Macam-Macam Motif Ekonomi dan Contoh

Motif Ekonomi

Macam-Macam Motif Ekonomi, dimana Motif ekonomi adalah jantung dari setiap aktivitas finansial yang kita lakukan sehari-hari. Baik ketika memilih untuk memasak di rumah daripada membeli makanan jadi, memutuskan berinvestasi, atau bahkan menawar harga di pasar tradisional—semua tindakan tersebut dilandasi oleh dorongan ekonomi tertentu. Dalam dunia yang kompleks ini, pemahaman mendalam tentang motif ekonomi tidak hanya penting bagi pelaku bisnis dan ekonom, tetapi juga bagi setiap individu yang ingin membuat keputusan finansial yang lebih cerdas dan terarah.

Pengertian Motif Ekonomi

Secara etimologis, motif ekonomi berasal dari kata Inggris “motive” yang berarti penggerak atau alasan. Dalam konteks ilmu ekonomi, pengertian motif ekonomi adalah setiap dorongan, keinginan, atau alasan—baik dari dalam diri (intrinsik) maupun dari luar (ekstrinsik) yang membuat individu atau organisasi melakukan tindakan ekonomi untuk mencapai tujuan tertentu, utamanya kemakmuran.

Tindakan ekonomi sendiri adalah semua usaha manusia seperti produksi, distribusi, dan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak terbatas dengan sumber daya yang terbatas. Di sinilah motif berperan sebagai penggerak utama. Tanpa dorongan ini, aktivitas ekonomi mungkin tidak akan berjalan.

Para ahli ekonomi memberikan definisi yang memperkaya pemahaman kita:

  • Schiffman dan Kanuk menyebutnya sebagai kekuatan penggerak yang mendorong tindakan.
  • Robbins melihatnya sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha seseorang menuju tujuan.
  • Loudon dan Della Bitta mendefinisikannya sebagai keadaan internal yang memobilisasi energi menuju tujuan di lingkungan eksternal.

Singkatnya, setiap kali kamu memutuskan untuk bekerja, menabung, berinvestasi, atau bahkan menawar harga, di situlah motif ekonomi sedang bekerja.

Macam-Macam Motif Ekonomi

Macam-macam motif ekonomi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar berdasarkan sumber dorongannya dan pelakunya.

1. Berdasarkan Sumber Dorongan

Pertama, berdasarkan sumber dorongannya, kita mengenal motif intrinsik dan ekstrinsik. Motif intrinsik merupakan dorongan yang bersumber dari dalam diri individu sendiri, bersifat alamiah dan primer. Contoh konkretnya adalah ketika Anda membeli makanan karena merasa lapar, yang merupakan pemenuhan kebutuhan fisiologis dasar, atau ketika memutuskan untuk mempelajari keterampilan baru semata-mata didorong oleh rasa ingin tahu dan pengembangan diri.

Sebaliknya, motif ekstrinsik muncul karena pengaruh faktor-faktor eksternal di luar diri seseorang. Dorongan ini datang dari lingkungan sosial, tekanan kelompok, atau imbalan yang dijanjikan. Sebagai ilustrasi, seseorang mungkin membeli smartphone model terbaru terutama karena mengikuti tren yang viral di media sosial, atau seorang karyawan memilih untuk bekerja lembur dengan target utama memperoleh bonus tambahan dari perusahaan.

2. Berdasarkan Pelaku

Kedua, berdasarkan pelakunya, motif ekonomi terbagi menjadi motif individu dan motif organisasi.

A. Motif Individu

Motif individu mencakup semua dorongan yang dilakukan oleh seseorang untuk kesejahteraan diri dan keluarganya. Dalam kategori ini, terdapat beberapa jenis motif yang spesifik. Motif memenuhi kebutuhan adalah dorongan paling fundamental, di mana manusia berusaha memenuhi hierarki kebutuhannya, mulai dari kebutuhan primer seperti sandang, pangan, dan papan, lalu kebutuhan sekunder seperti pendidikan dan hiburan, hingga kebutuhan tersier yang bersifat kemewahan dan prestise, semua demi peningkatan taraf hidup.

