Market Targeting Adalah: Pengertian, Strategi, dan Tantangan

Market Targeting Adalah

Market Targeting Adalah – Dalam dunia pemasaran yang semakin kompetitif, memahami dan menerapkan market targeting adalah kunci untuk mencapai kesuksesan bisnis. Market targeting, atau penargetan pasar, adalah proses di mana perusahaan mengidentifikasi dan memfokuskan upaya pemasarannya pada segmen pasar tertentu yang paling potensial. Dengan melakukan ini, bisnis dapat mengoptimalkan sumber daya mereka, meningkatkan relevansi pesan pemasaran, dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan. 

Apa Itu Market Targeting?

Market targeting adalah mekanisme pemasaran yang memungkinkan perusahaan untuk berkomunikasi dengan audiens tertentu secara lebih efektif. Ini melibatkan pemilihan segmen pasar yang paling menguntungkan dan relevan bagi bisnis, serta mengarahkan strategi pemasaran untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan segmen tersebut. Menurut Kotler dan Keller (2016), market targeting adalah langkah kritis setelah segmentasi pasar, di mana perusahaan memutuskan segmen mana yang akan dilayani berdasarkan daya tarik dan kesesuaian dengan kemampuan bisnis.

Dalam praktiknya, market targeting tidak hanya tentang memilih siapa yang akan dilayani, tetapi juga tentang mengabaikan segmen pasar yang tidak sesuai dengan tujuan bisnis. Ini memungkinkan perusahaan untuk fokus pada pelanggan yang paling mungkin merespons positif terhadap produk atau layanan mereka.

Mengapa Market Targeting Penting untuk Bisnis?

Market targeting adalah strategi yang tidak bisa diabaikan jika bisnis ingin bertahan dan berkembang dalam persaingan yang ketat. Berikut ini beberapa alasan mengapa market targeting sangat penting:

1. Meningkatkan Efisiensi Pemasaran

Salah satu manfaat utama dari market targeting adalah kemampuannya untuk meningkatkan efisiensi pemasaran. Dengan menargetkan pasar tertentu, perusahaan dapat menghindari pemborosan sumber daya, baik itu waktu, tenaga, maupun anggaran, pada audiens yang tidak relevan atau tidak tertarik dengan produk atau layanan yang ditawarkan. Misalnya, bila sebuah perusahaan menjual produk kecantikan premium, tidak masuk akal untuk mengalokasikan sebagian besar anggaran pemasaran mereka pada segmen pasar yang lebih tertarik pada produk dengan harga terjangkau.

Dengan fokus pada segmen yang tepat, perusahaan dapat mengarahkan upaya pemasaran mereka secara lebih terukur dan efektif. Ini termasuk memilih saluran komunikasi yang paling sesuai, seperti media sosial, email marketing, atau iklan berbayar, yang benar-benar menjangkau audiens target. Hasilnya, perusahaan tidak hanya menghemat biaya tetapi juga meningkatkan efektivitas kampanye pemasaran mereka.

2. Membangun Hubungan yang Lebih Kuat dengan Pelanggan

Market targeting memungkinkan perusahaan untuk memahami kebutuhan, keinginan, dan perilaku konsumen dengan lebih mendalam. Ketika perusahaan memiliki pemahaman yang kuat tentang segmen pasar mereka, mereka dapat menciptakan pesan pemasaran yang lebih personal dan relevan. Misalnya, sebuah merek pakaian olahraga yang menargetkan atlet profesional akan mengembangkan kampanye yang menonjolkan performa dan teknologi canggih, sementara merek yang sama yang menargetkan pelanggan casual mungkin akan fokus pada gaya dan kenyamanan.

Pesan yang dipersonalisasi ini tidak hanya menarik perhatian konsumen tetapi juga membantu membangun hubungan emosional dengan mereka. Pelanggan merasa bahwa merek tersebut benar-benar memahami dan peduli terhadap kebutuhan mereka, yang pada akhirnya meningkatkan loyalitas dan kepuasan konsumen. Seperti yang dikatakan oleh seorang ahli pemasaran, “Pelanggan tidak hanya membeli produk; mereka membeli pengalaman dan hubungan yang mereka rasakan dengan merek.”

