, negosiasi, pembelian, pengiriman, dan diakhiri dengan evaluasi kinerja pemasok. Dengan kata lain, procurement adalah proses yang berkelanjutan dan proaktif.
Purchasing hanya terlibat ketika tiba waktunya untuk melakukan pembelian. Purchasing adalah tahap operasional dalam siklus procurement, yang fokus pada pemesanan, penerimaan, dan pembayaran barang atau jasa. Dengan demikian, purchasing bersifat lebih reaktif dan terbatas pada tahap tertentu dalam proses pengadaan.
4. Hubungan dengan Pemasok
Salah satu perbedaan utama antara procurement dan purchasing terletak pada cara mereka berinteraksi dengan pemasok. Procurement berfokus pada membangun dan memelihara hubungan jangka panjang dengan pemasok. Tujuannya adalah untuk menciptakan kemitraan yang saling menguntungkan, di mana kedua belah pihak dapat tumbuh dan berkembang bersama. Hubungan ini sering kali melibatkan negosiasi kontrak jangka panjang, kolaborasi dalam pengembangan produk, dan upaya untuk meningkatkan efisiensi bersama.
Purchasing lebih bersifat transaksional. Fokusnya adalah pada penyelesaian pembelian dengan cepat dan efisien, tanpa terlalu memperhatikan pengembangan hubungan jangka panjang. Purchasing cenderung melihat pemasok sebagai pihak eksternal yang menyediakan barang atau jasa, bukan sebagai mitra strategis.
5. Cakupan
Cakupan procurement jauh lebih luas dibandingkan purchasing. Procurement mencakup seluruh siklus pengadaan, mulai dari perencanaan, identifikasi kebutuhan, pencarian pemasok, negosiasi, pembelian, pengiriman, hingga evaluasi kinerja pemasok. Ini adalah proses yang melibatkan berbagai departemen dan fungsi dalam perusahaan, termasuk manajemen, keuangan, dan operasional.
Di sisi lain, purchasing memiliki cakupan yang lebih sempit dan terbatas pada proses pembelian. Purchasing hanya mencakup aktivitas seperti pemesanan, penerimaan barang, dan pembayaran. Meskipun penting, purchasing hanyalah salah satu bagian dari proses procurement yang lebih besar.
Penutup
Menggabungkan kekuatan procurement dan purchasing, perusahaan dapat mencapai efisiensi operasional, meningkatkan kualitas barang atau jasa, dan menciptakan nilai tambah bagi bisnis. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Baca juga:
- Pengertian, Jenis-Jenis E-Commerce B2B dan Contohnya
- Pengertian, Tujuan, dan Macam Motif Ekonomi beserta Contohnya
- Apa Itu Six Sigma? Prinsip, Metodologi, dan Manfaatnya
- Ini Pengertian dan Contoh Segmentasi Pasar
Referensi
- Monczka, R. M., Handfield, R. B., Giunipero, L. C., & Patterson, J. L. (2015). Purchasing and Supply Chain Management. Cengage Learning.
- Lysons, K., & Farrington, B. (2016). Procurement and Supply Chain Management. Pearson Education Limited.