Cash advance adalah fasilitas yang memungkinkan pemegang kartu kredit untuk menarik uang tunai langsung dari mesin ATM. Dalam dunia keuangan, memahami apa itu cash advance sangat penting karena meskipun menawarkan kemudahan akses dana, fitur ini juga memiliki implikasi biaya yang perlu dipertimbangkan matang-matang. Cash advance pada kartu kredit menjadi pilihan banyak orang saat menghadapi situasi darurat yang memerlukan dana tunai cepat. Namun, sebelum menggunakan layanan ini, ada baiknya kamu menyimak penjelasan lengkap mengenai pengertian cash advance, mekanisme, biaya, serta kelebihan dan kekurangannya.
Apa Itu Cash Advance?
Cash advance adalah fasilitas penarikan uang tunai yang disediakan oleh bank atau institusi keuangan bagi pemegang kartu kredit. Jika selama ini kartu kredit hanya Anda gunakan untuk bertransaksi non-tunai, maka dengan fasilitas ini, kamu dapat mengubah sebagian limit kartu kredit menjadi uang tunai yang dapat ditarik melalui ATM.
Dalam konteks perusahaan, cash advance perusahaan adalah salah satu cara untuk mendapatkan dana tunai cepat ketika kondisi keuangan perusahaan sedang menurun. Fasilitas ini dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan, sehingga penggunaannya perlu dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Lalu, bagaimana sebenarnya mekanisme cash advance? Mekanismenya relatif sederhana. Pemegang kartu kredit dapat menarik uang tunai dari mesin ATM dengan menggunakan kartu kreditnya. Prosesnya mirip dengan penarikan tunai menggunakan kartu debit, namun dengan sumber dana yang berbeda. Jika kartu debit mengambil dana dari saldo rekening tabungan, maka dapat mengambil dana dari limit kartu kredit yang dimiliki.
Ketentuan dan Batasan Cash Advance
Sebelum menggunakan fasilitas ini, penting untuk memahami berbagai ketentuan dan batasan yang berlaku pada cash advance. Berikut adalah beberapa hal teknis yang perlu di ketahui:
1. Limit
Tidak semua limit kartu kredit dapat ditarik sebagai uang tunai. Bank biasanya menetapkan batas maksimal cash advance sebesar 30-40% dari total limit kartu kredit. Misalnya, jika Anda memiliki kartu kredit dengan limit Rp 20 juta, maka jumlah maksimal uang tunai yang dapat ditarik adalah sekitar Rp 6-8 juta. Kebijakan ini bertujuan untuk mengontrol risiko dan mencegah penyalahgunaan kartu kredit.
2. Biaya-Biaya
Salah satu aspek paling kritis dari cash advance adalah biaya-biaya yang melekat. Berikut adalah cash advance fee dan biaya lainnya yang perlu Anda ketahui:
a. Biaya Layanan
Cash advance fee adalah biaya yang dikenakan setiap kali Anda melakukan penarikan tunai. Besarannya bervariasi tergantung kebijakan bank, biasanya berupa:
- Biaya flat: Rp 50.000 hingga Rp 150.000 per transaksi
- Biaya persentase: 3% sampai 5% dari jumlah penarikan, dengan batas maksimal tertentu
b. Biaya Transaksi Penarikan
Sama halnya dengan transaksi keuangan yang menggunakan mesin ATM, cash advance juga memberlakukan biaya transaksi penarikan. Biaya transaksi penarikan cash advance adalah ditentukan berdasarkan bank dan jenis kartu yang di pakai. Besarnya bervariasi tergantung kebijakan bank penerbit kartu dan bank pemilik ATM.
c. Biaya Bunga
Biaya bunga cash advance adalah biaya yang paling signifikan dan perlu menjadi pertimbangan utama. Umumnya besaran bunga yang dibebankan dari penarikan cash advance adalah lebih besar dibanding ketika membeli barang menggunakan kartu kredit. Bahkan, bunga cash advance adalah mulai dihitung sejak hari pertama penarikan, tanpa masa tenggang (grace period) seperti yang biasanya berlaku untuk transaksi pembelian.
Tingkat bunga untuk cash advance adalah biasanya berkisar antara 2-3% per bulan, atau setara dengan 24-36% per tahun, jauh lebih tinggi dibandingkan bunga pinjaman biasa.