Selanjutnya, motif mendapatkan keuntungan adalah keinginan untuk memperoleh laba atau manfaat materiil yang melebihi pengorbanan yang telah dikeluarkan. Motif ini sangat menonjol pada aktivitas pedagang, investor, dan pengusaha. Sementara itu, motif mendapatkan penghargaan berpusat pada keinginan untuk diakui, dihargai, dan mencapai status sosial tertentu. Seseorang mungkin mengejar karir tertentu atau membeli barang bermerek dengan tujuan memperoleh pengakuan dari lingkungannya. Ada pula motif mendapatkan kekuasaan ekonomi, yaitu dorongan untuk menguasai sumber daya, mendominasi pasar, atau memperbesar pengaruh dalam dunia usaha. Ekspansi bisnis agresif dan aktivitas akuisisi sering kali dilatari oleh motif ini.

B. Motif Organisasi/Perusahaan

Di sisi lain, motif organisasi atau perusahaan adalah dorongan yang dimiliki oleh suatu lembaga atau badan usaha dalam menjalankan kegiatannya. Motif produksi barang dan jasa adalah keinginan untuk menciptakan produk atau layanan yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan menyajikan kualitas yang baik dan harga yang kompetitif. Motif mencari laba atau profit motive merupakan alasan fundamental bagi kelangsungan sebuah perusahaan; keuntungan yang didapat digunakan untuk berkembang, berinovasi, dan memberikan imbal hasil kepada pemegang saham. Terakhir, motif kelangsungan hidup atau continuity motive adalah dorongan untuk mempertahankan eksistensi perusahaan dalam jangka panjang, sebuah tujuan yang melampaui sekadar pencapaian keuntungan jangka pendek.

Contoh Motif Ekonomi dalam Kehidupan Sehari-hari

  • Seorang ibu membeli beras dan sayur di pasar. (Motif Intrinsik – memenuhi kebutuhan primer).
  • Karyawan mengikuti pelatihan sertifikasi profesional. (Motif Ekstrinsik & Penghargaan – meningkatkan nilai di pasar kerja untuk potensi kenaikan gaji dan posisi).
  • Startup tech merilis aplikasi baru dengan harga miring. (Motif Organisasi – Produksi & Kelangsungan Hidup – menarik pengguna awal dan menguasai pangsa pasar).
  • Pengusaha menyumbangkan sebagian keuntungan untuk beasiswa. (Motif Sosial – meski bisa dikategorikan non-ekonomi murni, ini membangun reputasi dan kepuasan psikologis).

Prinsip Ekonomi

Memahami macam-macam motif ekonomi saja tidak cukup. Kita perlu prinsip ekonomi sebagai panduan agar tidak terjebak pada dorongan impulsif. Prinsip ekonomi adalah usaha untuk mendapatkan hasil maksimal dengan pengorbanan seminimal mungkin (prinsip efisiensi).

Ciri-ciri orang yang berpegang pada prinsip ekonomi:

  1. Bersikap hemat dan rasional, bukan pelit.
  2. Membuat skala prioritas dengan mempertimbangkan kebutuhan mendesak.
  3. Selalu mempertimbangkan untung-rugi sebelum bertindak.
  4. Membuat perencanaan keuangan yang matang.

Contoh penerapannya: Daripada membeli kopi kekinian setiap hari (yang mungkin dimotivasi oleh motif ekstrinsik tren), kamu bisa mengalokasikan dana tersebut untuk investasi atau dana darurat. Ini adalah kemenangan prinsip ekonomi atas motif sesaat.

Motif Ekonomi vs. Motif Non-Ekonomi

Penting untuk membedakannya. Motif ekonomi selalu berkaitan dengan usaha pemenuhan kebutuhan material atau pencapaian kemakmuran dengan pertimbangan rasional. Sementara motif non-ekonomi didorong oleh emosi, kepuasan batin instan, atau keinginan untuk pamer (demonstration effect), sering kali tanpa pertimbangan untung-rugi finansial.