3. Meningkatkan Keunggulan Kompetitif

Dalam pasar yang penuh dengan persaingan, market targeting membantu perusahaan menciptakan keunggulan kompetitif yang sulit ditiru oleh pesaing. Dengan fokus pada segmen pasar tertentu, perusahaan dapat mengembangkan produk, layanan, dan strategi pemasaran yang sangat spesifik dan unik. Misalnya, perusahaan teknologi yang menargetkan profesional kreatif mungkin menawarkan fitur-fitur khusus seperti desain yang ergonomis dan kompatibilitas dengan perangkat lunak desain populer.

Keunggulan kompetitif ini tidak hanya membantu perusahaan menarik perhatian konsumen tetapi juga mempertahankan posisi mereka di pasar. Ketika sebuah merek dikenal karena keahliannya dalam melayani segmen tertentu, konsumen cenderung memilih merek tersebut daripada pesaing yang menawarkan solusi yang lebih umum.

4. Meningkatkan ROI (Return on Investment)

Salah satu alasan paling kuat mengapa market targeting sangat penting adalah kemampuannya untuk meningkatkan ROI. Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Salesforce pada tahun 2020, 78% konsumen lebih cenderung membeli produk jika konten pemasaran relevan secara personal bagi mereka. Artinya, ketika perusahaan menargetkan pasar yang tepat dengan pesan yang sesuai, peluang untuk mengubah prospek menjadi pelanggan yang membayar jauh lebih besar.

Selain itu, market targeting juga membantu perusahaan mengoptimalkan anggaran pemasaran mereka. Daripada menghabiskan uang untuk kampanye yang menjangkau audiens luas tetapi tidak tertarget, perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya mereka ke saluran dan strategi yang benar-benar menghasilkan konversi. Misalnya, sebuah perusahaan yang menargetkan milenial mungkin akan lebih fokus pada iklan digital dan influencer marketing daripada iklan televisi atau cetak. Pendekatan ini tidak hanya lebih hemat biaya tetapi juga lebih efektif dalam mencapai tujuan pemasaran.

5. Meminimalkan Risiko dan Ketidakpastian

Market targeting juga membantu perusahaan meminimalkan risiko dan ketidakpastian dalam bisnis mereka. Dengan fokus pada segmen pasar yang sudah dipahami dengan baik, perusahaan dapat mengurangi kemungkinan kegagalan produk atau kampanye pemasaran yang tidak efektif. Misalnya, sebelum meluncurkan produk baru, perusahaan dapat melakukan riset pasar mendalam untuk memastikan bahwa produk tersebut benar-benar memenuhi kebutuhan dan harapan segmen target mereka.

Selain itu, market targeting memungkinkan perusahaan untuk lebih responsif terhadap perubahan pasar. Ketika perusahaan memiliki pemahaman yang mendalam tentang segmen target mereka, mereka dapat dengan cepat menyesuaikan strategi mereka jika terjadi perubahan dalam preferensi atau perilaku konsumen.

6. Mendorong Inovasi dan Pertumbuhan Bisnis

Dengan fokus pada segmen pasar tertentu, perusahaan dapat lebih mudah mengidentifikasi peluang baru untuk inovasi dan pertumbuhan. Misalnya, jika sebuah perusahaan menyadari bahwa segmen target mereka semakin tertarik pada produk ramah lingkungan, mereka dapat mengembangkan produk baru atau meningkatkan fitur yang mendukung keberlanjutan. Inovasi ini tidak hanya membantu perusahaan memenuhi kebutuhan pelanggan tetapi juga membuka peluang baru untuk ekspansi pasar.

Strategi Market Targeting yang Efektif

Untuk menerapkan market targeting secara efektif, perusahaan perlu mengikuti beberapa langkah strategis. Berikut ini lamgkah-langkah untuk membuat strategi market targeting yang sukses:

1. Segmentasi Pasar

Langkah pertama dalam market targeting adalah melakukan segmentasi pasar. Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar yang luas menjadi kelompok-kelompok kecil yang lebih homogen berdasarkan karakteristik tertentu. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kelompok konsumen yang memiliki kebutuhan, keinginan, dan perilaku yang serupa. Ada beberapa basis segmentasi yang umum digunakan:

  • Segmentasi berdasarkan usia, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, atau status perkawinan (Demografis). Misalnya, sebuah perusahaan pakaian dapat membagi pasar mereka menjadi remaja, dewasa muda, dan profesional.
  • Segmentasi berdasarkan lokasi, seperti negara, kota, atau iklim (Geografis). Contohnya, perusahaan minuman mungkin menargetkan daerah dengan cuaca panas untuk produk minuman dingin mereka.
  • Segmentasi berdasarkan gaya hidup, nilai, kepribadian, atau minat (Psikografis). Misalnya, merek olahraga mungkin menargetkan individu yang aktif dan menyukai gaya hidup sehat.
  • Segmentasi berdasarkan kebiasaan pembelian, loyalitas merek, atau tingkat penggunaan produk (Perilaku). Contohnya, perusahaan teknologi dapat menargetkan pengguna berat yang sering membeli gadget terbaru.

