Jenis, Manfaat, Strategi, dan Contoh Efisiensi Bisnis

Efisiensi Bisnis

Efisiensi bisnis dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, menjadi salah satu faktor kunci yang menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Efisiensi bisnis bukan hanya tentang menghemat biaya, tetapi juga tentang bagaimana perusahaan dapat memaksimalkan penggunaan sumber daya yang ada untuk mencapai hasil yang optimal.

Pengertian Efisiensi Bisnis

Efisiensi bisnis dapat diartikan sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan output (hasil) yang maksimal dengan menggunakan input (sumber daya) yang minimal. Dalam konteks bisnis, efisiensi berarti mengelola waktu, tenaga kerja, modal, dan bahan baku dengan cara yang paling produktif dan hemat biaya. Tujuan utama dari efisiensi bisnis adalah untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan mengurangi biaya operasional dan meningkatkan produktivitas.

Menurut Heizer dan Render (2016), efisiensi dalam bisnis dapat diukur dengan membandingkan output yang dihasilkan dengan sumber daya yang digunakan. Semakin sedikit sumber daya yang digunakan untuk mencapai hasil tertentu, semakin efisien suatu bisnis dalam operasinya. Efisiensi juga mencakup berbagai aspek, termasuk efisiensi operasional, efisiensi biaya, dan efisiensi tenaga kerja.

Dalam dunia bisnis modern, efisiensi menjadi faktor kunci dalam menjaga daya saing. Porter (1985) menjelaskan bahwa perusahaan yang mampu meningkatkan efisiensi akan memiliki keunggulan kompetitif karena dapat menawarkan produk atau layanan dengan harga lebih rendah tanpa mengorbankan kualitas. Oleh karena itu, banyak perusahaan menerapkan strategi efisiensi seperti otomatisasi, penggunaan teknologi informasi, dan optimalisasi rantai pasok untuk meningkatkan efektivitas operasional mereka.

Selain itu, Drucker (1999) menekankan bahwa efisiensi bukan hanya tentang pemotongan biaya, tetapi juga tentang bagaimana perusahaan dapat menggunakan sumber daya yang ada secara lebih baik untuk mencapai tujuan bisnisnya. Dengan demikian, efisiensi bisnis tidak hanya berdampak pada pengurangan biaya, tetapi juga pada peningkatan inovasi, pelayanan pelanggan, dan kualitas produk.

Dari perspektif manajemen keuangan, Brigham dan Houston (2018) menyoroti bahwa efisiensi keuangan berperan penting dalam menjaga stabilitas perusahaan. Pengelolaan keuangan yang efisien memungkinkan perusahaan untuk mengalokasikan modal dengan optimal, menghindari pemborosan, dan meningkatkan arus kas.

Jenis-Jenis Efisiensi Bisnis

Efisiensi dalam bisnis mencakup berbagai aspek yang membantu perusahaan meningkatkan produktivitas dan profitabilitas dengan memanfaatkan sumber daya secara optimal. Menurut Heizer & Render (2016), efisiensi dalam bisnis dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis berikut:

1. Efisiensi Proses

Efisiensi proses berkaitan dengan bagaimana perusahaan dapat menyederhanakan dan mempercepat alur kerja. Dengan mengoptimalkan proses, perusahaan dapat mengurangi waktu dan biaya produksi tanpa mengorbankan kualitas produk atau layanan. Hammer & Champy (2001), penerapan Business Process Reengineering (BPR) dapat meningkatkan efisiensi dengan mendesain ulang proses bisnis secara radikal. Contoh: Penggunaan Enterprise Resource Planning (ERP) untuk mengotomatisasi tugas-tugas rutin sehingga karyawan dapat fokus pada pekerjaan yang lebih strategis.

2. Efisiensi Operasional

Efisiensi operasional adalah tentang mengelola seluruh operasional bisnis agar berjalan lebih lancar dan hemat biaya. Ini mencakup optimasi rantai pasokan, logistik, dan manajemen inventaris. Chopra & Meindl (2019) menekankan bahwa rantai pasokan yang efisien dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan respons terhadap permintaan pelanggan. Contoh: Implementasi Just-in-Time (JIT) untuk mengurangi inventaris berlebih dan meminimalkan pemborosan.