3. Proses Pembayaran dan Tenggat Waktu
Pembayaran cash advance biasanya memiliki prioritas yang berbeda dalam alokasi pembayaran tagihan kartu kredit. Ketika melakukan pembayaran tagihan, bank umumnya akan mengalokasikan pembayaran terlebih dahulu untuk transaksi dengan bunga tertinggi, yang dalam hal ini adalah cash advance.
Fitur Cash Advance untuk Kebutuhan Berbeda
Cash advance tidak hanya digunakan untuk kebutuhan individu, tetapi juga untuk kepentingan perusahaan. Berikut adalah beberapa fitur dan penerapannya dalam berbagai konteks:
1. Untuk Perusahaan
Cash advance perusahaan adalah alat yang digunakan untuk mengelola pengeluaran operasional. Beberapa penerapannya meliputi:
- Biaya perjalanan dinas karyawan
- Pengeluaran mendesak yang belum tercatat dalam anggaran
- Pembayaran supplier yang tidak menerima kartu kredit
Fitur direct bank transfer memudahkan departemen keuangan perusahaan mentransfer dana cash advance langsung ke rekening karyawan. Sistem ini juga dapat diintegrasikan dengan software akuntansi untuk memudahkan pelacakan dan pelaporan.
2. Untuk Kebutuhan Individu
Bagi individu, cash advance biasanya dimanfaatkan untuk:
- Kebutuhan darurat seperti biaya medis atau perbaikan kendaraan
- Situasi yang mengharuskan pembayaran tunai
- Kebutuhan mendesak di luar jam operasional bank
Keuntungan Menggunakan Cash Advance
Meskipun memiliki biaya yang relatif tinggi, cash advance menawarkan beberapa keuntungan yang membuatnya menjadi pilihan di situasi tertentu:
1. Akses Cepat dan Mudah
Keuntungannya yang paling utama adalah kemudahan dan kecepatan akses. Dana tunai dapat diperoleh dalam hitungan menit melalui ATM mana saja, kapan saja, tanpa proses persetujuan yang rumit.
2. Tidak Memerlukan Agunan
Berbeda dengan pinjaman bank konvensional, cash advance tidak memerlukan jaminan atau agunan. Fasilitas ini murni berdasarkan limit kartu kredit yang telah disetujui sebelumnya.
3. Solusi Dana Darurat
Cash advance dapat menjadi penyelamat dalam situasi darurat yang membutuhkan dana tunai cepat, terutama di luar jam operasional bank atau ketika tidak ada alternatif pembiayaan lainnya.
4. Fleksibilitas Penggunaan
Dana dari cash advance dapat digunakan untuk berbagai keperluan tanpa perlu melaporkan alasan penggunaannya kepada bank.
Kekurangan dan Risiko Cash Advance
Di balik kemudahannya, cash advance memiliki beberapa kekurangan yang perlu diwaspadai:
1. Biaya yang Tinggi
Kekurangannya yang paling signifikan adalah tingginya biaya yang harus ditanggung. Kombinasi antara cash advance fee, biaya transaksi, dan bunga yang tinggi dapat membebani keuangan Anda.
2. Tidak Ada Masa Tenggang
Berbeda dengan transaksi pembelian biasa yang memiliki masa tenggang, bunga cash advance langsung dihitung sejak hari penarikan. Hal ini membuat biaya pinjaman semakin membengkak jika tidak segera dilunasi.
3. Berpengaruh pada Credit Score
Penggunaan yang berlebihan dapat mempengaruhi credit score. Bank dan institusi keuangan mungkin menganggap kamu sebagai nasabah yang berisiko tinggi jika terlalu sering menggunakan fasilitas ini.
4. Risiko Terjebak dalam Utang
Kemudahan akses dan tingginya biaya dapat menjebak pengguna dalam siklus utang yang sulit diputus, terutama jika tidak memiliki perencanaan keuangan yang baik.
Strategi Menggunakan Cash Advance dengan Bijak
Agar tidak terjebak dalam masalah keuangan, berikut adalah beberapa strategi menggunakan cash advance dengan bijak:
1. Gunakan Hanya untuk Kebutuhan Mendesak
Cash advance adalah solusi yang sebaiknya diprioritaskan untuk kebutuhan yang benar-benar mendesak dan tidak dapat ditunda. Hindari menggunakan untuk keperluan konsumtif yang tidak necessary.
