Apa Itu Paylater? Memahami Konsep “Beli Sekarang, Bayar Nanti”

Paylater

Paylater – Di era digital yang terus bergerak cepat, inovasi di bidang finansial atau fintech (financial technology) hadir untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang menginginkan segala sesuatu serba instan dan mudah. Salah satu produk yang semakin populer dan mengubah kebiasaan belanja masyarakat adalah layanan paylater.

Paylater menjadi solusi bagi banyak orang, terutama generasi muda, yang ingin melakukan transaksi pembelian suatu barang dengan metode pembayaran yang praktis, mudah, serta seringkali dilengkapi dengan bonus potongan harga yang menggiurkan. Namun, di balik kemudahannya, tersimpan sejumlah risiko yang wajib dipahami.

Apa Itu Paylater?

Secara etimologis, istilah paylater berasal dari dua kata dalam bahasa Inggris, yaitu “pay” yang artinya membayar, dan “later” yang artinya nanti. Jadi, jika diterjemahkan secara harfiah, apa itu paylater? adalah layanan pembiayaan yang memungkinkan kita sebagai pengguna untuk melakukan pembelian tanpa membayar secara langsung di tempat atau pada saat itu juga.

Sebagai gantinya, pembayaran dapat dilakukan dalam periode waktu tertentu setelah pembelian dilakukan, baik itu dengan metode pelunasan sekali bayar (biasanya dalam 30 hari) atau dipecah menjadi cicilan beberapa bulan. Perusahaan penyedia paylater akan “menalangi” transaksi terlebih dahulu kepada merchant (toko). Selanjutnya, akan membayar tagihan tersebut kepada perusahaan paylater sesuai perjanjian yang telah disepakati. Jangka waktu dan besaran cicilan pun bisa dipilih, disesuaikan dengan kemampuan keuangan pribadi.

Konsep ini sebetulnya bukan hal yang benar-benar baru di Indonesia. Jika ditarik ke belakang, kita sudah mengenal kartu kredit. Nah, paylater dapat dikatakan sebagai kartu kredit versi digital yang lebih modern dan terintegrasi dengan platform online. Jika kartu kredit memerlukan kartu fisik dan proses approval yang relatif lama, paylater hadir dengan proses yang lebih ringkas dan sepenuhnya digital.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asosiasi FinTech Indonesia (AFTECH) pada tahun 2022, penggunaan layanan paylater mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu sebesar 30% dibandingkan tahun sebelumnya. Total nilai transaksi menggunakan paylater di Indonesia bahkan mencapai angka yang fantastis, yakni Rp10 triliun. Angka ini menunjukkan betapa produk finansial ini telah diterima oleh masyarakat luas.

Keuntungan Paylater: Mengapa Semua Orang Tertarik?

Popularitas paylater tentu tidak lepas dari segudang keuntungan paylater yang ditawarkannya. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Fleksibilitas Pembayaran yang Tinggi

Paylater memberikan kebebasan bagi pengguna untuk memilih metode pembayaran (transfer bank, virtual account, dompet digital), tenor cicilan, dan besaran angsuran. Hal ini sangat berbeda dengan pinjaman konvensional yang kebijakannya seringkali kaku dan sepihak.

2. Proses yang Cepat, Mudah, dan Digital

Proses pengajuan dan persetujuan cenderung sangat cepat, bahkan bisa hanya hitungan menit. Semua proses dilakukan secara digital melalui smartphone, tanpa perlu mengunjungi kantor cabang atau menunggu berhari-hari seperti pada pengajuan kartu kredit bank.

3. Seringkali Tanpa Bunga (Dengan Syarat)

Banyak layanan paylater yang menawarkan pembayaran tanpa bunga alias 0% jika pelunasannya dilakukan tepat waktu atau dalam periode tertentu. Ini adalah peluang bagus untuk membeli barang kebutuhan yang sedang diskon, sementara Anda belum memiliki dana tunai.

4. Banyak Promo dan Diskon

Platform paylater seringkali bekerja sama dengan merchant untuk memberikan promo cashback, diskon, atau voucher yang cukup besar. Hal ini membuat belanja terasa lebih hemat—tentu saja jika dilakukan untuk kebutuhan yang tepat.

5. Akses untuk Berbagai Kalangan

Karena persyaratannya yang relatif longgar dibandingkan kartu kredit, paylater membuka akses pembiayaan bagi kalangan yang mungkin belum memiliki riwayat kredit atau belum memenuhi syarat untuk memiliki kartu kredit.

Bahaya Paylater dan Risiko yang Mengintai

Di balik kemudahan dan promonya, ada sejumlah bahaya paylater yang harus diwaspadai. Kesadaran akan risiko ini adalah kunci untuk menggunakan layanan ini secara sehat.

1. Potensi Kecanduan dan Gaya Hidup Konsumtif

Kemudahan “beli sekarang, bayar nanti” dapat melemahkan kontrol diri. Bisa terdorong untuk membeli barang-barang yang tidak terlalu diperlukan hanya karena ada promo atau karena merasa tidak mengeluarkan uang saat itu juga. Jika tidak hati-hati, hal ini bisa berubah menjadi kecanduan berbelanja.