3. Efisiensi Energi

Di era yang semakin peduli terhadap lingkungan, efisiensi energi menjadi sangat penting. Menggunakan sumber daya energi secara bijak tidak hanya menghemat biaya tetapi juga membantu menjaga lingkungan. Strategi efisiensi energi dalam bisnis dapat meningkatkan daya saing dengan mengurangi biaya operasional dan meningkatkan keberlanjutan (Porter & van der Linde, 1995). Contoh: Menggunakan lampu LED hemat energi atau sistem pendingin hemat listrik dalam fasilitas produksi.

4. Efisiensi Keuangan

Efisiensi keuangan berarti mengelola keuangan dengan lebih cermat, mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, dan menginvestasikan dana pada hal-hal yang benar-benar memberikan nilai tambah. Brigham & Houston (2018) menegaskan pentingnya manajemen keuangan strategis untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan bisnis. Contoh: Melakukan audit keuangan secara rutin untuk menemukan area pemborosan dan memperbaikinya.

5. Efisiensi Sumber Daya Manusia

Mengelola tenaga kerja dengan cara yang lebih efisien adalah kunci sukses bisnis. Robbins & Judge (2019) menyebutkan bahwa peningkatan efisiensi tenaga kerja dapat dicapai melalui pelatihan dan pengembangan keterampilan yang tepat. Contoh: Menggunakan sistem Human Resource Information System (HRIS) untuk meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan tenaga kerja.

6. Efisiensi Ekologis (Eco-Efficiency)

Efisiensi ekologis berfokus pada bagaimana bisnis bisa beroperasi dengan dampak lingkungan yang minimal. Menurut Schaltegger & Sturm (1990), eco-efficiency membantu bisnis mengurangi dampak lingkungan tanpa mengurangi produktivitas atau keuntungan. Contoh: Daur ulang material produksi dan penggunaan bahan baku yang lebih ramah lingkungan dalam pembuatan produk.

7. Efisiensi Produktivitas Tenaga Kerja

Mengukur seberapa banyak pekerjaan yang bisa diselesaikan karyawan dalam waktu tertentu sangat penting. Dengan memberikan alat dan teknologi yang tepat, perusahaan bisa meningkatkan produktivitas tanpa menambah beban kerja. Peningkatan produktivitas tenaga kerja berkaitan erat dengan pemanfaatan teknologi dan peningkatan keterampilan individu. Contoh: Implementasi software kolaborasi kerja seperti Slack atau Trello untuk meningkatkan efisiensi komunikasi dan manajemen tugas.

Manfaat Efisiensi Bisnis

Berikut adalah beberapa manfaat utama dari efisiensi bisnis:

1. Pengurangan Biaya Operasional

Efisiensi bisnis membantu perusahaan mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan dalam proses operasional. Ini mencakup pengurangan biaya produksi, logistik, energi, serta biaya tenaga kerja yang tidak produktif.

Contoh:

  • Implementasi Just-in-Time (JIT) dapat mengurangi biaya penyimpanan inventaris yang berlebihan (Chopra & Meindl, 2019).
  • Penggunaan teknologi Enterprise Resource Planning (ERP) memungkinkan perusahaan mengurangi biaya administratif dengan otomatisasi berbagai tugas operasional.

Dengan menekan biaya operasional, perusahaan dapat meningkatkan margin keuntungan tanpa harus menaikkan harga produk atau layanan.

2. Peningkatan Produktivitas

Efisiensi bisnis berkaitan erat dengan peningkatan produktivitas tenaga kerja dan proses bisnis. Dengan sistem kerja yang lebih baik, karyawan dapat bekerja lebih efektif dan menyelesaikan tugas dalam waktu yang lebih singkat.

Contoh:

  • Penggunaan robotika dan otomasi dalam lini produksi dapat meningkatkan jumlah output tanpa meningkatkan jumlah tenaga kerja (Brynjolfsson & McAfee, 2014).
  • Implementasi software manajemen proyek seperti Trello atau Asana membantu meningkatkan koordinasi dan efektivitas kerja tim.