Dengan melakukan segmentasi pasar, perusahaan dapat mengidentifikasi kelompok konsumen yang paling potensial dan relevan bagi bisnis mereka.

2. Evaluasi Daya Tarik Segmen

Setelah melakukan segmentasi, langkah selanjutnya mengevaluasi daya tarik setiap segmen. Tidak semua segmen pasar cocok atau menguntungkan bagi bisnis. Perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa faktor kunci dalam mengevaluasi segmen:

  • Apakah segmen tersebut cukup besar untuk menghasilkan keuntungan yang signifikan?
  • Apakah segmen tersebut memiliki potensi untuk tumbuh di masa depan?
  • Seberapa ketat persaingan di segmen tersebut? Apakah ada ruang untuk bersaing?
  • Apakah perusahaan memiliki sumber daya, keahlian, dan kapabilitas untuk melayani segmen tersebut secara efektif?

Menurut Armstrong dan Kotler (2020), perusahaan harus memilih segmen yang tidak hanya menguntungkan tetapi juga sejalan dengan visi, misi, dan kemampuan bisnis mereka. Misalnya, sebuah startup dengan sumber daya terbatas mungkin lebih baik fokus pada segmen niche yang belum banyak dilayani oleh pesaing besar.

3. Pemilihan Segmen Target

Setelah mengevaluasi daya tarik setiap segmen, perusahaan perlu memilih segmen target yang akan menjadi fokus utama strategi pemasaran mereka. Ada tiga pendekatan umum dalam pemilihan segmen target:

  • Pemasaran Terkonsentrasi: Fokus pada satu segmen pasar tertentu. Pendekatan ini cocok untuk bisnis kecil atau startup dengan sumber daya terbatas. Misalnya, sebuah merek sepatu mungkin hanya menargetkan pelari maraton.
  • Pemasaran Diferensiasi: Menargetkan beberapa segmen pasar dengan strategi yang berbeda untuk masing-masing segmen. Contohnya, perusahaan otomotif mungkin menawarkan mobil keluarga untuk segmen keluarga dan mobil sport untuk segmen muda.
  • Pemasaran Massal: Menargetkan seluruh pasar dengan satu strategi pemasaran. Pendekatan ini biasanya digunakan oleh perusahaan besar dengan produk yang bersifat universal, seperti air mineral atau sabun mandi.

Pilihan strategi ini tergantung pada sumber daya, tujuan bisnis, dan karakteristik pasar.

4. Pengembangan Pesan yang Relevan

Setelah memilih segmen target, perusahaan perlu mengembangkan pesan pemasaran yang relevan dan menarik bagi audiens tersebut. Personalisasi adalah kunci di sini. Pesan yang dipersonalisasi tidak hanya menarik perhatian tetapi juga membangun hubungan emosional dengan konsumen.

Misalnya, bila target pasar adalah ibu muda, pesan kamu harus fokus pada manfaat produk yang dapat memudahkan kehidupan sehari-hari mereka, seperti kemudahan penggunaan atau keamanan untuk anak-anak. Sementara itu, bila target pasar adalah profesional muda, pesan mungkin lebih menekankan pada efisiensi, gaya, atau status sosial.

Pesan yang relevan juga harus disesuaikan dengan nilai dan aspirasi segmen target. Misalnya, merek yang menargetkan konsumen ramah lingkungan mungkin akan menonjolkan komitmen mereka terhadap keberlanjutan dan tanggung jawab sosial.

5. Pemilihan Saluran Pemasaran yang Tepat

Tidak semua saluran pemasaran cocok untuk setiap segmen pasar. Perusahaan perlu memilih saluran yang paling efektif untuk menjangkau audiens target mereka. Pemilihan saluran ini harus didasarkan pada kebiasaan dan preferensi konsumen dalam segmen tersebut.

  • Media Sosial: Cocok untuk target pasar remaja dan milenial yang aktif di platform seperti Instagram, TikTok, atau Twitter.
  • Email Marketing: Efektif untuk menjangkau profesional atau pelanggan yang lebih tua yang cenderung memeriksa email secara teratur.
  • Iklan Berbayar: Dapat digunakan untuk menjangkau audiens yang lebih luas melalui Google Ads atau Facebook Ads.
  • Event dan Sponsorship: Cocok untuk segmen yang menghargai pengalaman langsung, seperti penggemar olahraga atau musik.