2. Biaya Tambahan yang Membengkak (Bunga dan Denda)

Bila telat membayar tagihan, jangan kaget akan dikenakan denda keterlambatan dan bunga yang tinggi. Persentasenya bisa sangat bervariasi, dan terkadang tidak disadari oleh pengguna di awal. Bunga yang menumpuk dapat membuat utang membengkak di luar perkiraan.

3. Pengelolaan Keuangan yang Berantakan

Dengan memiliki beberapa akun paylater, tagihan dari berbagai platform bisa menumpuk tanpa disadari. Hal ini dapat mengacaukan perencanaan keuangan bulanan dan membuat kesulitan membedakan antara kebutuhan dan keinginan.

4. Penurunan Skor Kredit

Setiap keterlambatan pembayaran akan dilaporkan ke Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (SLIK OJK) oleh penyedia layanan yang terdaftar. Skor kredit yang buruk akan menyulitkan Anda di masa depan ketika mengajukan pinjaman yang lebih besar, seperti KPR, kredit mobil, atau modal usaha.

5. Risiko Keamanan Data Pribadi

Data pribadi yang didaftarkan (KTP, foto selfie, dll.) memiliki risiko untuk diretas atau disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Penting untuk hanya mendaftar pada aplikasi paylater yang sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Tips Menggunakan Paylater dengan Bijak dan Bertanggung Jawab

Agar paylater menjadi teman dan bukan musuh, terapkan prinsip-prinsip berikut:

  • Perlakukan paylater layaknya kartu kredit. Ia adalah utang yang harus dibayar, bukan uang tambahan.
  • Gunakan paylater hanya untuk membeli barang-barang yang benar-benar dibutuhkan dan sudah direncanakan, bukan karena impulsif melihat promo.
  • Sebelum menyetujui, pahami betul semua biaya yang terkait, seperti bunga, denda, dan tenor. Jangan asal klik “setuju”.
  • Usahakan selalu melunasi tagihan sebelum jatuh tempo untuk menghindari bunga dan denda, serta menjaga skor kredit tetap baik.
  • Jaga jumlah tagihan paylater tidak lebih dari 30% dari total penghasilan bulanan. Pantau semua tagihan dari berbagai aplikasi secara teratur.
  • Hindari menggunakan paylater untuk membayar tagihan paylater lainnya. Ini adalah siklus berbahaya yang akan membuat utang semakin dalam.

Dengan memahami apa itu paylater secara mendalam, menyadari risikonya, dan menerapkan tips penggunaan yang bertanggung jawab, kamu dapat memanfaatkan layanan ini untuk memudahkan hidup tanpa harus terjerat dalam masalah keuangan di kemudian hari. Jadilah konsumen yang cerdas, kuasai teknologinya, jangan sampai dikuasai olehnya.

Baca juga:

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan) tentang Paylater

1. Apa perbedaan utama paylater dan kartu kredit?

  • Pengajuan paylater lebih cepat & fully digital, sedangkan kartu kredit membutuhkan proses lebih lama dan kartu fisik.
  • Paylater sering terintegrasi dengan platform tertentu (e-commerce/dompet digital), sementara kartu kredit diterbitkan bank dan dapat digunakan lebih luas.
  • Syarat paylater umumnya lebih ringan.

2. Apakah menggunakan paylater mempengaruhi skor kredit di BI Checking/SLIK OJK?

Ya, sangat bisa. Penyedia paylater yang resmi dan terdaftar di OJK akan melaporkan histori pembayaran Anda. Keterlambatan atau wanprestasi akan tercatat dan menurunkan skor kredit Anda, yang dapat mempersulit pengajuan kredit di bank.

3. Apa yang terjadi jika saya telat bayar tagihan paylater?

Akan dikenakan denda keterlambatan dan bunga yang tinggi (bisa mencapai 2-3% per bulan dari sisa tagihan). Selain itu, akun bisa diblokir sementara, dan yang terparah, riwayat buruk akan dilaporkan ke SLIK OJK.

4. Bagaimana cara memilih layanan paylater yang aman?

Pastikan penyedia layanan paylater tersebut sudah terdaftar dan berizin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kamu dapat mengeceknya di website resmi OJK. Hindari aplikasi yang tidak jelas legalitasnya.

5. Apakah boleh memiliki lebih dari satu akun paylater?

Boleh saja secara teknis, namun sangat tidak disarankan dari sisi keuangan. Memiliki banyak akun paylater meningkatkan godaan untuk berutang lebih banyak dan menyulitkan manajemen tagihan, sehingga berisiko membuat kondisi keuangan tidak sehat.

6. Bisakah paylater digunakan untuk menarik uang tunai (cash advance)?

Umumnya tidak. Layanan paylater didesain khusus untuk transaksi pembelian barang dan jasa di merchant mitra. Fitur penarikan tunai biasanya tersedia pada kartu kredit.

Scroll to Top