Efisiensi dalam bisnis bukan hanya mengurangi tenaga kerja, tetapi juga memastikan bahwa setiap tenaga kerja dapat memberikan hasil maksimal dengan sumber daya yang ada (Drucker, 1999).

3. Kualitas Produk yang Lebih Baik

Efisiensi tidak hanya berfokus pada pengurangan biaya, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas produk. Proses yang lebih efisien membantu perusahaan memastikan standar kualitas tetap terjaga.

Contoh:

  • Penggunaan Total Quality Management (TQM) memungkinkan perusahaan meningkatkan kontrol kualitas dengan mendeteksi kesalahan produksi lebih awal (Juran, 1988).
  • Sistem Six Sigma membantu mengurangi variabilitas dalam produksi, yang berdampak pada produk yang lebih konsisten dan berkualitas tinggi.

Dengan menjaga kualitas produk tetap optimal, perusahaan dapat meningkatkan reputasi merek dan membangun kepercayaan pelanggan.

4. Kepuasan Pelanggan yang Lebih Tinggi

Dengan efisiensi operasional yang baik, perusahaan dapat menyediakan layanan lebih cepat dan lebih baik kepada pelanggan, sehingga meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.

Contoh:

  • Perusahaan e-commerce yang menerapkan sistem logistik same-day delivery dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dengan pengiriman lebih cepat (Christopher, 2016).
  • Penggunaan AI chatbot dalam layanan pelanggan dapat mempercepat respons terhadap pertanyaan dan keluhan pelanggan, meningkatkan pengalaman pengguna.

Pelanggan yang puas lebih cenderung menjadi pelanggan loyal dan melakukan pembelian berulang, yang berdampak positif pada pendapatan jangka panjang perusahaan.

5. Keunggulan Kompetitif

Perusahaan yang memiliki efisiensi tinggi dapat menawarkan harga lebih kompetitif, meningkatkan kualitas layanan, dan mempercepat waktu respon terhadap pasar. Hal ini memberikan keunggulan kompetitif dibandingkan pesaing yang masih memiliki proses bisnis yang tidak efisien.

Contoh:

  • Amazon berhasil menguasai pasar ritel online dengan sistem logistik yang sangat efisien, memungkinkan mereka menawarkan harga yang lebih rendah dan pengiriman lebih cepat dibandingkan pesaing (Stone, 2013).
  • Toyota menjadi pemimpin industri otomotif dengan menerapkan sistem Lean Manufacturing, yang memungkinkan produksi kendaraan dengan kualitas tinggi dan biaya rendah.

Efisiensi bisnis dapat menjadi strategi diferensiasi atau strategi biaya rendah, yang keduanya merupakan faktor utama dalam menciptakan keunggulan kompetitif.

Strategi untuk Meningkatkan Efisiensi Bisnis

Dengan menerapkan strategi yang tepat, bisnis dapat mengoptimalkan sumber daya, meningkatkan produktivitas, dan mengurangi pemborosan. Berikut adalah beberapa strategi efektif untuk meningkatkan efisiensi bisnis:

1. Otomatisasi Proses

Salah satu cara paling efektif untuk meningkatkan efisiensi adalah dengan mengotomatisasi proses yang memakan waktu dan sering dilakukan berulang kali. Dengan teknologi yang tepat, perusahaan dapat menghemat tenaga kerja, mengurangi kesalahan manusia, dan meningkatkan akurasi operasional.

Contoh Implementasi:

  • Menggunakan software akuntansi otomatis seperti QuickBooks atau Xero untuk mengelola keuangan dengan lebih efisien.
  • Memanfaatkan chatbot AI untuk menangani pertanyaan pelanggan tanpa perlu intervensi manusia secara langsung.
  • Menggunakan sistem manajemen proyek seperti Trello atau Asana untuk mengoordinasikan tugas antar tim dengan lebih baik.

Menurut laporan McKinsey (2021), otomatisasi dapat meningkatkan efisiensi operasional hingga 30% dan mengurangi biaya tenaga kerja secara signifikan.

2. Komunikasi Terbuka

Komunikasi yang jelas dan terbuka dalam tim sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman dan meningkatkan koordinasi kerja. Tanpa komunikasi yang baik, banyak tugas bisa terlambat atau dikerjakan dengan cara yang tidak sesuai.