Contoh Motif Non-Ekonomi: Membeli tas branded termahal padahal utang menumpuk, hanya agar dianggap “kece” oleh lingkaran pertemanan.

Optimalkan Kehidupan Finansial dengan Memahami Dorongan Ini

Dengan memahami beragam motif ekonomi yang menggerakkan, kamu mengambil kendali atas keputusan finansial. Kamu bisa mulai bertanya: “Apa motif di balik keinginan beli ini? Apakah kebutuhan atau keinginan? Apakah ini sejalan dengan prinsip ekonomi dan tujuan keuangan jangka panjang saya?”

Gunakan pengetahuan ini sebagai lensa untuk menganalisis kebiasaan belanja, pilihan karir, dan strategi investasi. Sadari dorongannya, kendalikan tindakannya.

Pada akhirnya, memahami motif ekonomi adalah memahami cerita di balik setiap angka di laporan keuangan, setiap transaksi di pasar, dan setiap pilihan finansial dalam hidup kita. Ia adalah narasi manusiawi yang memberi makna pada mekanisme pasar yang sering kali terasa dingin dan teknis. Dengan kesadaran ini, kita tidak hanya menjadi pelaku ekonomi, tetapi juga penulis cerita ekonomi kehidupan kita sendiri.

Jangan lupa untuk share artikel Macam-Macam Motif Ekonomi ke teman atau kolega yang mungkin sedang belajar mengelola keuangan atau mengembangkan bisnis. Kesadaran kolektif tentang motif ekonomi menciptakan pasar yang lebih rasional dan sehat untuk semua.

Baca juga:

Pertanyaan yang Sering Ditanyakan (FAQ) Seputar Motif Ekonomi

1. Apa perbedaan utama antara motif ekonomi dan prinsip ekonomi?

Motif ekonomi adalah “mengapa” atau alasan di balik suatu tindakan ekonomi (misal: ingin untung). Sedangkan prinsip ekonomi adalah “bagaimana” cara atau pedoman untuk melakukan tindakan ekonomi tersebut secara efisien (misal: dapatkan untung maksimal dengan modal minimal). Motif adalah dorongan, prinsip adalah panduannya.

2. Apakah motif sosial termasuk motif ekonomi?

Dalam kajian akademis, ada perdebatan. Beberapa ahli memisahkannya sebagai motif non-ekonomi karena tujuannya altruistik (menolong sesama). Namun, dalam praktik, motif sosial bisa beririsan dengan ekonomi, misalnya perusahaan berdonasi untuk membangun citra merek yang pada akhirnya mendukung profit. Konteks dan tujuan utamanya yang menentukan.

3. Bagaimana cara mengidentifikasi motif ekonomi di balik sebuah tindakan?

Tanyakan pada diri sendiri atau analisis pelaku: “Apa tujuan yang ingin dicapai dari tindakan ini?” Jika jawabannya terkait pemenuhan kebutuhan (dasar/tambahan), keuntungan materi, kekuasaan pasar, pengakuan, atau kelangsungan usaha, maka itu adalah motif ekonomi.

4. Motif manakah yang paling kuat dalam pengambilan keputusan konsumen?

Tidak ada yang paling kuat secara universal. Bergantung pada individu, produk, dan situasi. Untuk kebutuhan dasar seperti makanan, motif intrinsik (lapar) dominan. Untuk produk fashion atau teknologi, motif ekstrinsik (penghargaan sosial, gengsi) dan motif mendapatkan keuntungan (nilai terbaik) sering kali berperan besar.

5. Apakah motif ekonomi selalu bersifat rasional?

Tidak selalu. Meski motif ekonomi berhubungan dengan tujuan material, dorongan itu sendiri bisa datang dari emosi atau pengaruh irasional (misal: rasa takut ketinggalan/FOMO). Prinsip ekonomilah yang dirancang untuk membawa rasionalitas ke dalam tindakan yang dimotivasi oleh dorongan-dorongan tersebut.

Scroll to Top