2. Pahami Seluruh Biaya yang Terkait
Sebelum melakukan penarikan, pastikan Anda memahami sepenuhnya semua biaya yang terkait dengan cash advance, termasuk bunga, biaya administrasi, dan potensi denda keterlambatan.
3. Lunasi Segera
Karena bunga mulai berjalan sejak hari pertama, memiliki rencana pembayaran yang jelas sebelum melakukan penarikan cash advance adalah langkah yang prudent.
4. Pertimbangkan Alternatif Lain
Selalu pertimbangkan alternatif pembiayaan lain yang mungkin lebih menguntungkan sebelum memutuskan untuk menggunakan cash advance, seperti pinjaman pribadi dengan bunga lebih rendah atau menggunakan tabungan darurat.
5. Monitor Limit Kartu Kredit
Pastikan Anda selalu memantau sisa limit kartu kredit setelah melakukan cash advance untuk menghindari penolakan transaksi atau kelebihan limit.
Sebelum memutuskan untuk menggunakan cash advance, pertimbangkan dengan matang kebutuhan dan kemampuan finansial. Selalu eksplorasi alternatif pembiayaan lain yang mungkin lebih menguntungkan, dan gunakan hanya sebagai opsi terakhir ketika tidak ada pilihan lain yang tersedia.
Dengan pemahaman yang komprehensif tentang apa itu cash advance, mekanisme, biaya, serta kelebihan dan kekurangannya, kamu dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam mengelola keuangan dan menghindari jebakan utang yang tidak diinginkan.
Baca juga:
- Akuntansi: Sejarah, Prinsip, Manfaat, Jenis, dan Peranannya
- Apa yang dimaksud dengan Invoice Financing?
- Ini 10 Karakteristik Laporan Keuangan Menurut PSAK
- Cara Transfer Uang ke Luar Negeri yang Aman dan Efisien
- Revenue Cycle Management (RCM): Tahapan, Manfaat, Tantangan
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apa perbedaan cash advance dengan tarikan tunai kartu debit?
Cash advance mengambil dana dari limit kartu kredit yang merupakan pinjaman, sedangkan tarikan tunai kartu debit mengambil dana dari saldo rekening tabungan yang merupakan uang sendiri.
2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencairkan cash advance?
Cash advance dapat dicairkan secara instan melalui ATM, berbeda dengan pinjaman tunai konvensional yang membutuhkan proses persetujuan lebih lama.
3. Apakah cash advance berpengaruh terhadap credit score?
Ya, penggunaan cash advance yang berlebihan dapat berpengaruh negatif terhadap credit score karena dianggap sebagai perilaku berisiko oleh institusi keuangan.
4. Bisakah cash advance dibayar secara cicilan?
Cash advance dapat dibayar secara cicilan sesuai dengan ketentuan pembayaran minimum kartu kredit, namun tidak disarankan karena bunga akan terus berakumulasi.
5. Apakah semua kartu kredit memiliki fasilitas cash advance?
Mayoritas kartu kredit memiliki fasilitas cash advance, namun limit dan ketentuannya berbeda-beda tergantung kebijakan bank dan jenis kartu.
Referensi
- Nugroho, A. S., & Sari, D. K. (2024). Dampak Penggunaan Cash Advance Kartu Kredit terhadap Stabilitas Keuangan Rumah Tangga di Indonesia [The Impact of Credit Card Cash Advance Usage on Household Financial Stability in Indonesia]. Zenodo. https://doi.org/10.5281/zenodo.15383743
- Bucks, B., & Pence, K. (2008). Do borrowers know their mortgage terms? Journal of Urban Economics, *64*(2), 218–233. https://doi.org/10.1016/j.jue.2008.07.005
- Zinman, J. (2015). Household debt: Facts, puzzles, theories, and policies. Annual Review of Economics, *7*, 251–276. https://doi.org/10.1146/annurev-economics-080614-115640
- Telyukova, I. A. (2013). Household need for liquidity and the credit card debt puzzle. Review of Economic Studies, *80*(3), 1148–1177. https://doi.org/10.1093/restud/rdt001
- Stango, V., & Zinman, J. (2009). What do consumers really pay on their checking and credit card accounts? Explicit, implicit, and avoidable costs. American Economic Review, *99*(2), 424–429. https://doi.org/10.1257/aer.99.2.424