Cara Meningkatkan Komunikasi:

  • Gunakan aplikasi komunikasi tim seperti Slack atau Microsoft Teams untuk memudahkan koordinasi dalam pekerjaan.
  • Terapkan kebijakan komunikasi yang transparan, misalnya dengan melakukan briefing pagi atau pertemuan mingguan secara rutin.
  • Gunakan dashboard kolaboratif seperti Google Workspace atau Notion untuk memastikan semua anggota tim memiliki akses ke informasi penting secara real-time.

Perusahaan dengan komunikasi internal yang baik dapat meningkatkan produktivitas karyawan hingga 25% (Harvard Business Review)

3. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan

Investasi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan akan berdampak pada peningkatan produktivitas dan efisiensi kerja. Karyawan yang memiliki keterampilan yang diperbarui secara berkala dapat bekerja lebih efektif dan memberikan hasil yang lebih baik.

Strategi Pelatihan yang Efektif:

  • Menyediakan pelatihan berbasis teknologi melalui platform seperti Coursera, Udemy, atau LinkedIn Learning.
  • Mengadakan workshop internal untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman di antara sesama karyawan.
  • Mengimplementasikan mentorship program di mana karyawan senior membimbing karyawan junior untuk meningkatkan efisiensi kerja.

Menurut penelitian dari Deloitte, perusahaan yang berinvestasi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan mengalami peningkatan produktivitas hingga 24%.

4. Analisis Data untuk Pengambilan Keputusan

Penggunaan data dalam pengambilan keputusan dapat membantu bisnis mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan serta peluang untuk meningkatkan efisiensi.

Contoh Pemanfaatan Data:

  • Analisis data penjualan untuk mengetahui produk yang paling laku dan mengoptimalkan stok barang.
  • Menggunakan AI dan machine learning untuk memprediksi tren pasar dan mengatur strategi bisnis dengan lebih akurat.
  • Menganalisis produktivitas karyawan untuk menemukan pola kerja yang paling efektif dan menghindari bottleneck dalam operasional.

Perusahaan yang berbasis data dapat meningkatkan efisiensi operasional hingga 20% dibandingkan yang tidak memanfaatkannya.

5. Pengelolaan Waktu yang Efektif

Manajemen waktu yang baik adalah kunci untuk meningkatkan produktivitas dan menghindari pekerjaan yang tidak perlu. Karyawan yang mampu mengelola waktu dengan baik akan lebih fokus dalam menyelesaikan tugas dan mengurangi waktu yang terbuang.

Teknik Manajemen Waktu yang Efektif:

  • Metode Pomodoro: Membagi waktu kerja menjadi sesi-sesi pendek (misalnya 25 menit kerja, 5 menit istirahat) untuk meningkatkan fokus.
  • Eisenhower Matrix: Menentukan prioritas pekerjaan berdasarkan urgensi dan kepentingannya.
  • Time Blocking: Menjadwalkan tugas dalam blok waktu tertentu untuk meningkatkan efisiensi kerja.

Menurut American Psychological Association, manajemen waktu yang efektif dapat meningkatkan produktivitas hingga 45%.

6. Outsourcing Tugas Non-Inti

Tidak semua tugas harus dilakukan oleh tim internal. Mengalihdayakan pekerjaan tertentu ke pihak ketiga dapat meningkatkan efisiensi dengan mengurangi beban kerja internal dan memungkinkan tim fokus pada hal-hal yang lebih strategis.

Tugas yang Cocok untuk Outsourcing:

  • Layanan IT dan keamanan siber untuk memastikan infrastruktur digital tetap optimal.
  • Layanan administrasi dan keuangan seperti penggajian dan perpajakan yang dapat dilakukan oleh perusahaan jasa keuangan.
  • Logistik dan distribusi untuk bisnis e-commerce guna memastikan pengiriman produk lebih cepat dan efisien.

Perusahaan yang menerapkan outsourcing secara strategis dapat menghemat biaya operasional hingga 40% (Deloitte).

7. Membatasi Interupsi dalam Pekerjaan

Interupsi yang terlalu sering dapat mengganggu konsentrasi karyawan dan menurunkan efisiensi kerja. Meskipun komunikasi sangat penting, tetapi perlu ada batasan agar tidak menghambat produktivitas.