Dengan memilih saluran yang tepat, perusahaan dapat memastikan bahwa pesan mereka sampai ke audiens yang dituju dengan cara yang paling efektif.

6. Pemantauan dan Evaluasi

Langkah terakhir dalam strategi market targeting adalah memantau dan mengevaluasi kinerja kampanye pemasaran. Perusahaan perlu melacak metrik kunci seperti tingkat konversi, kepuasan pelanggan, dan ROI (Return on Investment). Ini dapat dilakukan melalui berbagai alat analitik, seperti Google Analytics, survei pelanggan, atau sistem manajemen hubungan pelanggan (CRM).

Pemantauan ini memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan melakukan penyesuaian yang diperlukan. Misalnya, bila sebuah kampanye di media sosial tidak menghasilkan konversi yang diharapkan, perusahaan mungkin perlu mengubah pesan atau beralih ke saluran lain.

Selain itu, perusahaan juga perlu terus memantau perubahan dalam perilaku dan preferensi konsumen. Dengan melakukan ini, mereka dapat tetap relevan dan responsif terhadap kebutuhan pasar yang terus berkembang.

Contoh Penerapan Market Targeting

Salah satu contoh sukses penerapan market targeting adalah perusahaan Nike. Nike tidak mencoba menjual produknya kepada semua orang. Sebaliknya, mereka fokus pada segmen pasar tertentu, seperti atlet profesional, pelari amatir, dan penggemar gaya hidup sehat. Dengan memahami kebutuhan dan keinginan segmen ini, Nike dapat menciptakan produk dan kampanye pemasaran yang sangat relevan, seperti iklan “Just Do It” yang menginspirasi dan memotivasi target pasar mereka.

Tantangan dalam Market Targeting

Meskipun market targeting menawarkan banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang perlu diwaspadai:

1. Perubahan Perilaku Konsumen yang Cepat

Di era digital seperti sekarang, perilaku dan preferensi konsumen dapat berubah dengan sangat cepat. Tren yang populer hari ini mungkin sudah usang besok, dan apa yang diinginkan konsumen kemarin mungkin tidak lagi relevan hari ini. Misalnya, selama pandemi COVID-19, banyak konsumen beralih ke belanja online, dan preferensi mereka terhadap produk kesehatan serta kebersihan meningkat drastis. Perusahaan yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan ini bisa kehilangan relevansi di mata konsumen.

Untuk mengatasi tantangan ini, perusahaan perlu terus memantau tren pasar dan melakukan riset konsumen secara berkala. Mereka juga harus fleksibel dalam menyesuaikan strategi pemasaran mereka agar tetap selaras dengan kebutuhan dan keinginan konsumen yang terus berkembang. Misalnya, dengan menggunakan alat analitik dan data real-time, perusahaan dapat mengidentifikasi perubahan perilaku konsumen lebih cepat dan meresponsnya dengan langkah-langkah yang tepat.

2. Persaingan yang Semakin Ketat

Semakin banyak perusahaan yang menyadari pentingnya market targeting, sehingga persaingan dalam segmen pasar tertentu bisa menjadi sangat ketat. Ketika banyak pemain berusaha melayani segmen yang sama, perusahaan harus bekerja lebih keras untuk membedakan diri dari pesaing. Misalnya, dalam industri teknologi, banyak perusahaan menargetkan segmen profesional muda dengan produk yang serupa, seperti laptop ringan dan stylish. Hal ini membuat persaingan semakin sengit.

Untuk tetap unggul dalam persaingan, perusahaan perlu terus berinovasi dalam hal produk, layanan, dan strategi pemasaran. Mereka harus menawarkan nilai tambah yang tidak dimiliki oleh pesaing, seperti fitur unik, layanan pelanggan yang luar biasa, atau pengalaman pelanggan yang memukau. Selain itu, membangun brand loyalty melalui hubungan emosional dengan pelanggan juga dapat membantu perusahaan mempertahankan posisi mereka di pasar.