Cara Mengurangi Interupsi:

  • Tetapkan waktu khusus untuk rapat agar tidak mengganggu jam kerja yang produktif.
  • Gunakan mode “Do Not Disturb” pada aplikasi komunikasi agar karyawan bisa fokus menyelesaikan pekerjaan tanpa gangguan.
  • Gunakan sistem kerja berbasis “deep work”, di mana tim dapat fokus bekerja dalam waktu tertentu tanpa gangguan eksternal.

Penelitian dari UC Irvine, butuh rata-rata 23 menit untuk kembali fokus setelah terganggu oleh interupsi.

8. Penggunaan Teknologi Tepat Guna

Memanfaatkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan bisnis dapat meningkatkan efisiensi operasional secara signifikan.

Teknologi yang Bisa Digunakan:

  • ERP (Enterprise Resource Planning) untuk mengintegrasikan proses bisnis dalam satu sistem.
  • CRM (Customer Relationship Management) seperti Salesforce untuk meningkatkan layanan pelanggan.
  • AI dan chatbot untuk meningkatkan efisiensi layanan pelanggan dan otomatisasi tugas administratif.

Berdasarkan PwC, perusahaan yang mengadopsi teknologi tepat guna dapat meningkatkan efisiensi bisnis hingga 35%.

Perusahaan yang Sukses Meningkatkan Efisiensi Bisnis

Berikut ini contoh perusahaan yang berhasil meningkatkan efisiensi bisnis.

1. Toyota

Toyota dikenal dengan Toyota Production System (TPS), sebuah pendekatan manufaktur yang sangat efisien dan telah menjadi standar industri otomotif. TPS berfokus pada pengurangan waste (pemborosan) dan peningkatan kualitas melalui dua prinsip utama: Just-In-Time (JIT) dan Kaizen (perbaikan berkelanjutan) (Ohno, 1988).

  • Just-In-Time (JIT) memastikan bahwa produksi hanya dilakukan ketika ada permintaan, sehingga mengurangi kebutuhan inventaris berlebih dan biaya penyimpanan (Liker, 2004).
  • Toyota menerapkan filosofi Kaizen, yang berarti setiap karyawan dari semua tingkatan terus mencari cara untuk meningkatkan proses dan efisiensi (Imai, 1997).

Hasilnya, Toyota menjadi salah satu produsen mobil terbesar di dunia dengan biaya produksi yang lebih rendah dibandingkan kompetitornya, serta mempertahankan standar kualitas tinggi (Womack, Jones, & Roos, 1990).

2. Amazon

Amazon telah merevolusi industri e-commerce dengan menggunakan teknologi canggih untuk meningkatkan efisiensi dalam rantai pasokan dan logistik. Beberapa strategi utama yang digunakan Amazon meliputi:

  • Amazon menggunakan Automated Warehousing untuk mempercepat pemrosesan pesanan dan mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manual (Stone, 2013).
  • Predictive Analytics membantu Amazon memprediksi pola pembelian pelanggan, sehingga dapat mengatur stok barang dengan lebih efisien (Brynjolfsson & McAfee, 2014).
  • Dengan mengembangkan Same-Day Delivery & Last-Mile Optimization dan bermitra dengan penyedia layanan pengiriman, Amazon mampu menawarkan pengiriman cepat yang meningkatkan kepuasan pelanggan (Hofmann & Rüsch, 2017).

Efisiensi operasional ini telah menjadikan Amazon sebagai pemimpin global dalam e-commerce, memungkinkan mereka menawarkan layanan berkualitas tinggi dengan biaya yang kompetitif.

3. Unilever

Unilever telah berhasil meningkatkan efisiensi bisnisnya dengan menerapkan strategi keberlanjutan yang inovatif. Perusahaan ini memiliki target untuk mengurangi jejak karbon dan penggunaan energi dalam operasi globalnya. Beberapa inisiatif utama meliputi:

  • Unilever beralih ke energi terbarukan di banyak fasilitas produksinya, yang membantu mengurangi biaya energi dalam jangka panjang (Unilever, 2021).
  • Melalui program Sustainable Living Plan, Unilever telah mengurangi konsumsi air dan limbah dalam proses manufaktur (Rashid, 2019).
  • Unilever menerapkan Circular Economy pada produknya, yang tidak hanya menghemat biaya tetapi juga meningkatkan citra merek sebagai perusahaan yang peduli terhadap lingkungan (Ellen MacArthur Foundation, 2020).