3. Keterbatasan Sumber Daya

Menargetkan segmen pasar tertentu membutuhkan sumber daya yang signifikan, termasuk waktu, tenaga, dan anggaran. Perusahaan perlu melakukan riset pasar, mengembangkan produk yang sesuai, menciptakan kampanye pemasaran yang relevan, dan memilih saluran distribusi yang tepat. Bagi perusahaan kecil atau startup dengan sumber daya terbatas, hal ini bisa menjadi tantangan besar.

Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya, perusahaan kecil dapat memulai dengan fokus pada segmen niche yang belum banyak dilayani oleh pesaing besar. Dengan cara ini, mereka dapat meminimalkan persaingan dan memaksimalkan dampak dari sumber daya yang mereka miliki. Selain itu, perusahaan juga dapat memanfaatkan teknologi dan alat digital yang lebih terjangkau, seperti media sosial dan platform pemasaran online, untuk menjangkau audiens target mereka tanpa harus mengeluarkan biaya besar.

4. Risiko Over-Segmentasi

Salah satu risiko yang sering dihadapi dalam market targeting adalah over-segmentasi, yaitu membagi pasar menjadi terlalu banyak segmen kecil sehingga sulit untuk melayani semuanya secara efektif. Over-segmentasi dapat menyebabkan perusahaan kehilangan fokus dan menghamburkan sumber daya pada segmen yang tidak menghasilkan keuntungan signifikan.

Untuk menghindari over-segmentasi, perusahaan perlu menyeimbangkan antara spesialisasi dan skalabilitas. Mereka harus memilih segmen yang cukup besar untuk menghasilkan keuntungan tetapi tetap spesifik untuk memastikan relevansi pesan pemasaran. Selain itu, perusahaan juga dapat mempertimbangkan untuk menggabungkan beberapa segmen yang memiliki karakteristik serupa untuk mempermudah proses pemasaran.

5. Kesulitan dalam Mengukur Keberhasilan

Meskipun market targeting dirancang untuk meningkatkan efektivitas pemasaran, mengukur keberhasilan strategi ini bisa menjadi tantangan tersendiri. Perusahaan perlu melacak berbagai metrik, seperti tingkat konversi, kepuasan pelanggan, dan ROI, untuk mengevaluasi kinerja kampanye mereka. Namun, tidak semua metrik mudah diukur, terutama ketika menyangkut aspek kualitatif seperti loyalitas merek atau pengalaman pelanggan.

Untuk mengatasi tantangan ini, perusahaan perlu menggunakan alat analitik yang canggih dan mengintegrasikan data dari berbagai sumber, seperti website, media sosial, dan sistem CRM. Selain itu, mereka juga dapat melakukan survei pelanggan secara berkala untuk mendapatkan umpan balik langsung dan memahami bagaimana strategi market targeting mereka memengaruhi kepuasan dan loyalitas pelanggan.

6. Tantangan dalam Personalisasi yang Berlebihan

Meskipun personalisasi adalah kunci dalam market targeting, terlalu banyak personalisasi bisa menjadi bumerang. Konsumen mungkin merasa tidak nyaman jika mereka merasa perusahaan tahu terlalu banyak tentang kehidupan pribadi mereka. Selain itu, personalisasi yang berlebihan juga bisa membuat perusahaan kehilangan kesempatan untuk menarik pelanggan baru di luar segmen target mereka.

Untuk menghindari personalisasi yang berlebihan, perusahaan perlu menemukan keseimbangan yang tepat antara relevansi dan privasi. Mereka harus memastikan bahwa personalisasi yang mereka lakukan tidak mengganggu atau membuat konsumen merasa tidak nyaman. Misalnya, dengan memberikan opsi kepada konsumen untuk memilih jenis informasi yang mereka terima atau dengan menggunakan data secara etis dan transparan.

Penutup

Dalam dunia yang terus berubah, market targeting bukanlah pilihan, melainkan kebutuhan. Perusahaan yang mampu memahami dan memenuhi kebutuhan segmen pasar tertentu akan lebih mungkin bertahan dan berkembang dalam persaingan yang ketat. Seperti yang dikatakan oleh Philip Kotler, “Pemasaran yang baik adalah tentang memahami kebutuhan pelanggan dan memenuhi mereka dengan cara yang lebih baik daripada pesaing.” Dengan market targeting, kamu dapat melakukan hal itu.

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Baca juga:

Referensi

  1. Armstrong, G., & Kotler, P. (2020). Marketing: An Introduction. Pearson.
  2. Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management (15th ed.). Pearson.
  3. Salesforce. (2020). State of Marketing Report. Diambil dari https://www.salesforce.com/resources/research-reports/state-of-marketing/
    Scroll to Top