Keberhasilan Unilever dalam efisiensi energi dan keberlanjutan telah membantunya mempertahankan daya saing di pasar global, sekaligus menarik konsumen yang semakin peduli terhadap lingkungan.

Tantangan dalam Meningkatkan Efisiensi Bisnis

Inilah beberapa tantagan dalam meningkatkan efisiensi bisnis pada perusahaan pada umumnya.

1. Perubahan Budaya Organisasi

Meningkatkan efisiensi bisnis seringkali memerlukan perubahan budaya organisasi. Karyawan mungkin resisten terhadap perubahan, terutama jika mereka merasa bahwa perubahan tersebut akan menambah beban kerja mereka. Oleh karena itu, penting untuk melibatkan karyawan dalam proses perubahan dan memberikan pelatihan yang memadai.

2. Investasi Awal yang Besar

Beberapa strategi untuk meningkatkan efisiensi, seperti otomatisasi dan penggunaan teknologi canggih, memerlukan investasi awal yang besar. Perusahaan perlu mempertimbangkan dengan cermat apakah investasi tersebut akan memberikan return of investment (ROI) yang memadai dalam jangka panjang.

3. Kompleksitas Proses

Beberapa proses bisnis mungkin sangat kompleks dan sulit untuk dioptimalkan. Perusahaan perlu melakukan analisis mendalam untuk mengidentifikasi area yang dapat ditingkatkan dan mengembangkan solusi yang efektif.

4. Keterbatasan Sumber Daya

Perusahaan kecil dan menengah mungkin menghadapi keterbatasan sumber daya, baik dalam hal keuangan maupun tenaga kerja. Namun, dengan perencanaan yang baik dan prioritas yang jelas, perusahaan kecil juga dapat meningkatkan efisiensi bisnis mereka.

Penutup

Dengan terus mengeksplorasi cara-cara baru untuk meningkatkan efisiensi, perusahaan dapat tetap kompetitif dan sukses dalam menghadapi tantangan bisnis yang terus berubah.

Baca juga:

    Referensi

    • Deloitte. (2021). Outsourcing and cost-saving strategies for businesses. Deloitte Insights.
    • Forbes. (2022). Data-driven decision making: How companies gain competitive advantage.
    • Harvard Business Review. (2020). The impact of effective communication on team productivity.
    • McKinsey & Company. (2021). Automation and its impact on operational efficiency. McKinsey Global Institute.
    • PwC. (2022). How technology adoption enhances business efficiency.
    • University of California, Irvine. (2019). The cost of workplace interruptions on employee focus.
    • Brynjolfsson, E., & McAfee, A. (2014). The Second Machine Age: Work, Progress, and Prosperity in a Time of Brilliant Technologies. W. W. Norton & Company.
    • Ellen MacArthur Foundation. (2020). Unilever’s Circular Economy Strategy.
    • Hofmann, E., & Rüsch, M. (2017). Industry 4.0 and the current status as well as future prospects on logistics. Computers in Industry, 89, 23-34.
    • Imai, M. (1997). Gemba Kaizen: A Commonsense, Low-Cost Approach to Management. McGraw-Hill Education.
    • Liker, J. K. (2004). The Toyota Way: 14 Management Principles from the World’s Greatest Manufacturer. McGraw-Hill Education.
    • Ohno, T. (1988). Toyota Production System: Beyond Large-Scale Production. Productivity Press.
    • Rashid, N. (2019). Sustainable Business Practices in the FMCG Industry: Unilever Case Study. Journal of Business Ethics, 155(3), 653-671.
    • Stone, B. (2013). The Everything Store: Jeff Bezos and the Age of Amazon. Little, Brown and Company.
    • Unilever. (2021). Annual Sustainability Report 2021.
    • Womack, J. P., Jones, D. T., & Roos, D. (1990). The Machine That Changed the World: The Story of Lean Production. Harper Perennial.
    Scroll to Top